Logos Indonesia – Mendapatkan tekanan di tempat kerja merupakan hal yang lumrah. Namun, sebagai seorang HRD, diperlukan kepekaan dalam menghadapi hal ini. Tekanan yang terlalu besar sering kali mengundang stress kerja yang berlebih. Hal tersebut tentu akan berdampak pada kinerja dan produktivitas karyawan.
HRD sebagai bagian yang mengelola sumber daya manusia dalam perusahaan, bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan mental karyawan. Tidak heran HRD menjadi divisi yang dituju untuk mengungkapkan segala unek-unek yang dirasakan karyawan.
Ciri-Ciri Karyawan yang Mengalami Tekanan Kerja

Sebelum membahas mengenai cara membantu karyawan yang mengalami tekanan kerja, ada baiknya kita mengetahui bagaimana ciri-ciri karyawan yang mengalami tekanan kerja berikut:
Susah berkonsentrasi
Seorang karyawan yang mengalami tekanan kerja akan kesusahan mengelola informasi yang didapatkan. Hal ini dikarenakan banyaknya pikiran yang perlu diolah oleh otak. Dengan otak yang kelelahan ini, informasi yang didapatkan tidak diolah secara maksimal.
Karyawan yang susah berkonsentrasi umumnya sering salah memahami maksud dan tujuan dari informasi yang diberikan. Selain itu, karyawan juga sering memberikan hasil kerja yang tidak memuaskan yang pada akhirnya menurunkan produktivitas karyawan.
Kehilangan semangat kerja
Banyaknya tekanan kerja yang dialami membuat karyawan kehilangan semangat kerja. Hal ini dikarenakan lingkungan kerja sudah tidak menyenangkan lagi. Bekerja bagaikan keharusan yang terlalu mengekang bagi karyawan.
Karyawan seharusnya memiliki semangat dalam bekerja. Tujuannya agar bekerja tidak menjadi beban untuk mereka. Namun pada karyawan yang mengalami tekanan berlebih, bekerja merupakan beban yang sangat berat. Dengan demikian, semangat mereka juga akan memudar.
Sering absen
Alih-alih menyelesaikan tekanan dalam bekerja, karyawan lebih memilih untuk menghindari pekerjaan tersebut. Tekanan kerja yang berlebihan membuat karyawan tidak menyukai lingkungan kerja mereka. Hal ini membuat karyawan mencari cara untuk sesekali menghindari pekerjaan.
Penyebab Karyawan Mengalami Tekanan Kerja

Setelah mengetahui ciri-ciri karyawan yang mengalami tekanan kerja, berikut beberapa penyebab karyawan mengalami tekanan kerja:
Atasan diktator
Setiap atasan memiliki cara yang berbeda-beda dalam memberikan arahan. Namun sayangnya, tidak semua atasan dapat mengerti kondisi karyawannya. Atasan yang terlalu diktator sering kali membuat karyawan mengalami tekanan kerja berlebih.
Tugas berlebih
Karyawan bekerja dengan tugas dan tanggung jawab yang sudah sepantasnya mereka selesaikan. Namun, beberapa karyawan mendapatkan tugas dan tanggung jawab diluar kewajiban mereka. Terlebih lagi jika tugas utama memang sudah sangat banyak, hal ini tentu menjadi tekanan kerja berlebih bagi karyawan.
Baca Artikel Kami Lainnya : HRD Wajib Tahu : Tips Menghadapi Politik di Kantor
Rekan kerja yang tidak suportif
Rekan kerja sangat mempengaruhi suasana bekerja karyawan. Pasalnya, rekan kerja yang suportif akan membantu kita melewati masa-masa sulit dalam bekerja. Kebalikannya, rekan kerja yang tidak suportif justru membuat kita mengalami tekanan kerja. Hal ini biasanya diakibatkan oleh kurangnya rasa tolong-menolong antar sesama karyawan.
Fasilitas yang tidak memadai
Banyaknya tugas yang diberikan seharusnya ditunjang dengan fasilitas yang memadai. Kurangnya fasilitas yang menunjang pekerjaan sering kali membuat karyawan perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan. Selain memakan banyak tenaga, karyawan juga dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan tekanan kerja berlebih bagi karyawan.
Tips Membantu Karyawan yang Mengalami Tekanan Kerja

Dalam menghadapi situasi tersebut, HRD diharapkan menjadi pihak yang bijak dan tidak memihak kepada sisi manapun. Dengan demikian, HRD perlu mencoba beberapa tips berikut untuk membantu karyawan yang mengalami tekanan kerja:
Identifikasi asal tekanan kerja
Sebelum menentukan sesuatu, HRD perlu mengidentifikasi asal tekanan kerja. Bisa jadi tekanan itu berasal dari atasan, rekan, fasilitas, atau justru masalah internal karyawan itu sendiri.
Saat proses identifikasi, pastikan Anda tidak melakukan judgment terhadap apa yang dihadapi oleh karyawan. Anda bisa mengajak karyawan untuk berbicara empat mata dan mencoba mengidentifikasi asal tekanannya bersama.
Posisikan diri Anda pada kondisi karyawan
Tidak semua orang mengetahui cara menanggapi tekanan yang ada. Untuk itu, Anda bisa memberikan tanggapan bagaimana sikap Anda jika berada pada posisi tersebut.
Hal ini perlu dilakukan secara hati-hati, jangan sampai Anda memaksakan cara Anda kepada karyawan. Perlu diketahui bahwa cara orang menghadapi masalah akan berbeda-beda, namun tidak ada salahnya untuk berbagi pendapat.
Rekomendasikan psikolog atau program kesejahteraan psikologis
Jika Anda merasa karyawan membutuhkan bantuan profesional, Anda bisa merekomendasikan karyawan untuk mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi atau melakukan Konseling Online. Jelaskan kepada karyawan bahwa mengunjungi psikolog tidak harus menunggu mental terganggu secara serius.
Selain itu, Anda juga bisa merekomendasikan program-program kesejahteraan psikologis, atau menyarankan kepada atasan untuk menyelenggarakan program tersebut untuk kesejahteraan karyawan.
Menjaga kesehatan mental karyawan sudah menjadi tanggung jawab perusahaan. Hal ini dikarenakan, karyawan yang sehat secara mental merupakan investasi besar untuk perkembangan perusahaan.
Jika Anda merasa memiliki kendala dalam pengelolaan sumber daya manusia, tidak ada salahnya untuk mengunjungi Konsultan HRD. Dengan demikian, Anda akan terbantu dalam mengelola sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan Anda.
Baca Artikel Kami Lainnya : Capek Kerja Jangan Langsung Resign! Praktekkan Tips Berikut
Comment