Fenomena yang Sering Kita Temui dalam Psikologi Lingkungan Perkotaan

Apakah kamu tinggal di kota besar? Maka kemungkinan ada banyak fenomena sering terjadi pada konteks psikologi lingkungan perkotaan.

Sosial1808 Views

Logos IndonesiaKebetulan kamu tinggal di kota besar? Atau mungkin pernah tinggal? Jika jawabanmu ya, maka kemungkinan ada banyak fenomena sering terjadi di sekelilingmu yang sebenarnya memiliki dasar psikologi lingkungan perkotaan.

Kamu mungkin berpikir bahwa psikologi lingkungan perkotaan hanyalah tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku kita. Tapi, sebenarnya lebih dari itu. Psikologi lingkungan perkotaan adalah cara kita memahami. Menjelaskan bagaimana lingkungan fisik perkotaan mempengaruhi emosi, pikiran, dan sikap kita. Fenomena yang bisa kita temui dalam psikologi lingkungan perkotaan ini sangat beragam. Mulai dari efek suara bising hingga rasa terisolasi di keramaian.

Kebisingan dan Stres

Tahukah kamu, tingkat kebisingan di kota besar jadi salah satu hal yang paling mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan mental kita. Kendaraan bermotor yang lalu lalang, suara klakson, suara keramaian pasar, dan berbagai sumber lainnya menciptakan tingkat kebisingan yang cukup tinggi. Terlalu sering terpapar suara bising ini, tanpa kita sadari, bisa meningkatkan tingkat stres. Kita menjadi mudah marah dan sulit berkonsentrasi.

Tahukah kamu bahwa suara klakson, gemuruh mesin kendaraan, teriakan pedagang kaki lim. Atau musik berdentum dari toko-toko bisa berdampak langsung pada kesehatan mental kita. Ini semua menciptakan ‘hingar-bingar’ yang membuat kita sulit untuk beristirahat atau bahkan berpikir dengan jernih.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Negara Maju Memilih Tidak Punya Anak?

Tingkat kebisingan di kota besar yang konstan tanpa henti ini bisa memicu stres berkelanjutan. Yang akhirnya bisa berdampak merugikan bagi kesehatan mental kita. Bayangkan saja. Bagaimana kita bisa beristirahat dengan tenang jika suara bising terus menggema hingga ke telinga kita sepanjang malam?

Dampak lain dari kebisingan ini adalah berkurangnya konsentrasi. Ya, sulitnya kita fokus ketika belajar atau bekerja bisa jadi disebabkan oleh terganggunya konsentrasi akibat suara bising tersebut. Ditambah lagi, sering kali kita menjadi mudah tersinggung atau marah tanpa sebab. Ini juga bisa diakibatkan oleh tingginya tingkat stres akibat kebisingan.

Polusi Udara dan Kesehatan Mental

Pernah merasa lelah dan depresi meski tidak melakukan aktivitas fisik yang berat? Itu bisa jadi efek dari polusi udara. Udara di perkotaan yang penuh dengan polutan memang tak hanya membahayakan kesehatan fisik. Tapi juga mempengaruhi mood dan kesehatan mental kita.

Menghirup udara kota besar yang penuh dengan polusi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik kita. Tapi juga berdampak pada kesehatan mental. Kenapa? Karena partikel-partikel polutan di udara bisa mempengaruhi otak dan sistem saraf kita. Partikel kecil dari polutan memangkas jalur udara kita. Dan berakhir di dalam paru-paru. Kemudian masuk ke dalam aliran darah dan berakhir di otak.

Terdengar mengerikan, bukan? Tapi itulah yang terjadi ketika kita terpapar polusi udara dalam periode yang lama. Efek langsung yang bisa kita rasakan adalah sulit konsentrasi dan merasa lelah walaupun kita tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.

Polusi udara juga dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Jadi, jangan heran jika di hari-hari ketika polusi udara tinggi, kamu merasa suasana hati kamu merasa depresi. Itu bukan hal yang aneh, itu adalah efek langsung dari polusi udara terhadap kesehatan mental kita.

Isolasi Sosial di Tengah Keramaian

Ironisnya, di tengah keramaian dan hiruk-pikuk kota, kita bisa merasa begitu sendirian. Inilah fenomena isolasi sosial yang cukup umum terjadi. Walaupun dikelilingi banyak orang, biasanya kita jarang berinteraksi secara mendalam dengan mereka. Kita mungkin berbicara, tapi tak jarang pembicaraan itu bersifat permukaan saja. Nah, hal inilah yang seringkali membuat orang merasa terasing di tengah keramaian.

Bukannya asing, kata “isolasi sosial” sering kita dengar sehari-hari. Ini merujuk pada kondisi di mana kita merasa terpisah atau terputus dari komunitas atau masyarakat di sekitar kita. Rasanya seperti ada tembok yang membatasi kita dengan orang-orang sekitar.

Tapi, di tengah keramaian dan hiruk pikuk kota kok bisa merasa isolated atau terisolasi ya? Walaupun orang-orang berlalu-lalang di sekeliling, tatap mata bertukar, dan kadang ada percakapan ringan. Tapi biasanya semua itu hanya sebatas basa-basi. Entah kenapa sulit ya mencari percakapan yang mendalam atau hubungan yang signifikan dengan mereka. Nah, inilah yang seringkali membuat kita merasa terasing dan sendiri, meski dikelilingi banyak orang.

Urban Fatigue

“Ah, rasanya lelah banget tapi gak tau kenapa.” Pernah merasa begitu? Ini namanya urban fatigue atau lelah kota. Urban fatigue bisa disebabkan oleh beragam faktor. Salah satunya adalah ritme kehidupan kota yang cepat dan intens. Pernah denger istilah ‘kota yang tak pernah tidur’? Nah, itulah gambaran kehidupan perkotaan, yang selalu bergerak cepat dan tak pernah berhenti. Kegiatan kita dipenuhi dengan deadlines dan penyelesaian tugas yang tidak sempat berhenti. Rentetan aktivitas yang padat dan tekanan untuk selalu berhasil mencapai target. Hal ini bisa memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik kita.

Akibatnya, kita bisa merasakan kelelahan yang luar biasa, baik secara fisik maupun psikis. Padahal baru saja terjaga dari tidur loh! Rasa lelah ini bisa berlanjut dari pagi sampai malam, menciptakan siklus yang tidak sehat. So, jika kamu merasa selalu lelah, mungkin ini waktunya untuk refleksi dan mungkin melakukan sedikit perubahan dalam hidupmu.

Nah, itulah beberapa fenomena utama yang sering kita jumpai dalam psikologi lingkungan perkotaan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Jika Suatu Negara Tidak Memiliki Generasi Muda? Mengulik Dampak Psikologisnya

Artikel oleh: Logos Indonesia.