Logos Indonesia –Di dunia kerja saat ini, banyak perusahaan yang menghadapi tantangan dalam menjaga keaktifan dan kontribusi pekerja di tempat kerja. Banyak karyawan yang mungkin merasa tidak terdengar (ignored) atau tidak dihargai (undervalued) sehingga mereka cenderung mengurangi keterlibatan dan kemauan untuk berkontribusi secara aktif. Fenomena ini dikenal sebagai “quiet quitting” atau perpindahan diam. Ketika karyawan tidak merasa dihargai atau apresiasi, mereka mungkin menjadi kurang produktif dan bahkan mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru.
Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi quiet quitting dan menjaga pekerja tetap aktif dan berkontribusi di tempat kerja. Kami akan menjelajahi pentingnya komunikasi yang efektif dan tanggap, pengembangan karir yang berkelanjutan, lingkungan kerja yang inklusif, keadilan organisasi, serta pengakuan dan penghargaan yang tepat. Diharapkan bahwa dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang memotivasi, mendorong produktivitas, dan mempertahankan talenta berharga mereka.
Strategi Mengurangi Quiet Quitting agar Pekerja Tetap Aktif Berkontribusi di Tempat Kerja
Dalam dunia kerja yang kompetitif saat ini, perusahaan seringkali berfokus pada upaya menjaga talenta dan mengurangi turnover. Namun, tidak hanya kepergian aktif karyawan yang harus menjadi perhatian, tapi juga kepergian pasif yang sering terjadi, dikenal juga sebagai “Quiet Quitting.” Quiet Quitting terjadi ketika karyawan tetap berada di tempat kerja secara fisik, namun kehilangan semangat dan motivasi untuk berkontribusi secara aktif. Perilaku ini memiliki potensi menyebabkan dampak negatif pada produktivitas dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mengurangi Quiet Quitting dan memastikan karyawan tetap aktif dan berkontribusi di tempat kerja.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengurangi Quiet Quitting agar pekerja dapat tetap aktif berkontribusi di tempat kerja:
1. Membangun Budaya Kerja yang Inklusif dan Mendukung
Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi Quiet Quitting adalah lingkungan kerja yang tidak inklusif dan kurang mendukung. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun budaya kerja yang inklusif, di mana setiap karyawan merasa dihargai dan didengar. Ini dapat dicapai dengan mendorong dialog terbuka, menghormati perbedaan pandangan, dan memberikan kesempatan yang adil untuk berpartisipasi. Menjaga komunikasi yang terbuka antara atasan dan karyawan juga membantu mengidentifikasi dan menangani ketidakpuasan atau masalah sebelum mereka menyebabkan Quiet Quitting.
2. Memfasilitasi Pengembangan Karier yang Jelas
Karyawan yang tidak melihat peluang pengembangan karier yang jelas di tempat kerja cenderung merasa terjebak dalam rutinitas dan akhirnya mengalami Quiet Quitting. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan jalan yang jelas bagi karyawan untuk mengembangkan karier mereka. Ini dapat dilakukan dengan menyediakan program pengembangan karyawan, pelatihan lanjutan, atau kesempatan promosi yang transparan dan adil. Dengan memberikan visibilitas yang jelas atas kemajuan karier yang dapat dicapai, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk tetap bersemangat dan berkontribusi secara aktif.
3. Aktif Mengakui dan Menghargai Karyawan
Pengakuan dan penghargaan merupakan kunci penting dalam mengurangi Quiet Quitting. Karyawan yang merasa diakui dan dihargai atas kontribusinya cenderung lebih termotivasi dan tetap aktif berkontribusi. Oleh karena itu, perusahaan harus aktif dalam memberikan pengakuan terhadap pencapaian karyawan, entah itu melalui penghargaan formal, umpan balik positif, atau kesempatan memimpin proyek yang menarik. Ini meyakinkan karyawan bahwa kerja mereka tidak hanya dilihat, tetapi juga dihargai, sehingga mengurangi risiko Quiet Quitting.
4. Mendorong Keterlibatan dan Partisipasi
Karyawan yang merasa terlibat dan memiliki ruang untuk berpartisipasi memiliki gairah yang lebih besar dalam pekerjaan mereka. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif karyawan. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan tim kerja, diskusi kelompok, atau idenya pada pengambilan keputusan. Dengan memberikan karyawan kesempatan untuk berkontribusi dan merasa memiliki terhadap apa yang mereka kerjakan, perusahaan dapat mengurangi risiko Quiet Quitting dan meningkatkan motivasi mereka.
5. Memberikan Dukungan dan Keseimbangan Kerja-Hidup
Dalam upaya mengurangi Quiet Quitting, perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keseimbangan kerja-hidup. Karyawan yang merasa terlalu ditekan atau merasa kesulitan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, mungkin lebih rentan terhadap Quiet Quitting. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan dukungan dan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja-hidup, seperti fleksibilitas jam kerja, jam cuti yang memadai, dan program kesejahteraan karyawan.
Quiet Quitting adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan perusahaan. Namun, dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko ini dan memastikan karyawan tetap aktif dan berkontribusi di tempat kerja. Dari membangun budaya kerja yang inklusif hingga memfasilitasi pengembangan karier yang jelas, memberikan pengakuan dan dukungan, serta mendorong keterlibatan dan keseimbangan kerja-hidup, setiap strategi di atas memiliki peran penting dalam mengatasi Quiet Quitting dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berdaya guna.
Baca Artikel Kami Lainnya: Inilah Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Great Resignation: Fakta, Tren, dan Dampaknya
Artikel oleh: Logos Indonesia.
MEMBUTUHKAN KONSULTAN HRD UNTUK KEBUTUHAN ANDA? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH HRD.
HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:
Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD
Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):
📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456
Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia
Comment