Biografi Singkat Francis Galton Dan Konsep Kecerdasan Yang Diwariskan

Biografi singkat Francis Galton dan konsep kecerdasan yang diwariskan. Galton mengasosiasikan antara kecerdasan dan ketajaman panca indra.

Tokoh3718 Views

Logos Indonesia Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai biografi singkat dari Francis Galton dan temuannya

Biografi Francis Galton

Francis Galton detail oil painting G Graef 1882.
Francis Galton detail oil painting G Graef 1882.

Francis Galton lahir di Birmingham, Inggris pada tahun 1822. Dan meninggal di Haslemere, Inggris pada tahun 1911. Francis Galton terkenal dengan eugenika, yaitu ilmu yang berurusan dengan semua pengaruh yang dapat meningkatkan kualitas bawaan dari ras manusia.

Dalam bidang psikologi, terobosannya berkaitan dengan perbedaan individu, yaitu tes kecerdasan pertama yang dapat diakui. Francis Galton mempelajari tentang memori dan mengembangkan teknik asosiasi kata. Francis Galton juga tokoh pertama yang menggunakan kuesioner secara sistematis dan menciptakan sejumlah teknik statistik baru untuk menandai data dengan lebih tepat. Idenya juga mempertanyakan adanya kecerdasan bawaan dan kecerdasan yang dihasilkan melalui yang dipelajari.

Tes kecerdasan yang dibuat oleh Galton didasarkan asumsi pada kemampuan mental dan ketajaman Indra mereka. Seperti menyusun tes berdasarkan bobot benda, mendeteksi nada dan tes lainnya yang menggunakan panca indra.

Di London, Galton mendirikan pusat pengujian pada tahun 1882. Mereka yang masuk dalam pusat pengujian dapat mengikuti serangkaian tes dan menerima laporan tes dengan bayaran tertentu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Benjamin Libet Dan Eksperimen EEG Pada Otak Dalam Pengambilan Keputusan.

Tes Galton yang paling terkenal tentang percintaan mental. Proses tes ini dilakukan dengan meminta subjek untuk membangkitkan pikiran gambaran meja sarapan mereka pagi ini. Beberapa dari mereka akan melaporkan bahwa gambaran dari meja sarapan mereka itu jelas atau rinci atau berwarna dan sebagainya. Banyak sekali variansi jawaban dari tes ini. Karena itu, Galton menyadari adanya perbedaan individu yang mempengaruhi kecerdasan seseorang dalam menjawab.

Dalam buku Galton yang berjudul “Darwin The Origin Of Species” yang dipublikasikan pada tahun 1859. Dalam buku tersebut berisi tentang penyelidikan warisan genetik karakteristik mental dan fisik dalam menentukan perbedaan individu. Galton dan Herbert Spencer memiliki pendapat yang sama terkait doktrin evolusi. Bahwa pikiran dapat dipahami dengan mengamati evolusinya. Kemudian Galton mengembangkan konsep tersebut agar bisa diaplikasikan di tingkat masyarakat.

Asumsi Kecerdasan Dan Ketajaman Indra. Kecerdasan Yang Diwarisi

Galton mengasosiasikan kecerdasan dengan ketajaman indra. Seperti hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya melalui Indra mereka. Karena itu, Galton menyimpulkan ketajaman Indra adalah landasan kecerdasan. Semakin tajam penginderaan seseorang, semakin cerdas orang tersebut. Selain itu, faktor dari warisan genetik terhadap ketajaman Indra juga mempengaruhi hal tersebut. Melalui pandangan tersebut, Galton menyimpulkan bahwa kecerdasan pasti diwarisi.

Maka dari itu, kita bisa memperkirakan kecerdasan seorang anak dari keluarganya. Biasanya orang tua yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, cenderung diwariskan kepada anak-anak mereka. Kecerdasan didefinisikan oleh Galton dengan mengasosiasikan seseorang yang bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Kemudian Galton mengukur tingkat kecerdasan pada anak-anak dari orang tua terkenal seperti menteri luar negeri duta besar asing gubernur dan lain sebagainya. Anak-anak tersebut kemudian dibandingkan dengan anak dari populasi pada umumnya. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik untuk data psikologisnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Donald Broadbent Dan Eksperimen Perhatian Selektif Dalam Memproses Informasi.

Sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa hukum kesalahan saat ini dianggap sebagai kurva normal atau kurva yang berbentuk lonceng. Seseorang yang berada di Tengah kurva tersebut atau berada di tingkat kebanyakan pada umumnya merupakan rata-rata dari kebanyakan orang. Sedangkan seseorang yang berada di posisi ujung kurva kanan dan kiri memiliki populasi yang lebih sedikit.

Hasil dari temuan Galton menunjukkan bahwa anak yang memiliki orang tua terkemuka jauh lebih mungkin memiliki anak yang memiliki prestasi yang terkenal dari pada orang tua dari populasi umum. Artinya kecerdasan dapat diwariskan secara genetik. Namun balik lagi pada diri seseorang. Bahwa perlu adanya kecerdasan dan kerja keras atau motivasi yang tinggi untuk menjadi seseorang yang lebih unggul dari orang kebanyakan. Rasa malas adalah salah satu hambatan dari memperoleh prestasi.

Melalui hasil penelitian tersebut, pada tahun 1865 Galton menyarankan agar seseorang yang memiliki intelektual yang tinggi dipasangkan dan memiliki keturunan. Gagasan untuk memilih pasangan sesuai dengan intelektualnya untuk meneruskan keturunan yang lebih tinggi intelektualnya. Namun ide galton ini kurang berhasil dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah di Inggris. Idenya seakan-akan layaknya hewan untuk menghasilkan keturunan yang unggul.

Galton juga memperkenalkan konsep regresi atau koefisien korelasi. Konsep ini untuk menggambarkan fenomena di mana anak dari keturunan orang tua yang berada di titik ekstrem dari kurva normal menghasilkan keturunan yang berada di tengah-tengah kurva normal atau rata-rata pada umumnya.

Orang tua yang berada di titik ekstrim dari kurva normal ini misalkan seseorang yang memiliki kecerdasan sangat tinggi atau sangat rendah. Ketika seseorang yang memiliki kecerdasan sangat tinggi kemudian memiliki anak. Maka anaknya tersebut memiliki kecerdasan tinggi tapi masih batas rata-rata Kebanyakan orang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Suka Naik Roller Coaster? Perasaan Takut Yang Menyenangkan.

Asnawi, Ahmad. (2019). 50 Tokoh Psikologi Dunia: Gagasan Dan Pemikiran Mereka. Jawa Tengah: Desa pustaka Indonesia.

Artikel oleh: Logos Indonesia.