Apa Itu Konformitas Dan Contoh Di Kehidupan Seharinya

Apa itu konformitas dan contoh di kehidupan seharinya. Perlaku konformitas adalah perilaku yang mengikuti aturan kelompok.

Relationship, Sosial23035 Views

Logos Indonesia Terkadang kita berperilaku sesuai dengan nilai yang ada pada kelompok. Secara tidak sadar, bahkan saat ini mungkin saja sedang mengikuti nilai atau aturan yang ada dalam kelompok mu.

Sebagai contoh, ketika kamu mengikuti komunitas pecinta kucing. Kamu akan mulai mengikuti semua perilaku yang identik dengan komunitas kucing tersebut. Seperti, ikut berpartisipasi dalam lomba kucing, ikut gerakan memberi makan kucing liar, dan mengikuti kegiatan yang ada dalam komunikasi tersebut.

Apakah kamu yang baru masuk dalam komunitas kucing, melakukan tindakan tersebut karena perintah? Tentu saja tidak kan. Kamu melakukannya karena kelompok dalam komunitas kucing itu melakukannya juga. Identitas sebagai kelompok menjadi alasan kamu melakukan semua aktivitas itu.

Contoh yang paling sering kita liat dari perilaku konformitas adalah ketika ada kecelakaan. Kamu pasti sering, melihat kurumunan orang-orang saat terjadinya kecelakaan di jalan. Pada awalnya hanya ada beberapa orang saja yang melihat dan datang ke kecelakaan jalan itu. Namun, setelah beberapa saat kemudian terlihat banyak sekali orang yang ingin melihatnya. Bahkan ketika kecelakaan itu sudah tertutupi kerumunan. Orang lain yang melihatnya, tanpa sadar ikut-ikutan untuk mendatangi tempat kejadian kecelakaan itu tanpa tau apa yang terjadi. Perilaku ikut- ikutan ini lah yang merupakan perilaku konformitas. Jadi kata kunci dari perilaku konformitas adalah ikut-ikutan melakukan hal yang sama dengan kelompoknya. Menyesuaikan dengan nilai atau identitas oada kelompok itu. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konformitas dan contoh di kehidupan sehari-hari.

Konformitas.
Konformitas.

Apa Itu Konformitas?

Menurut Laura, King (2012) konformitas adalah perubahan dalam perilaku untuk menyelaraskan dengan standar kelompok yang ada. Artinya orang tersebut harus mengikuti aturan yang ada dalam kelompok tersebut. Bentuk konformitas itu banyak macamnya dan banyak dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia kerja, dunia pendidikan dan masyarakat perilaku konformitas sering kita temui tanpa kita sadari. Di lingkungan sekolah, sering kita temu anak-anak nakal yang “nongrong” sembari merokok. Mungkin saja satu dari mereka hanya ikut-ikutan melakukan hal tersebut. Walaupun sebenarnya, ia belum pernah merokok.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Mengatasi Rasa Takut Berbicara Di Depan Umum.

Salah satu alasan kenapa orang-orang yanb sudah kita gambarkan, mau mengikuti aturan kelompok adalah ingin dterima dalam kelompok tersebut. Ketika kita ingin diterima dalam kelompok tersebut. Secara tidak sadar, kita akan berusaha mengikuti aturan yang ada pada kelompok tersebut. Berusaha menjadi identitas kelompok itu.

Alasan kedua kenapa kita mau mengikuti semua aturan kelompok adalah ingin dianggap benar. Ketika kamu mencoba melanggar aturan kelompok. Pandangan anggota dalam kelompok tersebut terhadap mu adalah salah.

Ketaatan atas perintah yang memaksa.
Ketaatan atas perintah yang memaksa.

Perbedaan Konformitas Dengan Perilaku Ketaatan

Dari penjelasan sebelumnya pasti kamu kesulitan membedakan antara konformitas dan ketaatan. Perbedaan istilah tersebut berada pada jenis aturan tersebut. Jika pada perilaku konformitas, aturan kelompok yang ia lakukan adalah jenis aturan yang tidak tertulis atau implisif. Mereka tidak dipakasa untuk megikuti aturan atau nilai kelompok tersebut. Mereka akan melakukan perilaku Konformitas secara sukarela agar bisa di terima oleh anggota kelompok yang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Quarter Life Crisis Pada Usia 20 Tahunan.

Sedangkan pada perilaku ketaatan. Mereka yang melakukannya merupakan suatu keharusan yang dipaksa untuk mengerjakannya tersebut. Jika tidak melakukannya, ia akan mendapatkan peringatan dari boss nya. Perilaku ketaatan ini sering dilakukan dalam dunia kerja. Karena perintah atasan yang menuntut kita dalam menyelesaikan setiap tugas yang diperintahkannya.

Dampak Konformitas

Apakah dampak dari konformitas itu negatif atau positif? Pertanyaan ini baru bisa dijawab jika sudah mengetahui kasusnya seperti apa dulu. Karena konformitas banyak sekali kita temui di mana-mana. Sehingga, tentu saja bisa berdampak negatif maupun positif.

Jika perilaku konformitas itu tidak memberikan manfaat bagi diri sendiri dan merugikan orang lain. Tentu saja perilaku konformitas itu berdampak negatif. Sebagai contoh, pada kelompok geng motor yang membegal warga sekitar untuk merebut motor mereka. Kelompok tawuran antar pelajar yang sering terjadi. Semua tindakan dalam kelompok mereka itu merugikan orang yang ada di sekitarnya.

Pada contoh tawuran antar pelajar. Jika kamu tanyakan kepada salah satu anggota yang mengikuti tawuran tersebut. Tanyakan, kenapa dirinya mau mengikuti tawuran itu. Kemungkinan besar jawaban mereka adalah karena diajak oleh teman, atau karena mau ikutan aja, dan lainnya yang mengarah ke perilaku ikut-ikutan. Mereka tidak ada alasan khusus kenapa melakukan tawuran antar pelajar.

Jika perilaku konformitas itu memiliki manfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain disekitarmu. Artinya, perilaku konformitas itu berdampak positif. Sebagai contoh, kamu mengikuti komunitas pecinta kucing. Semenjak kamu mengikuti kegiatan yang sering dilakukan oleh komunitas kucing tersebut, kamu merasa bermanfaat bagi orang lain. Misalkan saja mengikuti kegiatan memberikan makan pada kucing di jalan-jalan. Mengikuti edukasi ke warga terkait penyakit kucing dan cara penanganannya dan sebagainya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Agar Kamu Tidak Belanja Barang Secara Implusif.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment