Perbedaan Utama Antara Autis Dan Down Syndrome

Secara sederhana perbedaan antara retardasi mental atau Down Syndrome dengan autis adalah dari hasil aspek tes intelegensinya.

Logos Indonesia Pernahkah kamu melihat seorang anak yang berbeda secara perilaku maupun kognitif dari kebanyakan anak lainnya? Kemungkinan besar kamu melihat seorang anak yang memiliki gangguan kognitif atau nama lainnya tunagrahita. Seperti namanya, gangguan kognitif ini terjadi karena faktor kognitif yang berbeda dari anak lainnya.

Sehingga mereka dianggap aneh bagi kebanyakan orang. Salah satu contoh dari tunagrahita adalah autis dan Down Syndrome. Namun kebanyakan orang melihat kedua jenis penyakit mental ini sebagai suatu hal yang sama. Padahal, secara faktor dan teorinya memiliki perbedaan yang cukup besar.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Perbedaan Orang Yang Fobia Dan Rasa Takut Biasa.

Pandangan bagi orang awam pada kedua jenis penyakit mental tersebut adalah memiliki IQ yang rendah. Namun tahu kah kamu, tidak semua anak autis memiliki IQ yang rendah. Bahkan beberapa anak autis memiliki IQ yang sangat tinggi atau jenius.

Kemudian, tidak semua anak Down Syndrome tidak bisa melakukan apapun. Karena Down Syndrome memiliki kategori dari intensitas keparahan yang berat, sedang hingga ringan. Mari kita bahas secara lebih mendalam perbedaan antara autis dan Down Syndrome.

Apa Itu Autis?

Autis.

Autis adalah gangguan pada syaraf yang mempengaruhi pada kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi. Penyakit ini paling sering dialami oleh anak-anak. Anak yang mengalami autis memiliki perilaku berulang seperti ritual baginya. Jika perilaku itu diganggu atau terlewatkan. Anak autis akan marah atau tantrum.

Berdasarkan DSM -IV-TR, setidaknya terdapat minimal 6 kriteria, dengan masing-masing 2 kriteria yang memiliki kesulitan dalam hal interaksi sosial, dan masing-masing satu dari kesulitan dalam berkomunikasi dan perilaku berulang.

Cara anak autis berhubungan dengan orang lain tidak sama dengan anak normal pada umumnya. Mereka tidak bisa menunjukan ekspresi emosi dan selalu menghindari kontak mata. Karena anak autis memiliki dunianya sendiri. Ia tidak memiliki minat pada interaksi sosial dengan orang lain. Umumnya memiliki perilaku yang berulang yang harus dilakukan setiap harinya.

Perilaku ritual ini, seperti ritual sebelum makan yang harus ada susu coklat. Atau ketika ingin tidur, bantal harus berada di sebelah kanan guling dan sebagainya. Jika hal tersebut berubah atau tidak sesuai. Maka anak autis akan marah. Bahkan mereka bisa mengindentifikasi perbedaannya walaupun sedikit. Gejala autis ini umumnya dapat diketahui sejak kecil. Terlihat dari keterlambatan dalam hal bahasa, interaksi sosial maupun berkomunikasi dengan orang lain.

Apa Itu Down Syndrome?

Down Syndrome.

Retardasi Mental atau Down Syndrome merupakan gangguan pada fungsi intelektual yang berada di bawah rata-rata. Rata-rata IQ mereka kurang dari 70. Karena IQ mereka rendah, mereka jadi sulit untuk berperilaku adaptif dengan tuntutan sosial. Bahkan untuk kondisi yang parah, mereka tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Down syndrome ini dapat diidentifikasi sebelum usia 18 tahun.

Berdasarkan Davison, Neale, Kring (2017) dalam bukunya berjudul “Psikologi Abnormal”, terdapat 4 kategori retardasi mental atau Down Syndrome, yaitu:

  • Retardasi Mental Ringan (IQ 50-70) atau memiliki keterampilan akademik yang sama dengan kelas 6 SD. Mereka masih bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Namun mereka perlu sedikit bantuan dalam memecahkan permasalahan yang ada dan mengelola finansialnya.
  • Retardasi Mental Sedang (IQ 35-50). Terdapat kerusakan otak dan memiliki kelemahan fisik yang menghambat motoriknya. Mereka perlu banyak dibimbing dan dilatih dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Sehingga sebagian besar hidupnya akan bergantung dengan keluarga.
  • Retardasi Mental Berat (IQ 20-35). Mereka memiliki abnormalitas dalam hal fisik sejak lahir dan keterbatasan dalam mengendalikan sensori motoriknya. Karena itu mereka sangat butuh bantuan dalam mengurus diri sendiri selama hidupnya. Namun mereka mampu melakukan pekerjaan yang sederhana dan berulang.
  • Retardasi Mental Sangat Berat (IQ dibawah 20). Merupakan kategori yang paling berat dan membutuhkan penanganan total sepanjang hidupnya dari orang lain. Karena mereka memiliki abnormalitas dari fisik, kerusakan neurologis dan motorik yang sangat berat. Mereka bahkan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun.

Baca Artikel Kami Lainnya: Memahami Emosi Manusia Lebih Dekat Berdasarkan Ilmu Psikologis.

Apa Perbedaan Dari Autis Dan Down Syndrome?

Secara sederhana perbedaan antara retardasi mental atau Down Syndrome dengan autis adalah dari hasil aspek tes intelegensinya. Jika Down Syndrome memiliki skor rendah dalam semua tes intelegensi. Sedangkan bagi anak autis, mereka hanya lemah dalam bahasa dan bagus di visual spasial. Bahkan untuk beberapa jenis autis, mereka memiliki keahlian khusus ataupun IQ yang jenius.

Pada umumnya anak autis memiliki keterbatasan yang terlihat sejak lahir. Hanya saja mereka tidak bisa berinteraksi sosial dengan orang di sekitarnya. Karena mereka memiliki dunia mereka sendiri. Hal ini karena mereka tidak bisa memahami emosi yang biasa dirasakan oleh orang normal. Sebagai contoh, seorang autis tidak akan memahami emosi sedih, marah, kesal, dan emosi lainnya. Yang mereka pahami adalah orang tersebut berteriak karena tidak suka diperlakukan seperti itu, bukan sebagai emosi marah.

Artinya, retardasi metal berkaitan dengan IQ yang rendah. Semakin rendah IQ semakin parah retardasi mental tersebut. Sedangkan autis tidak terpaku dengan IQ yang rendah. Selain itu, anak autis memiliki perilaku yang berulang sedangkan dan retardasi mental tidak ada perilaku berulang. Berdasarkan penyebabnya, Down Syndrome disebabkan oleh kelebihan kromoson 21. Sehingga biasanya anak yang mengalami Down Syndrome memiliki wajah yang dapat dikenali. Sedangkan pada anak autis dari segi fisik hampir sama dengan anak normal lainnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Xenophobia Dan Dampaknya Bagi Pendidikan Anak.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment