Kebisingan dan Pencahayaan Ruang Terhadap Perilaku Manusia

Pernahkah kamu sulit berkonsentrasi karena bising? mari kita bahas bagaimana kebisingan dan pencahayaan ruang mempengaruhi perilaku manusia.

Logos IndonesiaPernahkah kamu merasa sulit berkonsentrasi karena suara bising dari luar ruangan? Atau mungkin merasa cemas karena lampu-lampu di sekitar kamu terlalu terang? Untuk menjawabnya, mari kita bahas bagaimana kebisingan dan pencahayaan ruang mempengaruhi perilaku manusia. Penjelasan ini akan membantu kita memahami betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebisingan dan pencahayaan ruang mempengaruhi perilaku manusia dengan berbagai cara. Dari pengaruh kebisingan pada tidur, konsentrasi, dan emosi, hingga pencahayaan yang mempengaruhi suasana hati dan produktivitas. Jadi, kita perlu menyadari pentingnya mengatur kebisingan dan pencahayaan ruang untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman. Baik untuk diri kita sendiri maupun orang di sekitar kita.

Pengaruh Kebisingan Kota Terhadap Perilaku Manusia

Saran ini mungkin terdengar klise, tapi buat kamu yang tinggal di perkotaan, kebisingan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari suara klakson kendaraan, suara mesin kerja, hingga suara tetangga yang berbicara cukup keras. Sehingg kita sering berada di situasi yang cukup berisik.

Namun, apa yang mungkin kita anggap sebagai suara latar belakang biasa. Sebenarnya memiliki potensi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi perilaku dan keadaan psikologis kita.

Dampak psikologis dan fisik kebisingan

Kebisingan, terutama yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, bisa memberikan dampak yang cukup besar pada kita. Beberapa di antaranya adalah membuat kita merasa stress, kesulitan tidur, mudah marah, dan bahkan menurunkan produktivitas.

Berdasarkan beberapa penelitian, kebisingan dapat memicu peningkatan hormon kortisol. Hormon yang sering disebut sebagai “hormon stress”. Peningkatan hormon ini dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai masalah Kesehatan. Mulai dari gangguan tidur, tekanan darah tinggi, hingga gangguan mental.

Bagaimana Cara Mengatasi Dampak dari Kebisingan itu?

Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Tentunya, kita tidak bisa hanya pasrah dan menerima kebisingan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak negatif dari kebisingan.

Salah satu caranya adalah dengan mencoba untuk mengurangi kebisingan di lingkungan kita sendiri. Misalnya, kamu bisa menggunakan penutup jendela yang kedap suara atau memasang karpet tebal, yang bisa meredam suara di dalam rumah.

Baca Artikel Kami Lainnya: Yuk Belajar tentang Psikologi Lingkungan Perkotaan!

Selain itu, cobalah untuk meluangkan waktu di tempat yang lebih tenang. Misalnya, berjalan-jalan di taman atau hutan kota, bermeditasi, atau mungkin kamu bisa mencoba untuk menggunakan headphone anti bising saat bekerja.

Ingatlah, meskipun kebisingan mungkin terasa sebagai hal yang sepele, namun dampak negatifnya pada kesehatan dan kesejahteraan kita bisa sangat signifikan. Jadi, mari kita cari cara untuk meredam suara-suara yang berpotensi mengganggu kenyamanan dan kesehatan kita.

Pengaruh Pencahayaan Terhadap Perilaku Manusia

Cahaya. Sesuatu yang mungkin sering kita anggap remeh. Tapi punya dampak yang sangat besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Kali ini, mari kita bahas tentang bagaimana pencahayaan bisa mempengaruhi perilaku manusia.

Cahaya dan suasana hati

Perasan pernah merasa sedikit murung saat cuaca mendung dan cahaya matahari terhalang oleh awan tebal? Atau merasa lebih ceria dan bersemangat saat matahari bersinar cerah? Itu adalah contoh praktis bagaimana pencahayaan membentuk suasana hati kita.

Cahaya bukan hanya mempengaruhi suasana hati, tapi juga kenyamanan dan produktivitas kita. Jangankan suasana hati, tidur malammu pun bisa dipengaruhi oleh cahaya. Terutama bagi kamu yang tidurnya ringan, cahaya yang masuk dari jendela malam hari bisa mengganggu kualitas tidurmu.

Intensitas cahaya

Tak hanya itu, intensitas cahaya juga penting untuk diperhatikan. Jika ruangan terlalu gelap, kita mungkin merasa lesu dan mengantuk. Sehingga jadi sulit untuk berkonsentrasi. Di sisi lain, jika terlalu terang, mata kita bisa merasa pegal. Akibatnya kita mungkin merasa cemas karena merasa terlalu terpapar.

Jadi, selain menyesuaikan dengan kegiatan yang sedang kita lakukan, kunci utama dalam mengatur pencahayaan di ruangan adalah seimbang. Tidak terlalu gelap, namun juga tidak terlalu terang.

Mengoptimalkan pencahayaan

Memahami pengaruh pencahayaan terhadap perilaku manusia adalah satu hal. Namun bagaimana cara kita mengoptimalkan penggunaan cahaya di sekitar kita agar dapat mendukung aktivitas kita?

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Pertama, cobalah manfaatkan cahaya alami semaksimal mungkin. Jika kamu memiliki jendela di ruanganmu, buka tirainya selama siang hari untuk memanfaatkan cahaya matahari. Tak hanya irit energi, cahaya alami dari matahari juga lebih baik bagi mata dibandingkan cahaya buatan seperti lampu.

Namun pastikan juga kamu bisa mengatur pencahayaan di ruangan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya dengan menggunakan lampu yang intensitas cahayanya bisa diatur. Jadi, saat malam hari atau saat cuaca mendung. Maka kamu bisa menyesuaikan kecerahan lampu agar ruanganmu tidak terlalu gelap, namun juga tidak terlalu terang.

Ingat, baik kebisingan maupun pencahayaan memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hidup kita. Dengan memahami pengaruhnya dan cara mengaturnya, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan mendukung kesejahteraan kita.

Baca Artikel Kami Lainnya: Fenomena yang Sering Kita Temui dalam Psikologi Lingkungan Perkotaan

Artikel oleh: Logos Indonesia.