Apa Itu Standar Durham? Tindakan Kriminal dan Gangguan Mental

Standar Durham adalah konsep hukum untuk seseorang yang memiliki gangguan mental serius atas tindakan kriminalnya.

Klinis, Sosial4022 Views

Logos IndonesiaStandar Durham adalah sebuah konsep hukum yang menegaskan bahwa seseorang tidak bisa dianggap bertanggung jawab atas tindakan kriminalnya jika tindakan tersebut merupakan hasil dari gangguan mental yang serius. Konsep ini dipopulerkan oleh keputusan pengadilan Amerika Serikat pada tahun 1954 dalam kasus Durham v. United States. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang Standar Durham dan bagaimana konsep ini berpengaruh pada sistem hukum dan masyarakat.

Apa Itu Standar Durham?

Standar Durham menekankan bahwa seseorang harus dibebaskan dari hukuman jika tindakannya merupakan hasil dari gangguan mental yang serius. Konsep ini bermula dari keputusan pengadilan dalam kasus Durham v. United States di mana seorang tentara dinyatakan bersalah atas tindakan pencurian. Namun, pengadilan kemudian memutuskan bahwa tindakan tersebut bukanlah tindakan kriminal karena bersumber dari gangguan mental yang serius yang dideritanya.

Contoh: Seseorang yang menderita skizofrenia dan mengalami halusinasi yang menyuruhnya untuk membunuh seseorang, kemudian melakukan tindakan tersebut. Dia dapat dianggap tidak bersalah karena tindakannya merupakan hasil dari gangguan mental yang dideritanya. Namun, jika dia hanya merasa marah dan membunuh seseorang tanpa ada hubungannya dengan gangguan mentalnya, maka dia tidak dapat dianggap tidak bersalah.

Bagaimana Standar Durham Berbeda Dari Konsep Lainnya?

Konsep hukum lain yang sering dibicarakan dalam kasus-kasus gangguan mental adalah konsep “M’Naghten Rule”. Konsep ini menetapkan bahwa seseorang hanya bisa dianggap tidak bertanggung jawab jika pada saat melakukan tindakan kriminal, ia tidak memiliki kemampuan untuk memahami sifat dan konsekuensi tindakannya. Dalam Standar Durham, seseorang tidak hanya harus mengalami ketidakmampuan untuk memahami tindakannya, tetapi juga harus mengalami gangguan mental yang serius.

Bagaimana Standar Durham Mempengaruhi Sistem Hukum Kita?

Standar Durham mempengaruhi sistem hukum kita dengan memberikan kesempatan kepada orang yang mengalami gangguan mental untuk mendapatkan perlakuan yang adil. Dalam kasus-kasus yang melibatkan gangguan mental, pengadilan harus mengambil keterangan dari para ahli psikologi dan psikiater untuk memastikan apakah tindakan seseorang bersumber dari gangguan mental yang serius. Hal ini penting untuk memastikan bahwa seseorang yang mengalami gangguan mental tidak dihukum karena tindakan yang tidak disengaja.

Namun, Standar Durham juga memunculkan kritik dari beberapa ahli hukum. Beberapa kritikus menganggap bahwa konsep ini terlalu melindungi pelaku kejahatan yang mengaku mengalami gangguan mental. Mereka berpendapat bahwa Standar Durham memungkinkan seseorang untuk melakukan kejahatan dan menghindari hukuman hanya dengan mengklaim mengalami gangguan mental.

Syarat Terpenuhinya Standar Durham

 

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar seseorang dapat dianggap tidak bersalah karena alasan gangguan mental.

Adanya Gangguan Mental yang Diakui secara Medis

Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah bahwa gangguan mental yang dialami seseorang harus diakui secara medis. Artinya, seseorang harus didiagnosis dengan gangguan mental oleh seorang dokter atau ahli kesehatan mental yang terkualifikasi. Jangan sekali-kali mencoba untuk mengklaim bahwa kamu menderita gangguan mental hanya untuk menghindari hukuman, karena hal ini dapat memperparah situasimu.

Gangguan Mental Mempengaruhi Kemampuan Kontrol Perilaku

Syarat kedua yang harus dipenuhi adalah bahwa gangguan mental yang dialami seseorang harus mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengontrol perilaku mereka. Ini berarti bahwa seseorang yang menderita gangguan mental tetapi masih mampu mengendalikan diri dan tindakannya tidak dapat dianggap tidak bersalah atas tindakan kejahatan yang dilakukan.

Tindakan Dilakukan sebagai Akibat dari Gangguan Mental

Syarat ketiga yang harus dipenuhi adalah bahwa tindakan yang dilakukan harus merupakan akibat langsung dari gangguan mental yang diderita seseorang. Ini berarti bahwa seseorang tidak dapat dianggap tidak bersalah jika tindakan mereka tidak berhubungan dengan gangguan mental yang diderita.

Bagaimana Kita Bisa Memastikan Bahwa Standar Durham Digunakan Dengan Adil?

Pertama, kita harus memastikan bahwa para ahli psikologi dan psikiater yang memberikan keterangan dalam kasus-kasus gangguan mental memiliki kualifikasi yang memadai dan independen dari pihak yang terkait dalam kasus tersebut. Kedua, kita harus memastikan bahwa Standar Durham tidak digunakan sebagai alat untuk melindungi pelaku kejahatan yang sebenarnya tidak mengalami gangguan mental yang serius. Ini bisa dilakukan dengan memperkuat penegakan hukum dan memastikan bahwa pengadilan menerapkan Standar Durham dengan hati-hati dan teliti.

Kita juga harus menyadari bahwa gangguan mental adalah masalah yang kompleks dan seringkali sulit untuk didiagnosis secara akurat. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan pemahaman kita tentang gangguan mental dan memperkuat sistem kesehatan mental untuk memastikan bahwa orang yang mengalami gangguan mental bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan tepat waktu.

Selain itu, kita juga harus mengubah pandangan kita tentang orang yang mengalami gangguan mental. Terlalu sering, orang yang mengalami gangguan mental dianggap sebagai orang yang berbahaya dan tidak stabil. Padahal, sebagian besar orang yang mengalami gangguan mental tidak berbahaya dan dapat hidup secara produktif dan bahagia dengan bantuan dan dukungan yang tepat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Cara Mengetahui Self-Healing Apa yang Cocok untuk Dirimu?

Dalam refleksi diri kita, kita perlu mengakui bahwa Standar Durham adalah salah satu konsep hukum yang sangat penting untuk memastikan bahwa sistem hukum kita adil dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Namun, kita juga perlu mengakui bahwa Standar Durham tidak sempurna dan masih perlu ditingkatkan dalam beberapa aspek. Kita harus terus memperjuangkan perlakuan yang adil bagi orang yang mengalami gangguan mental. Memastikan bahwa Standar Durham digunakan dengan hati-hati dan bijaksana oleh pengadilan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Gangguan Psikologis Histeria dan Fenomena Kesurupan di Indonesia.

Artikel oleh: Logos Indonesia.