Apa Fungsi Tes Kepribadian EPPS?

Tes EPPS merupakan tipe tes psikologi yang berfungsi untuk memprediksi kepribadian seseorang. Dasar penyusunan dari tes ini adalah 15 aspek kebutuhan yang diungkapkan oleh Henry A. Murray.

Kerpibadian3911 Views

Logos Indonesia – Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan tes psikologi yang berfungsi untuk memprediksi kepribadian seseorang. Tes ini masuk ke dalam jenis tes non proyektif, yaitu tes yang dapat mengukur kepribadian seseorang dengan beberapa item yang harus dipilih.

Tes EPPS merupakan salah satu tes yang cukup sering digunakan di industri organisasi, baik untuk keperluan rekrutmen karyawan, promosi jabatan, dan lain sebagainya. Walaupun tes ini memang tidak seterkenal Wartegg, Kreapelin, dan Pauli. Namun, hasil dari tes ini cukup kredibel sehingga tidak jarang HRD akan menggunakan tes EPPS.

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai sejarah, dasar penyusunan, fungsi, dan kekurangan dari tes EPPS. Selamat membaca.

Sejarah Tes EPPS

Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan tes psikologi yang merupakan perkembangan dari teori psychogenetic needs yang ditemukan oleh Henry A. Murray. Orang yang menciptakan tes EPPS adalah Allen L. Edwards pada tahun 1953.

Tes EPPS pertama kali dipublikasikan oleh The Psychological Corporation dan beberapa penerbit lainnya seperti Test Dimension di Amerika Dan Sebagian Besar Eropa (1954), Nihon Bunka Kagakusha di Jepang (1970), dan Harcourt Test Publishers di Belanda (Sampai Tahun 2002). Sehingga hak penerbitan dikembalikan kepada Allen L. Edwards Living pada tahun 2002.

Dalam sejarahnya, tes EPPS pernah mengalami revisi sebanyak dua kali, yaitu revisi pertama dipublikasikan oleh Journal Of Consulting Psychology pada bulan Oktober 1959. Pada revisi pertama ini tes EPPS mengalami perubahan pada sistem scoring dan penambahan bibliography (dari 9 menjadi 82 sumber referensi). Namun revisi tersebut tidak mendatangkan banyak perubahan sehingga tidak banyak yang mengkritisi.

Pada tahun 2006, tes EPPS kembali direvisi dan diterbitkan kembali oleh Suzanne E. Bonfiglio. Tes EPPS direvisi terutama pada bagian heterosexuality, dimana menurut Bonfiglio tes ini hanya bisa digunakan oleh kaum normal dan tidak untuk LGBT. Karena alasan yang digunakan cukup mengundang kontroversial, revisi ini masih diperdebatkan hingga saat ini. Namun untuk pengaplikasian di Indonesia masih sangat minim penyebarannya.

Dasar Penyusunan Tes EPPS

Dasar Penyusunan Tes EPPS
Dasar Penyusunan Tes EPPS

Seperti yang sudah dijabarkan di awal bahwa tes EPPS disusun berdasarkan teori psychogenetic needs yang diutarakan oleh Murray dan dikembangkan kembali oleh Allen L. Edwards. Murray beranggapan bahwa needs mampu memberikan respon terhadap situasi dengan cara tertentu.

Berikut needs yang digunakan dalam penyusunan tes EPPS:

Achievement

Achievement dalam hal ini merupakan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Seseorang dengan need achievement yang tinggi cenderung memiliki semangat dan ambisi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Tidak hanya itu, individu tersebut juga akan merasa gagal jika tidak mampu menyelesaikan tugasnya. Dalam organisasi needs yang satu ini cukup menjadi pertimbangan baik.

Deference

Deference merupakan kebutuhan untuk mengikuti/bergabung dengan orang lain. Seseorang dengan need Deference yang tinggi sangat tergantung dengan orang lain, suka berada di keramaian, dan menghindari melakukan kegiatan seorang diri.

Order

Order merupakan kebutuhan untuk terorganisir dan rapi. Seseorang dengan need order yang tinggi cenderung tampil rapi dan memperhatikan hal-hal detail. Need yang satu ini sangat cocok untuk mereka yang bekerja di bidang administrasi.

Exhibition

Exhibition merupakan kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian. Umumnya orang-orang introvert memiliki need exhibition yang tinggi. Need ini juga sangat cocok untuk orang-orang yang bekerja di depan kamera sepeti artis, influencer, selebgram, dan lain sebagainya.

Baca Artikel Kami Lainnya : Mengenal Tes Kepribadian TAT

Autonomy

Autonomy merupakan kebutuhan untuk bebas dari tanggung jawab dan kewajiban. Orang dengan need autonomy yang tinggi cenderung individual dan tidak menyukai kekangan dari orang lain.

Affiliation

Affiliation merupakan kebutuhan untuk berteman. Orang dengan need affiliation yang tinggi cenderung memiliki banyak teman karena mereka adalah tipe yang setia dalam pertemanan.

Intraceptions

Intraceptions merupakan kebutuhan untuk menganalisis orang lain dan diri sendiri. Orang dengan need intraception sangat cocok menjadi psikolog ataupun konselor.

Succorance

Succorance merupakan kebutuhan untuk menerima dukungan dan pertolongan dari orang lain. Orang dengan need succorance cenderung membutuhkan orang lain dan kesulitan berdiri sendiri. Orang-orang semacam ini sangat senang jika mendapatkan perhatian lebih.

Dominance

Dominance merupakan kebutuhan untuk memimpin. Orang dengan need dominance yang tinggi sangat cocok untuk menjadi leader sebuah tim. Biasanya mereka cukup ambisius dan berkomitmen.

Abasement

Abasement merupakan kebutuhan untuk mengakui dan menerima kesalahan. Orang dengan need abasement yang tinggi cenderung mudah merasa bersalah.

Nurturance

Nurturance merupakan kebutuhan untuk membantu maupun menunjukkan afeksi pada orang lain. Orang dengan need nurturance merupakan tipe orang yang senang membantu orang lain.

Change

Change merupakan kebutuhan untuk perubahan dalam kehidupan. Orang dengan need change yang tinggi sangat cocok menjadi bekerja di bidang yang senang mencoba hal baru dan mengikuti trend yang ada.

Endurance

Endurance merupakan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dan bertahan. Need yang satu ini menunjukkan komitmen yang tinggi dan cukup diminati oleh HRD.

Heterosexuality

Heterosexuality merupakan kebutuhan untuk menjadi menarik bagi lawan jenis. Need ini berfokus pada interaksi dengan lawan jenis.

Aggression

Aggression merupakan kebutuhan untuk mengungkap isi pikiran dan kritis terhadap orang lain. Jika dilihat dari segi positif, need ini cukup baik untuk berpikir kritis. Namun negatifnya, orang dengan need aggression yang tinggi cenderung mudah marah dan kurang bisa menerima pendapat orang lain.

Fungsi Tes EPPS

Tes EPPS sendiri berfungsi untuk mengungkap kepribadian seseorang berdasarkan 15 needs yang sudah dipaparkan di atas. Tidak jarang seseorang mengalami kesusahan untuk mengetahui kepribadian yang dimiliki, sehingga tes ini cukup membantu.

Tes ini bisa digunakan untuk proses rekrutmen karyawan dengan menyesuaikan kebutuhan apa yang perlu untuk posisi yang dicari. Anda juga bisa menggunakan tes ini untuk lebih mengenal diri Anda. Saat ini sudah cukup banyak biro psikologi yang menyedikan psikotes dan bahkan psikotes online. Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca Artikel Kami Lainnya : Apa Itu Tes 16 PF dan Apa Hubungannya Dengan Rekrutmen Karyawan