Mengenal Perilaku Perfeksionis

Walaupun perfeksionis tidak menjadi bagian dari kelainan mental, namun hal ini membuat mereka rawan terkena kelainan mental lainnya seperti stress, cemas, bahkan depresi.

Kerpibadian1855 Views

Logos Indonesia – Berusaha untuk menjadi lebih baik merupakan hal yang positif. Namun, segala sesuatu yang berlebihan tidak akan baik termasuk berlebihan dalam upaya mencapai kesempurnaan. Hal tersebut merupakan tanda seseorang dengan perfeksionis.

Pada artikel ini kami akan membahas secara lebih detail lagi mengenai perfeksionis, mulai dari pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri dari perilaku perfeksionis tersebut.

Apa Itu Perfeksionis?

Apa Itu Perfeksionis
Apa Itu Perfeksionis

Tidak ada yang sempurnah di dunia ini, termasuk diri kita sendiri. Menjadi lebih baik dan perfeksionis merupakan dua hal yang serupa namun tak sama. Menjadi lebih baik akan membuat kita mengupayakan kemampuan yang dimiliki untuk lebih baik.

Sedangkan seorang perfeksionis mengharapkan atau bahkan memaksakan kesempurnaan terhadap diri sendiri dan orang disekitarnya dengan standar yang terlalu tinggi dan terkadang tidak masuk akal. Mereka juga cenderung keras kepala dan terkadang dipandang negatif oleh orang-orang disekitar mereka.

Tidak jarang perilaku perfeksionis yang mereka miliki menjadi bumerang tersendiri. Jika hasil tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan mengundang kecemasan. Hal ini tentu tidak baik bagi diri sendiri.

Perilaku perfeksionis ini juga seringkali menyusahkan orang lain untuk menuruti standar-standar yang terlalu tinggi itu. Mereka bahkan tidak enggan untuk mengkritik atau menuntut orang lain secara keras demi mendapatkan kesempurnaan yang sesuai dengan kriteria mereka.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi perfeksionis, misalnya karena rasa takut berlebihan akan tidak disukai orang lain, gangguan mental seperti kecemasan, OCD, dan lain sebagainya, didikan orang tua yang perfeksionis, dan masih banyak lagi.

Jenis-Jenis Perfeksionis

Jenis-Jenis Perfeksionis
Jenis-Jenis Perfeksionis

Untuk mengenal lebih dalam tentang perilaku perfeksionis ini, simak beberapa jenis perfeksionis berikut yang diungkapkan oleh Menurut Hewitt & Flett pada tahun 1991:

Self oriented perfectionism

Pada jenis perfeksionis yang pertama ini merupakan standar tinggi yang diberikan untuk diri sendiri. Seseorang dengan self oriented perfectionism cenderung memaksakan diri untuk mencapai kesempurnaan yang telah ditetapkan. Walau hal tersebut tidak jarang membuat mereka kelelahan baik secara fisik maupun mental.

Other oriented perfectionism

Jenis perfeksionis berikutnya merupakan standar tinggi yang ditetapkan untuk orang lain. Mereka dengan other oriented perfectionism akan memaksakan standar yang telah mereka tetapkan untuk dijalankan orang lain.

Socially prescribed perfectionism

Berbeda dengan jenis perfeksionis lainnya, pada socially prescribed perfectionism justru beranggapan bahwa orang lain menaruh harapan tinggi terhadap dirinya. Walau hal tersebut belum tentu benar, namun mereka berupaya untuk mencapai kesempurnaan tersebut.

Ciri-Ciri Perfeksionis

Ciri-Ciri Perfeksionis
Ciri-Ciri Perfeksionis

Setelah mengetahui jenis dari perfeksionis, ada baiknya kamu mengetahui ciri-ciri dari perfeksionis agar dapat mengidentifikasi dirimu dan orang disekitarmu. Berikut ciri-ciri seorang perfeksionis yang dipaparkan pada artikel terbitan hallosehat.com:

Baca Artikel Kami Lainnya : Ini Dia Pentingnya Menghargai Diri Sendiri

Berusaha sempurna dalam berbagai hal

Seorang perfeksionis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kesempurnaan dalam bidang apapun. Mereka akan merasa buruk jika tidak mampu mencapai kesempurnaan yang diharapkan.

Misalnya seorang pelajar yang berusaha untuk mendapatkan nilai sempurna. Walau hal ini baik, namun jika satu mata pelajaran Dia tidak mendapatkan nilai sempurna, maka dia akan merasa gagal, sedih, bahkan tertekan.

Merasa harus lebih baik dari semua orang

Untuk mengejar kesempurnaan yang diharapkan, seorang perfeksionis akan berusaha untuk menjadi yang terbaik diantara mereka yang terbaik. Tidak peduli seberapa hebat orang-orang disekitarnya, mereka akan berupaya untuk menjadi yang nomor satu. Bagi mereka, menjadi nomor dua bahkan suatu kegagalan dalam hidup.

Butuh pengakuan

Tidak cukup dengan menjadi yang terbaik, seorang perfeksionis juga membutuhkan pengakuan dari orang lain. Mereka tidak puas jika pencapaiannya tidak mendapatkan apresiasi dari orang lain. Hal ini tidak jarang mendatangkan stress jika mereka mendapatkan penilaian buruk dari orang disekitarnya.

Susah menerima kritik

Seorang perfeksionis tidak jarang menganggap mereka lebih baik dari orang lain. Hal tersebut membuat mereka susah menerima kritikan dari orang lain. Padahal, kritikan bisa jadi media perbaikan diri bagi kita.

Namun sayangnya, seorang perfeksionis menganggap kritikan tersebut sebagai komentar jahat yang tidak bisa diterima.

Terlalu kritis kepada orang lain

Walau tidak suka dikritik, namun seorang perfeksionis suka mengkritik dan menghakimi orang lain. Sudah jelas karena mereka menganggap diri mereka yang terbaik. Mereka melakukan hal tersebut untuk mencapai tujuan mereka sendiri.

Suka menunda pekerjaan

Karena terlalu mendambakan kesempurnaan, seorang perfeksionis justru sering menunda pekerjaan. Mereka terlalu takut akan kegagalan sehingga tidak segera menyelesaikan pekerjaan mereka. Dibandingkan memulai dari langkah kecil, mereka akan lebih memilih untuk menunda pekerjaan.

Sayangnya, tindakan ini justru menjadi bumerang dan membuat mereka kewalahan menyelesaikan tugas-tugas yang menumpuk. Tidak jarang hal tersebut malah mendatangkan stress tersendiri.

Selalu merasa bersalah

Kesalahan sekecil apapun, bagi seorang perfeksionis hal itu merupakan kesalahan fatal. Tentunya ini berlaku untuk diri sendiri. Maka dari itu, mereka sering merasa bersalah. Padahal setiap orang justru bisa belajar dari kesalahan yang dilakukannya.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang perfeksionis tidak sepositif yang kita bayangkan. Walaupun perfeksionis tidak menjadi bagian dari kelainan mental, namun hal ini membuat mereka rawan terkena kelainan mental lainnya seperti stress, cemas, bahkan depresi.

Dengan demikian, jika kamu merasa terlalu perfeksionis dan sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, sebaiknya kamu mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi atau melakukan Konseling Online untuk mendapatkan bantuan. Semoga artikel ini dapat membantu.

Baca Artikel Kami Lainnya : Tingkatkan Kemampuan Public Speaking Anda Dengan Tips Ini