Proses Menuju Self-Awareness: Tahapan yang Harus Dilalui untuk Menjadi Self-Awareness

Self-awareness adalah proses memahami tentang siapa diri kamu. Seperti yang dijelaskan oleh Sastrowardoyo (1991) dan Geller (2000).

Kerpibadian, Tokoh2042 Views

Logos Indonesia – Pernahkah kamu merasa bingung atau kehilangan arah dalam hidup? Atau mungkin merasa kesulitan mengenali diri kamu sendiri? Jika iya, maka kamu sedang berada dalam perjalanan menuju self-awareness. Self-awareness adalah proses mengenali dan memahami secara mendalam tentang siapa diri kamu. Termasuk kelebihan, kelemahan, nilai-nilai, dan apa yang membuat kamu unik. Artikel ini akan membahas pengertian self-awareness serta tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapainya. Seperti yang dijelaskan oleh Sastrowardoyo (1991) dan Geller (2000).

Self-awareness merupakan kepekaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Yang meliputi pemahaman akan perasaan, niat, dan reaksi yang muncul dalam berbagai situasi. Ketika kamu memiliki self-awareness yang baik. Maka kamu akan lebih mampu mengenali emosi, pikiran, dan perilaku kamu secara obyektif tanpa membabi buta oleh dorongan-dorongan emosional. Hal ini memberikan kamu kesempatan untuk melakukan introspeksi dan melakukan perubahan positif dalam hidup.

Proses menuju self-awareness bukanlah perjalanan yang singkat. Ini adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan komitmen untuk terus belajar tentang diri kamu sendiri. Namun, tahapan-tahapan yang harus dilalui akan membantu kamu mencapai self-awareness dengan lebih baik.

Tahapan Menuju Self-Awareness menurut Sastrowardoyo (1991)

Menurut Sastrowardoyo (1991), perjalanan menuju kesadaran diri yang kreatif adalah proses yang terbagi menjadi empat tahap:

a.     Tahap Ketidaktahuan

Tahap ini dimulai saat individu baru lahir. Saat dimana individu tidak memiliki kesadaran atau pemahaman tentang dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Pada tahap ini, individu berada dalam keadaan yang serba baru dan belum memahami makna dari sebagian besar hal. Seorang bayi, misalnya, yang baru lahir dan belum memiliki kesadaran diri, berada pada tahap ini.

b.     Tahap Pemberontakan

Setelah tahap ketidaktahuan, individu memasuki tahap kedua yaitu ‘pemberontakan’. Di sini, individu mulai menunjukkan perilaku permusuhan dan pemberontakan dalam upaya mendapatkan kebebasan dan membangun kekuatan batin mereka. Menentang norma dan aturan yang ada adalah bagian dari tahap ini. Tujuannya adalah untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan lama. Sehingga membuat jalan bagi individu untuk memasuki situasi yang baru dengan keterlibatan dan koneksi yang baru.

c.     Tahap Kesadaran Normal

Tahap selanjutnya adalah ‘kesadaran normal’. Di tahap ini, individu dapat mengidentifikasi dan mengakui kesalahan yang telah mereka lakukan. Kemudian merespons dengan bertindak secara bertanggung jawab. Mereka belajar dari pengalaman mereka dan mengembangkan kepercayaan yang positif terhadap kemampuan diri mereka. Kesadaran diri ini membentuk dasar untuk kontrol diri. Selain itu juga memfasilitasi dalam membuat keputusan yang lebih baik dan informasi mendalam.

d.     Tahap Kesadaran Diri Kreatif

Akhirnya, individu mencapai tahap kreatif dari kesadaran diri. Di tahap ini, individu mampu melihat kebenaran secara objektif, tidak dipengaruhi oleh perasaan dan keinginan subjektif mereka. Individu dapat mencapai tahap ini melalui berbagai metode. Seperti melalui aktivitas sehari-hari, pengetahuan ilmiah, atau melalui kegiatan lain yang berbeda dari rutinitas mereka. Pada tahap ini, individu dapat melihat hidup dari perspektif yang lebih luas. Mereka memperoleh inspirasi, dan membuat gambaran mental tentang diri mereka. Dimana hal ini yang akan membantu mengarahkan tindakan dan langkah-langkah mereka dalam hidup. Kesadaran diri yang kreatif ini mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri. Selain itu juga memungkinkan seseorang melakukan introspeksi dan refleksi tentang hidup mereka.

Tahapan Kesadaran Menurut Geller (2000)

Berikut ini Tahapan Kesadaran Menurut Geller (2000).

  1. Unconscious Incompetence. Seseorang tidak tahu bahwa mereka tidak bisa melakukan suatu tugas atau kegiatan. Contoh: tidak tahu bahwa mereka tidak bisa bermain gitar.
  2. Conscious Incompetence. Seseorang tahu bahwa mereka tidak bisa melakukan tugas atau kegiatan dan ingin belajar. Contoh: menyadari bahwa mereka tidak bisa bermain gitar dan ingin belajar.
  3. Conscious Competence. Seseorang sudah bisa melakukan tugas atau kegiatan, tetapi harus berpikir keras saat melakukannya. Contoh: sudah bisa bermain gitar tetapi perlu berkonsentrasi saat memainkannya.
  4. Unconscious Competence. Seseorang sudah sangat pandai melakukan tugas atau kegiatan hingga bisa melakukannya dengan mudah dan tanpa berpikir keras. Contoh: bisa bermain gitar dengan lancar tanpa harus berpikir keras.
Baca Artikel Kami Lainnya:  Pahami Self Awareness pada Diri Sendiri dan Terapkanlah

Mari kita ambil contoh seseorang yang ingin mempelajari suatu keterampilan baru, misalnya bermain sebuah alat musik.

Pada awalnya, individu ini berada dalam tahapan Unconscious Incompetence. Mereka tidak memahami bahwa bermain alat musik tersebut bukanlah hal yang mudah dan ada banyak hal yang harus dipelajari. Kemudian, ketika mereka mulai mencoba memainkan alat musik tersebut dan merasa kesulitan. Mereka berpindah ke tahapan Conscious Incompetence. Mereka sekarang mengerti bahwa mereka harus belajar lebih banyak untuk bisa memainkannya dengan baik.

Setelah beberapa waktu belajar dan berlatih. Mereka mulai bisa memainkan beberapa not dan melodi sederhana. Ini adalah tahapan Conscious Competence. Mereka tahu apa yang mereka lakukan dan bisa melakukannya dengan baik. Tetapi, masih harus berpikir keras dan berkonsentrasi saat memainkannya.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun Latihan. Mereka bisa memainkan alat musik tersebut dengan lancar dan tanpa harus berpikir keras. Mereka telah mencapai tahapan Unconscious Competence. Mereka telah menguasai alat musik tersebut dan bisa menikmati bermain musik dengan bebas dan lancar.

Baca Artikel Kami Lainnya:  4 Strategi Praktis untuk Meningkatkan Self-Awareness Mengenali Emosi Diri Sendiri

Artikel oleh: Logos Indonesia.