Faktor Apa Saja yang Membentuk Love Language Kita

Dalam artikel ini, kita akan memahami faktor apa saja yang membentuk 'Love Language' kita. Salah satunya adalah lingkungan.

Relationship, Sosial2910 Views

Logos Indonesia – Keunikan bersama subjektivitas adalah dua kata yang menggambarkan bagaimana kita sebagai manusia berekspresi dan memahami cinta dari waktu ke waktu. Konsep ‘Love Language’ menyadari bahwa setiap orang memiliki cara spesifik mereka sendiri untuk merasakan dan memberikan cinta. Yang mana hal ini mungkin berbeda di setiap orang. Dalam artikel ini, kita akan memahami bagaimana kita masing-masing membentuk ‘Love Language’ kita.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tipe Teman Toxic yang Wajib Kamu Hindari

Para psikolog dan ilmuwan perilaku telah mengindentifikasi lima ‘Love Language’ yang berbeda. Kata-kata afirmasi, layanan, pemberian hadiah, waktu kualitas, dan sentuhan fisik. Dengan memahami ‘Love Language’ kita sendiri, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih dalam dan tulus dengan orang-orang di sekitar kita.

Baik kamu sadari maupun tidak, ‘Love Language’ kamu adalah hasil dari pengalaman hidupmu. Masa kecil kamu, luka dan trauma yang kamu alami, lingkungan tempat kamu tumbuh. Semuanya berperan dalam membentuk cara kamu mencintai dan menerima cinta.

Faktor yang Membentuk Love Language Kita

Jika kita melihat masa lalu, kita mungkin menemukan benang merah yang mengarah ke Love Language kita. Pada masa kanak-kanak kita, kebutuhan kita mungkin tidak sempurna terpenuhi. Dan ini bisa mempengaruhi jenis perhatian dan kasih sayang yang kita cari saat kita dewasa. Misalnya, mungkin ketika kecil, kamu memerlukan kata-kata pujian dari orang tuamu. Tetapi, orang tuamu kurang memberikan itu. Akibatnya, sebagai dewasa, kamu mungkin merasa dicintai dan dihargai saat menerima pujian dan afirmasi verbal.

Tetapi luka dan trauma bukanlah satu-satunya faktor yang berperan dalam mempengaruhi ‘Love Language’ kita. Selama masa kecil kamu, jika kebutuhan kasih sayang kamu terpenuhi secara konsisten, ini akan membentuk bagaimana kamu mengungkapkan cinta. Misalnya, jika orang tuamu selalu menghadiahimu barang-barang kecil sebagai wujud rasa cinta merek. Maka kamu mungkin berbicara dalam Love Language pemberian hadiah.

‘Love Language’ seseorang, atau cara seseorang mengekspresikan cinta dan kasih sayang, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya meliputi:

1.     Pengalaman Masa Kecil

Love Language’ seseorang sering kali berasal dari bagaimana mereka merasa dicintai saat masih anak-anak. Jika anak tersebut menerima banyak pujian dan afirmasi positif dari orangtuanya, kemungkinan besar ‘Love Language’ mereka adalah kata-kata afirmasi. Mereka akan merasa paling dicintai saat menerima pujian dan pernyataan cinta. Jika mereka tidak menerima kata-kata afirmasi dari pasangan mereka. Maka mereka mungkin merasa tidak dicintai atau dihargai.

2.     Pendidikan dan Lingkungan Sosial

Jika dalam lingkungan keluarga di mana memberi hadiah adalah cara umum menunjukkan cinta. Maka kemungkinan besar ‘Love Language’ mereka adalah menerima hadiah. Lingkungan dan pendidikan seseorang juga berperan besar dalam ‘Love Language’ mereka. Jika berada dalam lingkungan keluarga yang mengekspresikan cinta dan penghargaan melalui hadiah. Maka mereka mungkin menganggap menerima hadiah sebagai bentuk utama penghargaan dan kasih sayang. Karena itu, jika pasangan mereka tidak sering memberi hadiah, mereka mungkin merasa kurang dihargai.

3.     Kebutuhan Emosi dan Psikologis

Kebutuhan emosi dan psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi ‘Love Language’ mereka. Misalnya, individu yang membutuhkan banyak dukungan dan kasih sayang mungkin cenderung lebih menerima ‘Love Language’. Seperti layanan bertindak (menunjukkan cinta melalui Tindakan. Seperti melakukan pekerjaan rumah atau memasak makanan). Atau waktu berkualitas (menghabiskan waktu bersama melakukan aktivitas bersama). Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, mereka mungkin merasa tidak dicintai atau tidak dihargai.

4.     Pengalaman Romantis Sebelumnya

Pengalaman romantis masa lalu seseorang juga dapat mempengaruhi ‘Love Language’ mereka. Jika mereka pernah ada dalam hubungan sebelumnya yang kurang memberikan perhatian dan penghargaan. Maka mereka bisa jadi melihat kata-kata afirmasi sebagai bentuk cinta yang lebih utama. Oleh karena itu, jika pasangan mereka tidak memberikan penghargaan atau pujian secara verbal. Mereka mungkin merasa tidak cukup dicintai.

Harap diingat bahwa ‘Love Language’ setiap orang adalah unik bagi mereka. Sama seperti bagaimana mereka merasakan dan mengekspresikan cinta.

Perubahan Love Language Seiring Waktu?

Semua hal berubah seiring waktu, dan ‘Love Language’ kamu juga. Seiring berjalannya waktu, kamu bisa menjadi lebih matang secara emosional. Dan cara kamu mencintai dan menerima cinta juga bisa berubah. Toh, kenyataannya adalah bahwa manusia terus belajar dan tumbuh.

Sebagai contoh, mungkin saat remaja kamu berbicara dalam bahasa cinta pemberian hadiah. Tetapi seiring bertambahnya usia dan kamu merasa lebih nyaman dengan diri sendiri dan apa yang kamu butuhkan. Kamu mungkin menemukan bahwa waktu berkualitas adalah ‘Love Language’ yang lebih berarti bagi kamu.

Menerima dan Merasakan Cinta Bermakna

Pada akhirnya, penting untuk mengerti ‘Love Language’ kamu sendiri dan orang-orang di sekeliling kamu. Hal ini tidak hanya memperdalam hubungan kita satu sama lain, tetapi juga memahami diri kita sendiri dengan lebih baik.

Memahami dan menerima ‘Love Language’ kita sendiri dan orang lain memungkinkan kita untuk menciptakan hubungan yang baik. Memahami diri sendiri dengan lebih baik, memungkinkan kita untuk mencintai dan merasa dicintai dengan cara yang lebih bermakna. Love Language ini bukanlah hal yang statis, itu dinamis terhadap berubah seiring berjalannya waktu. Sehingga semakin kita mengerti ini, semakin kita mampu memahami diri kita dan orang lain di sekitar kita.

Baca Artikel Kami Lainnya: Alasan Kita Memiliki Sedikit Teman di Usia Dewasa

Artikel oleh: Logos Indonesia.