Gordon Allport Dan Pemikirannya

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai tokoh psikologi yang bernama Gordon Allport dan Pemikirannya terhadap pengembangan teorinya.

Tokoh3532 Views

Logos Indonesia Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai tokoh psikologi yang bernama Gordon Allport. Ia merupakan salah satu tokoh psikologi yang berbeda dari tokoh psikologi lainnya. Jika tokoh psikologi lainnya lebih berfokus pada kepribadian yang neurotis atau tidak sehat. Bagi Allport, kepribadian yang sehatlah yang harus difokuskan. Sehingga dalam teorinya, lebih banyak membahas kepribadian yang sehat dan hanya sedikit saja membahas kepribadian orang yang neurotis atau tidak sehat.

Kemudian pengalaman bertemu dengan Freud menjadi pemicu perbedaan pemahamannya dengan teori psikoanalisis Freud. Pengembangan teori Allport merupakan gambaran dari kehidupan yang dialaminya dan pandangan hidup yang yakininya. Berikut ini adalah biografi Gordon Allport dan konsep pemikiran teoritiknya secara singkat.

Gordon Allport.

Biografi Gordon Allport

Allport lahir pada tahun 1897 dan meninggal dunia pada tahun 1967. Pada tahun 1922 ia mendapatkan gelar Ph.D nya di Harvard. Kemudian bekerja sebagai kepala atau pakar dari studi kepribadian di Amerika Serikat.

Selama hidupnya ia membuat banyak karya yang terkenal. Sehingga Allport mempunyai banyak pengikut dari ahli psikologi lainnya. Allport terkenal sebagai seorang ahli psikologi yang pertama di Amerika Serikat yang teorinya memfokuskan pada kepribadian orang yang sehat dibandingkan kepribadian yang neurotis atau tidak sehat.

Di usia 23 tahunnya, Allport mengalami pengalaman yang memalukan dalam hidupnya. Ketika di Wina, Ia mengunjungi rumah Freud. Saat itu Allport sangat senang ketika bisa bertemu dengan Freud. Namun ketika sampai di kantor Freud, tanggapan Freud terhadap dirinya sangatlah dingin. Freud hanya diam dan menantap tajam Allport tanpa berkata apa-apa. Situasi yang hening ini terus berlanjut hingga Allport memulai pembicaraan.

Karena situasi yang menekan Allport, akhirnya ia mencari bahan pembicaraan agar suasana lebih cair. Allport langsung terpikirkan saat ia berangkat menuju rumah Freud. Allport menceritakan pengalamannya saat di kereta menuju rumah Freud.
Dalam ceritanya, terdapat seorang anak kecil yang takut pada tempat duduk yang kotor dan orang di sampingnya yang menurutnya kotor. Anak tersebut menganggap semua lingkungan saat itu sangat kotor. Anak kecil tersebut, terus berkata kepada ibunya untuk menjauhi dari semua yang kotor disekitarnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Erikson, Pengembangan Teori Psikoanalisis.

Namun setelah bercerita, kehendingan muncul kembali. Freud hanya menjawab satu pertanyaan saja kepada Allport, yaitu “Apakah anak laki-laki dalam cerita itu adalah anda?.”

Freud menganggap ceritannya merupakan bagian dari dirinya yang bermasalah di alam bawah sadarnya. Padahal, cerita tersebut merupakan kejadian nyata bukan berasal dari alam bawah sadarnya. Dari tanggapan Freud ini memicu perbedaan pandangan terhadap Allport. Menurut Freud, segala sesuatu yang dikatakan atau dikerjakan oleh seseorang merupakan bagian dari konflik batin dan ketakutan mereka sendiri. Sedangkan menurut Allport, kita tidak harus selalu interpretasikan semua hal dengan konflik batin diri sendiri yang berada di alam bawah sadar. Sebaiknya kita harus lebih memandang pada motif seseorang dalam melakukan sesuatu pada tingkat kesadarannya. Pemikiran itulah yang membentuk teori Allport sebagai seorang yang sehat.

Pandangannya Terhadap Orang Yang Sehat Menurut Allport

Pandangan Allport terhadap manusia lebih optimis dibandingkan dengan Freud. Ketika Allport kecil, ia merasakan kasih sayang orang tua yang cukup dan ketaatannya dalam agama. Iya mengembangkan rasa kemanusiaan yang tinggi dan kerja keras dari orang tuanya. Pengalaman masa kecilnya ini menjadi cerminan dari teori Allport, bahwa kodrat manusia adalah positif yang penuh harapan dan kebahagiaan. Sehingga ia menentang pandangan Freud. Bahwa orang yang sehat dikuasai oleh kekuatan alam tidak sadarnya. Menurutnya orang yang sehat itu didorong oleh perilaku di tingkat kesadarannya. Mereka sadar atas tindakannya. Selain itu, menurut Allport, orang yang sehat merupakan orang yang bebas dari trauma masa lalu pada masa kanak-kanak. Mereka cenderung berperilaku mengarah kepada masa depan, bukan ke arah masa lalu.

Motivasi Pada Orang Yang Sehat Menurut Allport

Pada bagian ini merupakan inti dari teori Allport terhadap orang yang sehat. Orang yang sehat menurut Allport adalah orang yang memiliki tujuan yang jelas kedepannya. Dan jika tujuan tersebut sudah tercapai, Ia akan mencari tujuan lain dalam hidupnya. Sedangkan orang yang tidak sehat atau neurotis, ia tidak memiliki tujuan dalam hidupnya dan berfokus pada masa lalunya. Artinya, menurut Allport orang yang sehat adalah orang yang memiliki motivasi ke depan untuk mencapai tujuan ke depannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Freud, Bapak Psikoanalisis.

Menurut Allport, orang yang sehat cenderung mencari tantangan baru untuk meningkatkan ketegangan. Sebagai contoh, banyak orang yang berhenti bekerja untuk memulai karir barunya. Padahal tempat ia bekerja, sudah terjamin. Namun karena pekerjaannya yang terlalu monoton membuat ia tidak puas dengan kehidupan pekerjaannya itu.

Akhirnya dia mengambil pilihan untuk keluar dari pekerjaannya dan memulai karir barunya. Tindakan ini merupakan beresiko besar karena tantangan ke depannya tentu sangat besar untuk menjadi sukses. Namun, bagi orang yang sehat Ini adalah hal wajar. Karena ia memiliki tujuan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut kita akan dihadapkan suatu permasalahan. Pada akhirnya, permasalahan itulah yang membuat kita tumbuh untuk lebih baik.

Artinya, dengan adanya tujuan hidup, ia tertantang untuk mengambil resiko dalam hidupnya. Melalui pengalaman yang beresiko inilah kita bisa tumbuh berkembang lebih baik lagi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Rogers, Teori Yang Berpusat Pada Pribadi.

Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment