Ternyata Tipe Kepribadian MBTI dapat Memprediksi Jenis Kepemimpinan Seseorang

Ternyata tipe kepribadian MBTI dapat memprediksi jenis kepemimpinan seseorang, yaitu ekstrovert, introvert, tipe pemikir dan perasa.

Kerpibadian, PIO, Tokoh2359 Views

Logos Indonesia –Kepemimpinan adalah aspek penting dalam berbagai konteks kehidupan. Termasuk dalam konteks organisasi, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat. Namun, apakah tipe kepribadian seseorang dapat memprediksi kecenderungan mereka dalam memimpin? Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti Jarlstrom dan Valkealahti melakukan penelitian pada tahun 2010. Dalam dalam penelitian mereka menggunakan kerangka kerja alat ukur Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dilandaskan pada teori Jung.

Dalam teori Jung, dijelaskan bahwa tipe kepribadian seseorang dapat terbagi menjadi ekstrovert, introvert, tipe kepribadian pemikir, dan tipe kepribadian perasa. Tiap tipe kepribadian ini memiliki karakteristiknya tersendiri. Di mana tiap tipe kepribadian memiliki keunggulan yang masing-masing dalam beberapa aspek.

Jadi mari kita pahami teori tersebut dalam konteks tipe kepemimpinan seseorang. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tipe kepribadian ekstrovert dan introvert, tipe kepribadian pemikir, dan tipe kepribadian perasa. Kepemimpinan ini dalam konteks kepemimpinan dalam organisasi, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat.

Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam Kepemimpinan

Teori kepribadian Jung mengklasifikasikan individu ke dalam dua kategori dominan, yaitu ekstrovert dan introvert. Ekstrovert cenderung menarik energi dari interaksi sosial dan merasa termotivasi oleh situasi yang ramai. sementara introvert cenderung menarik energi dari refleksi diri dan merasa termotivasi oleh situasi yang lebih tenang.

Dalam konteks kepemimpinan, seseorang dengan tipe kepribadian ekstrovert seringkali menonjol. Karena kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain dan menggerakkan tim. Mereka cenderung menjadi pemimpin yang karismatik dan bersemangat. Kekuatan ekstrovert dalam memotivasi orang lain dan membangun jaringan sosial seringkali membuat mereka efektif dalam memimpin kelompok.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perkembangan Kepribadian Dari Carl Jung.

Di sisi lain, seseorang dengan tipe kepribadian introvert juga memiliki potensi kepemimpinan yang kuat. Mereka cenderung mendengarkan dengan saksama dan merenung sebelum mengambil keputusan. Ketenangan dan kesabaran mereka dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kreativitas dan pemikiran inovatif. Meskipun introvert mungkin tidak begitu vokal seperti ekstrovert. Tapi mereka dapat menjadi pemimpin yang berpengaruh dengan kemampuan untuk membimbing orang lain secara efektif.

Tipe Kepribadian Pemikir dalam Kepemimpinan

Dalam kerangka MBTI, individu diklasifikasikan sebagai pemikir atau perasa berdasarkan preferensi mereka dalam membuat keputusan. Pemikir cenderung menggunakan pertimbangan logis dan analitis dalam pengambilan keputusan. Sedangkan perasa cenderung mempertimbangkan nilai-nilai emosional dan hubungan antar pribadi.

Dalam kepemimpinan, seseorang dengan tipe kepribadian pemikir seringkali menunjukkan ketegasan dalam menghadapi tantangan. Sehingga menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang berbasis fakta. Mereka cenderung menjadi pemimpin yang objektif dan rasional. Keputusan yang diambil oleh pemimpin pemikir didasarkan pada evaluasi logis, yang dapat menginspirasi kepercayaan dan kepastian dalam tim.

Namun, bukan berarti seseorang dengan tipe kepribadian perasa tidak mampu menjadi pemimpin yang efektif. Mereka seringkali sangat peka terhadap perasaan orang lain. Sehingga mampu membangun hubungan yang kuat dalam tim. Pemimpin perasa mungkin lebih memprioritaskan kebutuhan dan kepentingan seseorang. Yang dapat menciptakan iklim kerja yang inklusif dan mendukung. Mereka cenderung mendorong kolaborasi dan keharmonisan dalam tim.

Tipe Kepribadian Perasa dalam Kepemimpinan

Dalam konteks kepemimpinan, tipe kepribadian perasa menunjukkan karakteristik yang berbeda. Seseorang dengan tipe kepribadian perasa cenderung sensitif terhadap perasaan dan emosi orang lain. Mereka mampu membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Sehingga dapat merespons dengan empati dan pengertian.

Pemimpin dengan tipe kepribadian perasa seringkali menonjol dalam memahami kebutuhan dan harapan anggota tim. Mereka cenderung menjadi pendengar yang baik. Sehingga menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Pemimpin perasa yang baik mampu membangun hubungan interpersonal yang kuat. Sehingga memelihara semangat kerja yang positif dalam tim.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu tipe kepribadian yang secara eksklusif memprediksi kepemimpinan yang sukses. Kepemimpinan yang efektif dapat berasal dari berbagai tipe kepribadian. Jadi setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda. Dan hal tersebut dapat memengaruhi gaya kepemimpinan seseorang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Lebih Jauh Ketidaksadaran Kolektif Dan Arketipe Carl Jung.

Jadi, penelitian oleh Jarlstrom dan Valkealahti pada tahun 2010 menggunakan teori kepribadian Jung, MBTI ini dapat menjawab pertanyaan tersebut. Menjawab pertanyaan, apakah tipe kepribadian dapat memprediksi kecenderungan seseorang dalam memimpin. Meskipun tipe kepribadian dapat memberikan wawasan tentang preferensi dan kecenderungan seseorang. Tapi, tidak ada satu tipe kepribadian yang secara eksklusif memprediksi kepemimpinan yang sukses.

Tipe kepribadian ekstrovert dan introvert, tipe kepribadian pemikir, dan tipe kepribadian perasa semuanya memiliki karakteristik yang dapat mendukung kepemimpinan efektif. Kepemimpinan yang dimaksud adalah dalam konteks organisasi, pekerjaan, dan kehidupan bermasyarakat. Kepemimpinan yang efektif tidak hanya melibatkan kemampuan komunikasi yang kuat. Tetapi juga keterampilan mendengarkan, empati, dan pemahaman terhadap kebutuhan dan harapan orang lain.

Sebagai kesimpulan, kepemimpinan yang sukses bergantung pada berbagai faktor. Termasuk kepribadian individu, konteks, dan situasi yang dihadapi. Mengenali preferensi kepribadian seseorang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bagaimana seseorang tersebut dapat memanfaatkan kekuatan mereka dalam memimpin. Tetapi penting untuk tidak membatasi potensi kepemimpinan pada satu jenis kepribadian saja.

Artikel oleh: Logos Indonesia.