Mengapa Lansia Rentan terhadap Kesepian?

Mengapa Lansia Rentan terhadap Kesepian? Dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan yang dapat mempengaruhi kehidupannya.

Logos IndonesiaMengapa lansia rentan terhadap kesepian? Kali ini, kita akan membicarakan tentang kesepian di kalangan orang tua. Jadi, kesepian itu apa sih? Nah, bisa dibilang kesepian itu adalah perasaan saat seorang lansia merasa sendiri atau kurang ditemani oleh orang lain.

Kenapa sih kita perlu ngomongin soal ini? Alasannya simpel aja. Orang tua itu bagian penting dari hidup kita, baik sebagai keluarga atau teman-teman kita. Jangan sampai ya, kita anggap biasa aja kalau orang tua itu merasa kesepian. Karena, ternyata kesepian itu bisa berdampak buruk loh, buat kesehatan pikiran dan tubuh mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Strategi Efektif untuk Membantu Remaja Berhenti Merokok

Nah, di dalam tulisan ini, kita akan lihat hal ini dari sudut pandang psikologi. Kita akan coba cari tahu lebih jauh. Kenapa hal-hal yang berkaitan dengan pikiran bisa bikin orang tua jadi mudah merasa kesepian? Lalu, gimana caranya kita bisa bantu mereka?. Yuk, kita mulai aja perbincangan kita ini!

Ketika berbicara soal kenapa lansia rentan terhadap kesepian, ada banyak faktor yang perlu kita pertimbangkan. Langkah pertama untuk memahami dan kemudian merespons kesepian pada lansia adalah dengan menggali lebih dalam mengenai penyebab-penyebab dari kondisi ini.

Faktor Biologis

 

Dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan biologis yang dapat mempengaruhi bagaimana lansia berinteraksi dengan dunia sekeliling mereka. Misalnya, penurunan kesehatan fisik dan penurunan fungsi indra. Seperti pendengaran dan penglihatan dapat membuat lansia terisolasi dari lingkungannya. Dan inilah yang kemudian bisa menjadi pemicu kesepian.

Faktor Lingkungan

 

Keadaan lingkungan seorang lansia juga berperan dalam mendorong kesepian. Misalnya, apabila anak dan kerabatnya hidup jauh, atau teman-teman sebaya telah meninggal. Maka seorang lansia bisa merasa kesepian. Kuatnya budaya collectivist di Indonesia seringkali memudarkan permasalahan ini. Namun bukan berarti tidak ada lansia yang merasa kesepian.

Faktor Sosial

 

Faktor sosial juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi kesepian pada lansia. Lansia yang memiliki hubungan sosial yang kurang. Baik dari teman sebaya, kerabat, maupun masyarakat sekitar, memiliki risiko yang lebih besar untuk merasa kesepian.

Demikianlah beberapa faktor yang membuat lansia rentan terhadap kesepian. Kini saatnya kita melihat dampak dari kesepian ini pada kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Faktor Psikologis

Faktor psikologis juga mempengaruhi tingkat kesepian pada lansia. Depresi, stress, dampak dari trauma, atau kecemasan memiliki hubungan erat dengan kesepian. Perasaan kesepian bisa memperparah kondisi psikologis ini. Sebaliknya, kondisi psikologis ini bisa memperparah perasaan kesepian. Berikut ini penjelasan yang lebih mendalam mengenai faktor psikologis yang mempengaruhi lansia:

1.     Perubahan dalam kehidupan sosial (pensiun, kematian pasangan atau teman)

Saat seseorang memasuki masa pensiun, akan ada banyak perubahan dalam kehidupan sosial mereka. Lingkungan kerja yang dulu menjadi tempat untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan rekan-rekan kerja hilang. Hal ini bisa membuat lansia merasa kehilangan dan kesulitan menemukan lingkungan sosial baru yang sebanding dengan yang dulu.

Sementara itu, kematian pasangan atau teman membuat banyak lansia kehilangan sumber dukungan emosional dan sekaligus merasa kesepian. Mengatasi kehilangan ini merupakan tantangan tersendiri. Terlebih jika lansia tersebut kesulitan mencari teman atau kelompok baru yang bisa memberikan dukungan yang sama.

2.     Kurangnya peran dalam lingkungan sosial (merasa tidak berguna atau berharga)

Setelah pensiun, banyak lansia yang merasa kehilangan peran dalam masyarakat atau bahkan dalam keluarganya. Mereka mungkin merasa sulit mencari tujuan baru dalam hidup. Maka para lansia perlu adanya kesibukan yang tidak hanya mengisi waktu luang tapi juga memberikan rasa berharga. Akibatnya, rasa tidak berguna atau berharga ini bisa mempengaruhi kepercayaan diri dan emosi lansia. Yang pada akhirnya bisa membuat mereka merasa kesepian.

3.     Penurunan kognitif (memori dan kemampuan berpikir)

Seiring bertambahnya usia, kemampuan berpikir dan memori sering mengalami penurunan. Penurunan kognitif ini bisa membuat lansia kesulitan untuk berkomunikasi, memahami informasi, atau bahkan mengingat wajah dan nama orang yang akrab. Akibatnya, mereka mungkin merasa terputus dari orang-orang disekitar. Merasa tidak mampu berpartisipasi dalam diskusi atau aktivitas yang dulu mereka nikmati. Yang pada gilirannya meningkatkan risiko merasa kesepian.

4.     Perubahan fisik (keterbatasan mobilitas)

Kondisi kesehatan dan keterbatasan fisik sering dialami lansia seiring bertambahnya usia. Mobilitas yang terbatas membuat mereka kesulitan dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial, olahraga, atau pergi ke tempat-tempat yang mereka suka. Keterbatasan ini juga bisa mengurangi kesempatan bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Sebagai akibatnya, lansia dengan keterbatasan fisik lebih rentan mengalami perasaan kesepian dan terisolasi dari masyarakat.

Dengan memahami isu ini secara mendalam, kita bisa lebih proaktif dalam mendukung lansia di sekitar kita. Sehingga membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan terhubung dengan lingkungan sosialnya. Praktik empati, dukungan, dan kesediaan untuk meluangkan waktu adalah cara terbaik untuk membantu lansia mengatasi perasaan kesepian.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Seseorang Tidak Bisa Menangis dan Apa Artinya?

Artikel oleh: Logos Indonesia.