Logos Indonesia – Apakah kamu pernah gagal move on sama mantan mu? Setiap harinya masih terbayang masa lalu dengan mantanmu. Kamu yang masih belum rela untuk putus dengan doi, merasa hari mu menyedihkan. Kamu merasa sedih, atau marah atau kesal dengan hal tersebut. Hal ini karena kamu terlalu berfokus pada masa lalu. Jika kamu bisa merelakan atau menuntaskan emosi yang belum terselesaikan itu. Maka hidup mu lebih bahagia tanpa rasa tertekan. Hal itulah yang mau disampaikan oleh Perls dalam teorinya.
Baca Artikel Kami Lainnya: Gordon Allport Dan Pemikirannya.
Menurut Perls, orang yang hidup di masa lalu, maka hidupnya akan suram. Namun, ketika kita hidup untuk masa depan, maka hidup kita hanyalah khayalan semata tanpa terwujudnya hal tersebut. Rencana akan masa depan memang membuat kita bersemangat. Namun, rencana hanyalah sebuah rencana. Tidak akan menjadi kenyataan jika belum dilakukan.
Setelah mengetahui alasan kita bisa menerapkan teori Perls dalam diri kita saat ini. Mari kita pelajari lebih dalam tentang Perls dan teori terkenalnya “Di Sini Dan Kini”. Sehingga dalam cerita kali ini kita akan membahas mengenai Perls, seorang tokoh psikologi yang memusatkan dirinya pada hari ini, bukan kemaren atau besok.
Penjalanan Hidup Perls Menuju Teorinya
Perls memiliki nama lengkap Fritz Perls. Perls lahir tahun 1893 dan meninggal dunia pada tahun 1970. Perls merupakan ahli psikoanalisis pertama yang berasal dari Afrika Selatan. Perls saat dirinya mengikuti kongres psikoanalitiks tahunan yang diselenggarakan oleh Sigmund Freud. Perls berusia 43 tahun saat itu. Perls sangat bersemangat untuk bertemu dengan Freud dan mempresentasikan penemuannya.
Setelah melewati 4000 mil dari tempat tinggalnya di Afrika Selatan. Akhirnya, Perls sampai di Cekoslowakia. Perls menganggap bahwa penemuan ini sebagai sumbangan yang besar bagi psikoanalisis. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi dirinya. Penemuannya ini tidak diterima oleh pengikut kelompok psikoanalitis Ortodok Freud. Bahkan, Freud sendiri tidak menerima penemuan dari Perls. Karena itu, Ia kecewa atas perlakuan yang diterima oleh semua orang yang ada di kongres psikoanalitis tahunan itu. Hal ini membuat Perls merasa hancur, dan malu, serta terhina. Sehingga, Perls memutuskan untuk kembali ke Afrika Selatan.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Freud, Bapak Psikoanalisis.
Setelah kembali dari Cekoslowakia, Perls seperti bukan dirinya yang dulu. Setelah kembali, Ia seperti orang lain. Perls berubah dari seorang ahli psikoanalisis yang biasa saja menjadi seorang yang hebat hingga membentuk suatu terapi baru atas kodrat manusia. Freud membuang semua kepercayaannya terhadap psikoanalisis Freud yang dahulu ia yakini. Ia merasa bebas dari dirinya yang dulu. Perls memutuskan untuk tidak membutuhkan bantuan dari orang lain. Ia tidak tergantung lagi dengan sistem spiritual, moral dan intelektual yang diterapkan sebelumnya. Akhirnya Perls meyadari terapi gestalt sebagai dasar dari teori yang kita kenal saat ini. Kemudian Perls mengembangkan dan menyebarluaskan pemahaman ini. Dari hasil penyebarluasan teorinya ini. Perls memiliki banyak pengikut yang setia pada dirinya dan hidup bermewah-mewahan. Menurut Martir Shepard, Perls memiliki kepribadian yang bersemangat dan eksentrik. Perls bebas melakukan apapun yang dirinya sukai tanpa beban. Bahkan hingga akhir hayatnya, pengikut Perls sangat fanatik. Pengikutnya menunggu di luar ruang rawat inap selama 6 hari sampai Perls menghembuskan nafasnya. Kepopulerannya sangat luar biasa hingga akhir hayatnya. Kepopulerannya ini karena nasihat hidupnya yaitu “di sini dan kini”.
Terapi Gestalt Perls
Pandangan Perls lebih dominan kepada suatu terapi bukan teori. Namun, Sama halnya dengan Frankl. Perls juga menganggap bahwa suatu terapi haruslah dilandasi dari teori kepribadian. Maka teori mengenai “di sini dan kini” menjadi teori utama Perls. Kata gestal berasal dari kata Jerman yang artinya bentuk kebulatan atau paripurna. Walaupun Perls bukan merupakan tokoh psikologi yang masuk dalam psikologi gestalt. Tapi, teorinya memiliki kesamaan arti, yaitu seseorang selalu mengarah ke kebulatan. Maksudnya adalah ketika seseorang berada di situasi yang belum terselesaikan (infinished situation), maka seseorang itu akan cenderung beegerak ke penyelesaian.
Baca Artikel Kami Lainnya: Viktor Frankl, Mencari Makna Hidup Di Kamp Konsentrasi Nazi.
Menurut Perls, seseorang yang sehat adalah seseorang yang bisa mengungkapkan emosinya dengan bebas. Selain itu, orang yang sehat menurut Perls adalah orang yang berfokus pada masa sekarang. Bukan masa lalu maupun masa depan.
Sehingga, orang yang fokus pada masa lalu, akan mengembangkan rasa sentimentil tentang semua hal yang terjadi di hidupnya. Sebagai contoh, orang yang berfokus pada masa lalu yaitu ketika masih menganggap dirinya sebagai anak kecil, padahal kenyataannya ia sudah dewasa.
Sedangkan, ketika seseorang mengembangkan hidup untuk berfokus masa depannya. Maka hidup tidak akan pernah berkembang. Karena hanya berfokus pada rencana kedepannya atau khayalan yang tidak nyata. Sehingga seseorang yang berfokus pada masa lalu ataupum masa depan, tidak akan merasakan kebebasan dan kebahagiaan. Karena mereka akan kehilangan kesempatan bersenang-senang yang hanya dirasakan pada hari ini saja.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Klein, Ibu Dari Teori Objek.
Artikel oleh: Logos Indonesia.
Comment