Perbedaan Neurotik dan Psikotik Kondisi Mental

Apakah kamu pernah mendengar istilah "neurosis" dan "psikosis"? Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan terkait tingkat keparahannya.

Kerpibadian, Klinis3397 Views

Logos Indonesia – Apakah kamu pernah mendengar istilah “neurosis” dan “psikosis”? Mungkin terdengar asing dan rumit, terutama jika kamu tidak memiliki latar belakang di bidang psikologi atau psikiatri. Namun, jangan khawatir! Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara neurosis dan psikosis dengan bahasa yang lebih santai dan mudah dipahami. Jadi, mari kita mulai dan membahas kedua istilah kondisi psikologis mental ini.

Apa Perbedaan Antara Neurosis dan Psikosis?

Sebelum kita membahas lebih jauh, penting untuk mengetahui bahwa neurosis dan psikosis adalah istilah yang digunakan dalam bidang psikiatri. Kedua istilah itu untuk menggambarkan kondisi mental tertentu. Meskipun keduanya terkait dengan kesehatan mental, tapi mereka memiliki perbedaan yang signifikan. Baik itu dalam gejala maupun pengaruhnya terhadap individu yang mengalaminya. Berikut ini adalah perbedaan antara neurosis dan psikosis.

1.Neurosis

Mari kita mulai dengan membahas neurosis terlebih dahulu. Neurosis adalah kondisi mental yang ditandai dengan tingkat kecemasan yang tinggi, ketegangan emosional, dan perilaku maladaptif. Orang-orang dengan neurosis umumnya memiliki kekhawatiran yang berlebihan, takut, atau cemas yang tidak proporsional terhadap situasi yang dihadapi.

Beberapa contoh gejala neurosis meliputi kecemasan berlebihan, fobia, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan gangguan panik. Individu dengan neurosis umumnya menyadari bahwa ketakutan atau kecemasan mereka berlebihan. Tetapi mereka kesulitan untuk mengendalikannya.

Jadi, neurosis lebih umum di derita oleh sebagian besar orang dari pada psikosis. Karena dari segi tingkat keparahannya, neurosis masih di tahap ringan hingga sedang. Namun, tetap saja perlu penanganan yang sama pengingnya dengan penderita psikosis. Karena itu, sangat di sarankan untuk segera berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Psikosis

Sekarang, kita beralih ke psikosis. Psikosis adalah kondisi mental yang lebih serius daripada neurosis. Pada individu dengan psikosis, terjadi gangguan pada persepsi, pikiran, dan realitas. Mereka mungkin mengalami gejala seperti delusi (keyakinan yang salah dan tidak masuk akal). Mereka juga mungkin mengalami halusinasi (mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata). Kemudian, bisa saja disertai dengan gangguan pikiran dan gangguan afeksi.

Contoh kondisi psikosis yang paling umum adalah skizofrenia. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang dengan psikosis memiliki skizofrenia. Psikosis juga bisa terjadi pada kondisi mental lainnya, seperti gangguan bipolar atau depresi psikotik.

Jadi, ketegori kondisi psikosis ini lebih merujuk pada gangguan mental yang sudah sangat serius. Perlunya penanganan ekstra dan pemulihan yang lama. Karena sudah mempengaruhi bagian terpenting dalam kehidupan, yaitu otak.

Apakah Psikosis dan Psikotik Sama?

Mungkin kamu pernah mendengar istilah “psikotik” digunakan sebagai sinonim untuk “psikosis”. Namun, sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya. Psikosis mengacu pada kondisi mental yang lebih luas, sementara psikotik merujuk pada individu yang sedang mengalami gejala psikosis.

Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan sedang psikotik ketika dia sedang mengalami gejala psikosis, seperti delusi atau halusinasi. Namun, jika gejala psikosisnya tidak ada atau dalam keadaan remisi, individu tersebut tidak lagi dapat disebut psikotik.

Apa Perbedaan Psikotik dan Skizofrenia?

Terakhir, mari kita bahas perbedaan antara psikotik dan skizofrenia. Psikotik adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan individu yang sedang mengalami gejala psikosis. Sedangkan skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan mental yang dapat menyebabkan psikosis.

Skizofrenia adalah kondisi yang kompleks dan serius yang melibatkan gangguan pikiran, persepsi, dan emosi. Penderita skizofrenia mungkin mengalami gejala seperti delusi, halusinasi, gangguan pikiran yang tidak koheren, dan penurunan fungsi kognitif. Skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja atau dewasa awal.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang psikotik memiliki skizofrenia. Psikosis dapat terjadi dalam berbagai kondisi mental, termasuk gangguan bipolar, depresi psikotik, dan penyakit otak lainnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Mengatasi Rasa Keinginan Bunuh Diri yang Bertanda Depresi

Setelah membahas tentang perbedaan antara neurosis dan psikosis. Maka kita sudah bisa memahami perbedaan dari kedua istilah yang sering di sebutkan dalam dunia psikologi klinis. Neurosis melibatkan tingkat kecemasan yang tinggi dan perilaku maladaptif, sementara psikosis adalah kondisi yang lebih serius yang melibatkan gangguan persepsi dan pikiran. Psikotik mengacu pada individu yang sedang mengalami gejala psikosis, sedangkan skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan mental yang dapat menyebabkan psikosis.

Penting untuk diingat bahwa artikel ini hanya memberikan pemahaman umum mengenai topik ini. Karena itu, bukan pengganti diagnosa atau saran medis profesional. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala yang mencurigakan atau mengganggu, disarankan untuk mencari bantuan dari tenaga medis yang berkualifikasi.

Semoga artikel ini telah membantu memperjelas perbedaan antara neurosis dan psikosis. Jika kamu ingin belajar lebih lanjut tentang topik ini. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental yang dapat memberikan informasi yang lebih rinci. Tentu saja telah disesuai dengan situasi dirimu.

Baca Artikel Kami Lainnya:Jenis-jenis Nekrofilia. Penyimpangan Seksual Terhadap Mayat

Artikel oleh: Logos Indonesia.