Bahaya Daydreaming: Jika Sudah Tidak Bisa Membedakan Realita dan Imajinasi

Perlu kita sadari bahwa ada batas-batas yang perlu ditarik antara daydreaming dan kehidupan nyata. Karena itu yang berbahaya.

Biopsikologi, Sosial1262 Views

Logos Indonesia – Kita semua sering melakukannya. Saat sedang duduk di kelas yang membosankan. Terjebak dalam pertemuan yang tampaknya tak berakhir. Atau bahkan saat sedang menunggu lift. Pikiran kita seringkali berkelana jauh melebihi batas realita yang kita hadapi. Ya, fenomena ini dikenal sebagai daydreaming, atau dalam bahasa kita sehari-hari sering disebut “melamun”.

Melamun jelas merupakan bagian alami dari kehidupan sehari-hari. Tidak ada salahnya kita sesekali kita perlu “melarikan diri” dari rutinitas monoton dan masalah sehari-hari dengan melamun. Dimana kita membiarkan pikiran kita berkelana ke tempat-tempat yang jauh lebih menarik, romantis, atau bahkan petualangan imajiner yang penuh aksi. Faktanya, melamun bisa bermanfaat untuk kesehatan mental kita, membantu kita dalam merangkai cerita, memecahkan masalah, dan meredakan stres.

Namun, seperti semua hal dalam hidup, melamun juga memiliki sisi lain yang mungkin tidak seindah yang kita bayangkan. Perlu kita sadari bahwa ada batas-batas yang perlu ditarik antara daydreaming dan kehidupan nyata. Jika kita mulai merasa sulit untuk membedakan antara realita dan imajinasi. Ini bisa menjadi pertanda bahwa daydreaming kita sudah mulai berjalan keluar jalur. Mari kita bahas lebih lanjut apa yang bisa terjadi jika kita sudah tidak bisa membedakan antara realita dan imajinasi. Dan bagaimana cara mengatasinya.

Dampak Negatif Daydreaming Jika Tidak Dikendalikan

Namun seperti dua mata pisau, daydreaming juga memiliki dampak negatif jika tidak dikendalikan. Daydreaming yang berlebihan dapat mengganggu produktivitas kita. Waktu yang seharusnya bisa kita gunakan untuk bekerja atau belajar malah kita habiskan untuk berkhayal dan melamun.

Selanjutnya, daydreaming yang tidak terkontrol juga bisa membuat kita mengabaikan realitas. Kita bisa jadi terlalu sering larut dalam dunia khayalan sampai-sampai kita lupa bahwa kita harus berinteraksi dan menghadapi dunia nyata.

Jadi, mengingat manfaat dan dampak negatifnya, penting bagi kita untuk bisa mengendalikan daydreaming kita. Usahakan untuk berdaydream pada waktu dan tempat yang tepat. Misalnya, saat sedang beristirahat atau saat sedang mencari inspirasi. Jangan sampai kita larut dalam daydreaming saat seharusnya kita fokus mengerjakan pekerjaan kita ya!

Ketika Daydreaming Mengaburkan Batas antara Realita dan Imajinasi

Daydreaming memang bisa membantu kita merencanakan masa depan, menstimulasi kreativitas, dan menjernihkan pikiran. Namun, dulunya kamu mungkin tidak sadar bahwa daydreaming yang berlebihan justru bisa mengaburkan batas antara yang nyata dan yang imajinasimu.

Ketika kita menghabiskan waktu lama dalam lamunan. Kita bisa mulai mengalami kesulitan menjaga keseimbangan pikiran di tengah realitas dan dunia imajinasi kita. Imajinasi bisa menjadi begitu kuat. Sehingga kita merasakannya seperti benar-benar terjadi. Hal ini bisa mengakibatkan dampak buruk bagi kehidupan sehari-hari kita. Bahkan untuk kasus yang lebih serius, mengakibatkan gangguan mental seperti depersonalisasi atau derealisasi.

Contoh Nyata dan Dampak yang Timbul

  1. Kerancuan dalam Memori: Ketika kita sulit membedakan antara realita dan imajinasi, memori kita bisa tercampur dengan hal-hal yang kita pikirkan saat melamun. Misalnya, ketika selesai melamun tentang percakapan yang ingin kita lakukan dengan teman. Maka kita mungkin lupa apakah percakapan itu benar-benar terjadi atau hanya produk imajinasi kita.
  2. Ketergantungan Psikologis: Dampak lainnya adalah ketergantungan pada daydreaming. Ketika kita sering melamun dan merasa lebih nyaman di dalam imajinasi kita. Maka kita bisa menjadi tergantung pada imajinasi tersebut dan menghindari kesulitan dalam kehidupan nyata. Hal ini tentu bisa mengganggu keseimbangan kehidupan kita.
  3. Hambatan dalam Hubungan: Ketika kita kesulitan membedakan realita dan imajinasi akibat daydreaming berlebihan. Kita mungkin mulai mengecewakan atau menyakiti orang di sekitar kita. Misalnya, kita melamun tentang menjawab pesan dari teman. Tapi ternyata tidak pernah menjawabnya di kehidupan nyata. Sehingga menimbulkan konflik.

Jadi, daydreaming sebenarnya adalah hal yang wajar dan bisa memberikan manfaat. Namun, kita harus berhati-hati agar tidak melakukannya berlebihan. Jika sudah mempengaruhi kemampuan kita dalam membedakan realita dan imajinasi, mak itu sudah bahaya.

Gejala dan Tanda Terjebak dalam Daydreaming

Bagaimana caranya tahu jika aku atau orang lain terlalu terjebak dalam daydreaming? Nah, ada beberapa tanda yang bisa kita identifikasi:

  1. Menghabiskan Waktu yang Berlebihan untuk Daydreaming
    Pertanda pertama adalah ketika kamu menghabiskan waktu yang berlebihan untuk daydreaming. Misalnya, jika kamu merasa bahwa sebagian besar waktu kamu dihabiskan untuk berkhayal ketimbang melakukan aktivitas produktif. Hal itu mungkin tanda bahwa kamu terjebak dalam daydreaming.
  2. Gangguan Fokus

    Daydreaming berlebihan juga bisa membuat kamu sulit untuk fokus pada pekerjaan atau tugas yang harus kamu lakukan. Kamu mungkin merasa pikiranmu selalu melayang dan sulit untuk dikendalikan.

  3. Gangguan Interaksi Sosial

    Pertanda berikutnya adalah jika kamu merasa prefesional untuk berinteraksi dengan orang lain. Karena kamu lebih suka berada dalam dunia khayalanmu.

Dampak Daydreaming pada Kehidupan Sehari-hari dan Hubungan Interpersonal

Jika kamu terjebak dalam daydreaming, hal ini bisa berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari dan hubungan interpersonal kamu. Kamu mungkin kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugasmu karena daydreaming mengganggu konsentrasi kamu.

Hubungan interpersonal kamu juga bisa terganggu. Kamu mungkin menjadi kurang responsif terhadap orang lain. Karena kamu lebih sering berada dalam dunia khayalanmu sendiri. Ini bisa berdampak pada kualitas hubunganmu dengan orang-orang di sekelilingmu.

Ingat, daydreaming sebenarnya adalah hal yang normal dan bisa memberikan manfaat. Namun, jika kamu merasa daydreaming sudah mulai mengganggu kehidupan sehari-hari dan hubungan interpersonal kamu. Maka mungkin sudah saatnya untuk mencari cara mengendalikan kebiasaan daydreaming kamu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penjelasan Teori Psikologi Mengenai Othello Syndrome. Cemburu Menjadi Waham

Artikel oleh: Logos Indonesia.