Biografi Karen Horney: Teori Psikoanalisis Sosial

Karen Horney adalah seorang tokoh psikoanalisis perempuan yang menekankan pada faktor kulturan dan masa kanak-anak.

Tokoh10445 Views

Logos Indonesia Karen Horney awalnya mempelajari psikoanalisis Freud. Namun, seperti tokoh psikologi lainnya yang mempelajari psikoanalisis Freud. Horney lama-lama menyadari ketidakcocokan antara teori Freud dengan realitas kehidupan yang dijalaninya. Pengalaman selama hidupnya ini, memicu perkembangan teori Horney terhadap teori Freud.
Perbedaan pandangan antara Horney dan Freud adalah pandangan yang lebih optimis pada teori Horney. Walaupun jika kita baca sejarah dan teorinya, Horney lebih menjelaskan cara seseorang neurotik (sebutan bagi orang yang tidak sehat secara psikologis) dalam menghadapi permasalahannya yang menimbulkan rasa kecemasan.
Perbedaan tersebut pertama, faktor kulturan dan kejadian masa kecil membentuk kepribadian yang sehat atau neoritik. Sedangkan Freud memandang hambatan faktor biologis membentuk seseorang yang neoritik.
Kedua, permasalahan yang dialami setiap orang merupakan akibat dari kulturan menurut Horney. Ia memandang permasalahan yang dihadapi oleh seseorang karena tekanan dari lingkungan sekitarnya, bukan karena insting atau faktor biologisnya. Sedangkan Freud, memandang secara keseluruhan bahwa semua masalah berasal dari insting ketidaksadaranya dan hambatan biologis dari masa kecilnya.
Horney memang menggunakan masa kanak-kanak sebagai pembentuk kepribadian seseorang yang sama dengan Freud. Tapi, pemahaman konsep dari kedua tokoh ini sangatlah berbeda. Jika Freud menjelaskan masa kanak-kanak sebagai salah satu tahapan yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Sedangkan Horney menjelaskan kejadian di masa kanak-kanak terhadap bentuk kasih sayang yang diberikan oleh orangtua, membentuk cara seseorang untuk mengatasi permasalahannya ketika dewasa.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Alfred Adler: Karir & Pemikirannya.

Menurut Horney terdapat 3 jenis cara seseorang dalam mengatasi setiap permasalahan yang ditemuinya. Pertama, mendekati orang lain, kedua, dengan melawannya dan ketiga, mengisolasi diri atau menjauh dari orang lain. Bagi orang normal dalam menghadapi permasalahannya dengan menerapkan satu atau beberapa cara secara bersamaan. Mereka akan secara bergantian atau tidak terpusat pada satu cara saja selama hidupnya menghadapi permasalahan.
Sedangkan bagi orang yang neoritik, hanya bisa menggunakan satu cara saja selama hidupnya dalam mengatasi permasalannya. Ia terpaksa melakukannya untuk menghilangkan rasa kecemasan. Berikut biografi Karen Horney:

Karen Horney

Masa Kanak-Kanak Horney

Nama lengkap Horney yaitu Karen Danielsen Horney. Ia lahir pada tanggal 15 September 1885 di Hamburg, Jerman. Horney mempunyai kakak laki-laki yang selalu diperlakukan lebih baik dari pada dirinya. Kehidupan masa kecil Horney tidaklah bahgia. Ia merupakan anak dari ayah yang berkepribadian keras dan tidak memberikan rasa kasih sayang yang cukup. Pandangannya saat itu adalah ayahnya sebagai seorang yang munafik yang taat agama. Sedangkan ibunya selalu membelanya, memberikan rasa kasih sayang dan cinta.
Tapi bukan karena perlakuan ayahnya yang buruk kepada Horney saja yang membuatnya tidak bahagia. Horney sendiri merupakan anak perempuan satu-satunya dari pernikahan ayahnya yang kedua. Ia memiliki kakak tiri yang sudah dewasa ketika Horney baru lahir. Namun, kakak tirinya tidak menyukai dirinya. Selama masa kecil Horney, ia mengkhawatirkan hubungan ayah dan ibunya yang sering berantem.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Tokoh Psikologi Analisis, Carl Jung.

Pada usia 13 tahun, Horney memutuskan menjadi dokter. Sayangnya, kultur pada saat itu menghambatnya berkuliah di bidang kedokteran. Pada saat itu, tidak ada satupun universitas yang mau menerima Horney, karena statusnya sebagai perempuan. Akhirnya, pada usia 16 tahun ia menemukan cara berkuliah kedokteran. Ia memasuki Gymnasium. Pada tahun 1906, Horney berkuliah di University of Freiburg dan menjadi wanita pertama di Jerman yang bisa belajar ilmu kedokteran.

Kehidupan Pernikahannya

Pada masa kuliah, Horney bertemu dengan Oskar Horney dan akhirnya menikah pada tahun 1909. Mereka mulai tinggal di Berlin. Saat itu Oskar bekerja di perusahaan batu bara dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Sedangkan Horney masih belajar di perguruan tinggi dan memperdalam ilmunya untuk mengambil spesialis psikiatri.
Horney memiliki 3 anak perempuan. Mereka hidup bahagia di pinggir kota dengan seiring ekonomi keluarga yang sejahtera. Namun, pada tahun 1923 Oskar kehilangan pekerjaannya karena inflasi. Akhirnya mereka jatuh miskin dan tinggal kembali ke Berlin. Pada tahun 1938, Horney dan Oskar resmi bercerai.

Kehidupan Setelah Bercerai

Di tahun pertama perceraian, Horney aktif menulis, mengajar, menemui pasiennya dan merawat 3 anaknya. Perceraian mereka ini membuat Horney lebih yakin bahwa pengaruh kultur yang membedakan psikis laki-laki dan perempuan.
Pada tahun 1932 akibat dari paham anti-Yahudi, memutuskan Horney pindah ke Chicago. Disana, ia menetap selama dua tahun dan bertemu dengan Erich Fromm. Hingga akhirnya Fromm dan Horney menjadi sepasang kekasih. Teori Fromm mempengaruhi teori Horney. Setelah dua tahun berlalu, Horney pindah ke New York dan menjadi anggota perkumpulan psikoanalisis di sana.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Erich Fromm Teori Orang Yang Produktif.

Pada tahun 1943, hubungan romantis antara Horney dan Fromm berakhir. Pada tahun 1952, Horney mendirikan klik. Hingga pada tahun 1950, ia mempublikasikan buku “Neurosis and Human Growth” sebagai teori utama Horney yang hingga sekarang dikenal. Pada tanggal 4 Desember 1952 di usia 65 tahunnya, Horney meninggal akibat kanker yang dialaminya.

Artikel oleh: Logos Indonesia.