Apa Itu Baader-Meinhof Phenomenon?

Setelah seseorang mengetahui sesuatu, mereka menjadi lebih sadar akan hal itu dan kemudian mulai melihatnya lebih sering daripada sebelumnya.

Biopsikologi, Sosial4015 Views

Logos Indonesia –  Apakah kamu pernah merasa seperti setelah kamu pertama kali mengetahui sesuatu, maka kamu mulai melihat hal itu lebih sering daripada sebelumnya? Atau mungkin kamu pernah belajar tentang istilah tertentu dan tiba-tiba mulai melihatnya muncul di berbagai tempat? Jika iya, maka kamu mungkin sudah mengalami apa yang disebut sebagai “Baader-Meinhof phenomenon”!

Fenomena psikologis yang menarik ini juga dikenal sebagai “frequency illusion” atau “recency illusion”, dan telah menjadi topik pembicaraan di antara banyak orang dalam beberapa tahun terakhir. Namun, apa sebenarnya Baader-Meinhof phenomenon dan bagaimana hal itu dapat terjadi?

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang fenomena ini dan mencari tahu apa yang membuatnya begitu menarik bagi banyak orang. Pertama-tama, kita harus mengetahui apa itu baader-meinhof Phenomenon?

Apa Itu Baader-Meinhof Phenomenon?

Baader-Meinhof phenomenon, atau yang juga dikenal sebagai “frequency illusion” atau “recency illusion”, adalah fenomena psikologis di mana seseorang mulai merasa bahwa suatu hal muncul lebih sering setelah mereka pertama kali mengetahuinya atau menjadi terpapar dengannya. Dengan kata lain, setelah seseorang mengetahui sesuatu, mereka menjadi lebih sadar akan hal itu dan kemudian mulai melihatnya lebih sering daripada sebelumnya.

Misalnya, seseorang mungkin pertama kali belajar tentang merek mobil tertentu dan setelah itu mereka mulai melihat mobil tersebut di jalan-jalan lebih sering daripada sebelumnya, padahal sebenarnya mobil tersebut telah ada di sekitar mereka selama ini. Atau seseorang mungkin baru mengetahui istilah tertentu dalam bahasa asing dan kemudian mulai melihat istilah tersebut muncul di berbagai tempat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Intuisi Dapat Salah?

Fenomena ini dapat terjadi karena efek seleksi dan konfirmasi yang beroperasi di dalam pikiran kita. Setelah kita mengetahui atau terpapar dengan suatu hal, kita menjadi lebih sadar dan sensitif terhadap hal tersebut. Kemudian, kita lebih cenderung mencari atau mengingat pengalaman-pengalaman yang mendukung keyakinan kita tentang hal tersebut, yang pada gilirannya semakin menguatkan kesan bahwa hal tersebut muncul lebih sering daripada sebelumnya.

Fenomena ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor psikologis, seperti bias kognitif dan kecenderungan manusia untuk mencari konfirmasi dan pola dalam informasi yang mereka terima. Secara umum, efek Baader-Meinhof ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk dalam bidang kesehatan, teknologi, olahraga, dan bahkan hiburan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Mengatasi Diri Dari Pikiran Yang Irasional.

Contohnya, seseorang mungkin belum pernah mendengar istilah “anatidaephobia” sebelumnya (yaitu ketakutan bahwa seseorang selalu diamati oleh bebek). Setelah mereka pertama kali mendengar istilah tersebut, mereka mungkin mulai melihatnya muncul secara teratur, entah itu di televisi, buku, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari.

Meskipun fenomena ini dapat tampak seperti suatu kebetulan, namun sebenarnya itu adalah efek samping dari bagaimana otak kita memproses informasi dan membentuk persepsi kita terhadap dunia. Dalam beberapa kasus, Baader-Meinhof phenomenon dapat membantu kita untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman kita tentang suatu topik tertentu, namun dalam kasus lain, hal tersebut dapat menyebabkan bias persepsi dan pemikiran yang salah tentang suatu topik.

Bagaimana Cara Kerja Baader-Meinhof Phenomenon?

Baader-Meinhof phenomenon dapat terjadi karena adanya dua faktor psikologis yang saling terkait: “selective attention” dan “confirmation bias”.

“Selective attention” terjadi ketika otak kita memperhatikan hal-hal yang menarik perhatian kita dan mengabaikan hal-hal yang kurang penting. Ketika kita mempelajari hal baru atau mendengar istilah yang tidak biasa, kita cenderung lebih memperhatikan hal tersebut karena itu menjadi perhatian utama kita.

Ketika kita mulai memperhatikan hal ini, “confirmation bias” kemudian memperkuat persepsi kita terhadap sesuatu yang kita baru saja pelajari. “Confirmation bias” membuat kita cenderung mencari bukti atau informasi yang mendukung pemikiran atau keyakinan kita sebelumnya, sementara mengabaikan informasi yang bertentangan.

Jadi, ketika kita mulai memperhatikan sesuatu yang sebelumnya tidak kita perhatikan, kita cenderung lebih memperhatikan hal tersebut dan mencari konfirmasi bahwa hal tersebut memang ada. Akibatnya, kita merasa seperti hal itu tiba-tiba muncul di mana-mana, padahal sebenarnya itu sudah ada sebelumnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan Antara Intuisi Dan Perasaan.

Dalam kasus Baader-Meinhof phenomenon, fenomena ini mungkin terjadi ketika seseorang pertama kali memperhatikan suatu topik atau istilah tertentu, kemudian mulai memperhatikan hal tersebut di berbagai tempat dan situasi, bahkan jika hal itu sebenarnya sudah ada sebelumnya.

Dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan Baader-Meinhof phenomenon, kita dapat lebih memahami bagaimana otak kita bekerja dalam memproses informasi dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya dengan lebih baik untuk meningkatkan pemahaman dan kecerdasan kita.

Itulah penjelasan mengenai baader-meinhof phenomenon dan cara kerjanya. Begitu kita menyadari hal yang baru kita pahami, maka secara tidak sadar kita memfokuskan hal tersebut sebagai informasi yang kita sadari penuh.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment