Respon Apa Yang Kamu Munculkan Saat Keadaan Terancam?

Respon Apa Yang Kamu Munculkan Saat Keadaan Terancam? Fight, flight, freeze, atau fawn - semua itu cara tubuhmu melindungi diri.

Biopsikologi1138 Views

Logos Indonesia – Pernahkah kamu merasa tiba-tiba jantungmu berdetak kencang, napas menjadi cepat, dan keringat mulai mengalir di keningmu saat merasa terancam? Yeah, itulah tanda dari apa yang kita sebut respons “fight or flight”. Atau dalam bahasa Indonesia bisa kita artikan sebagai “siap bertarung atau lari”. Respons ini kita hasilkan sebagai upaya tubuh untuk melindungi diri dari ancaman. Namun perlu kita pahami, ada lebih dari dua opsi respons yang kita miliki ketika merasa terancam. Inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini.

Reaksi “fight or flight”, yang lebih dikenal sebagai respons keadaan terancam, bukanlah konsep baru. Fisiologis Amerika, Walter Cannon, menciptakan istilah ini setelah menyadari bahwa serangkaian reaksi cepat dan otomatis terjadi di dalam tubuh. Dimana hal ini untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan tubuh untuk mengelola keadaan yang mengancam.

Respon Yang Umum Dialami Seseorang Ketika Berada Dalam Keadaan Terancam

Namun demikian, respon terhadap ancaman sebenarnya lebih kompleks daripada sekadar siap bertarung atau lari. Menurut Cannon, terdapat 4 respon yang umum dialami seseorang ketika berada dalam keadaan terancam, yaitu:

1.     Fight

Respon ini melibatkan menghadapi setiap ancaman yang dirasakan secara agresif. Ketika menghadapi ancaman, baik itu ancaman fisik seperti binatang buas, atau ancaman psikologis seperti tekanan kerja. Kita mungkin mengambil langkah-langkah aktif untuk melawan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sebagai contoh, misalnya kamu sedang berjalan-jalan di hutan saat tiba-tiba seekor ular berbahaya melintas di hadapanmu. Instingmu mengatakan untuk melindungi diri. Jadi kamu memilih untuk menghadapinya dengan mengusir atau bahkan membunuh ular tersebut menggunakan tongkat atau batu.

2.     Flight

Kalau respon ‘fight’ mendorong kita untuk menangani ancaman secara langsung. Respon ‘flight’ memotivasi kita untuk melarikan diri dari bahaya. Respons ini mendorong kita untuk menjauh dari sumber ancaman sebagai cara untuk menjaga keselamatan diri. Sebagai contoh, misalnya Saat berada di tempat yang ramai dan mendengar bunyi ledakan. Kamu langsung merasakan ancaman dan memutuskan untuk kembali ke tempat aman secepatnya. Mungkin kamu akan mencari jalan keluar dan berlari menjauh dari sumber bahaya tersebut.

3.     Freeze

Kadang, ketika menghadapi ancaman, kita bisa merasa terpaku dan tidak dapat bergerak atau bertindak. Ini adalah respon ‘freeze’. Kita mungkin merasa bingung, ketakutan, dan tidak mampu melakukan apa pun. Sebagai contoh, misalnya Kamu sedang memberikan presentasi di depan banyak orang dan tiba-tiba merasa cemas dan sangat gugup. Keringat dingin bercucuran dengan pikiran yang kacau balau. Ketakutan ini membuatmu terdiam, tidak bisa berbicara atau melanjutkan presentasi yang sedang berlangsung.

4.     Fawn

Respons terakhir ini mungkin kurang dikenal, tapi juga sangat penting. Respon ‘fawn’ melibatkan segera bertindak untuk mencoba menyenangkan ‘musuh’ untuk menghindari konflik. Ini adalah upaya untuk menjaga kesejahteraan diri dengan mempertahankan hubungan damai dengan individu atau situasi ancaman. Sebagai contoh, misalnya Kamu mulai bekerja di sebuah perusahaan baru dan merasa direndahkan oleh seorang atasan yang keras. Meskipun kamu merasa ketidakadilan, kamu mencari cara untuk membuat mereka merasa puas dengan kepatuhan, kerja keras, dan sikap ramah. Tujuannya adalah agar atasan tersebut mengurangi perlakuan kerasnya agar kamu terhindar dari konflik lebih lanjut.

Respon Mana Yang Lebih Baik?

Tentang pertanyaan mana respon terbaik ketika menghadapi keadaan terancam (Fight, Flight, Freeze, Fawn), penting untuk diketahui bahwa tidak ada jawaban yang pasti. Masing-masing respon memiliki manfaatnya sendiri tergantung pada situasi yang dihadapi.

Respon Fight mungkin lebih berguna dalam situasi di mana tindakan aktif diperlukan untuk meredakan ancaman. Respon ini berkaitan dengan konfrontasi langsung terhadap ancaman.

Respon Flight merujuk kepada situasi dimana menyelamatkan diri adalah opsi yang lebih baik. Misalnya, ketika menghadapi bencana alam seperti gempa bumi atau kebakaran, respon melarikan diri adalah cara terbaik untuk mencapai keamanan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Terapkan Ini, Bisa Membuat Dirimu Memiliki Mental Sekuat Baja

Respon Freeze, dapat cukup bermanfaat dalam situasi di mana kamu tidak memiliki banyak pilihan lain. Misalnya, dalam situasi di mana melarikan diri atau berperang bukanlah sebuah pilihan, seperti ketika sedang diincar oleh hewan buas. Pada saat itu membeku mungkin bisa berfungsi untuk ‘menghilang’ dari pandangan predator.

Respon Fawn, atau merayu, mungkin bermanfaat dalam situasi di mana konflik interpersonal terjadi. Dalam hal ini, berusaha untuk menenangkan dan memuaskan orang lain bisa lebih menguntungkan dari pada berperang atau melarikan diri.

Namun, penting diingat bahwa respon ini adalah insting alami. Dimana hal ini yang bekerja dengan baik untuk satu orang mungkin tidak akan bekerja dengan baik untuk yang lain. Apa yang paling efektif sangat bergantung pada situasi dan konteksnya.

Semua Respon Memiliki Konsekuensinya Masing-Masing

Jadi, tidak ada respon yang paling ‘baik’. Semuanya memiliki tempatnya dan berfungsi untuk melindungi diri dari ancaman. Semuanya merupakan upaya alami tubuh kita untuk melindungi diri. Tiap respons memiliki manfaat dan konsekuensi tersendiri dan penggunaannya akan tergantung pada ancaman dan konteks spesifik yang kita hadapi.

Jadi, ingatlah ketika kamu merasa terancam – kamu memiliki lebih dari satu opsi! Lebih memahami apa yang terjadi dalam tubuh dan pikiran kita dapat memberikan kita rasa kontrol lebih. Sehingga membantu kita membuat keputusan yang lebih baik. Apapun responmu – fight, flight, freeze, atau fawn – semua itu adalah cara tubuhmu melindungi diri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Setiap Orang Memiliki Kadar Resiliensi yang Berbeda-beda?

Artikel oleh: Logos Indonesia.