Ini Alasan Hukuman Tidak Tepat Untuk Proses Pembelajaran

Ini alasan hukuman tidak tepat untuk proses pembelajaran. Lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positif.

Pendidikan, Sosial2512 Views

Logos Indonesia Hukuman menjadi salah satu cara yang banyak digunakan untuk menghentikan perilaku buruk bagi anak ataupun orang lain. Harapannya orang tersebut dapat merasa jera dari perilaku buruknya itu. Walaupun hukuman mampu mengurangi perilaku buruk seseorang, tapi dampak yang diberikan tidak lebih efektif.

Menurut Skinner hukuman hanya menekankan pada penghambatan perilaku dan bukan pemberian motivasi intrinsik untuk mengubah perilakunya. Sehingga ketika ancaman atau hukuman itu dihilangkan, maka perilaku buruk tersebut akan kembali muncul. Jadi dampak yang diberikan tentu saja hanya sesaat, ketika saat hukuman itu diberikan.

Selain itu, terdapat beberapa alasan bagi skinner untuk menentang penggunaan hukuman sebagai cara mengubah perilaku buruk dalam jangka waktu yang panjang. Alasan ini yang membuat Skinner, memandang hukuman itu tidak efektif dalam proses pembelajaran maupun menghilangkan perilaku buruk bagi seseorang.

Dampak Negatif Penggunaan hukuman dalam proses pembelajaran

Tokoh psikologi, Skinner menjelaskan bahwa penggunaan hukuman tidak tepat dan tidak efektif dalam memberikan rasa cerah proses pembelajaran terhadap seseorang. Hal ini karena hukuman atau ancaman hanya akan bertahan sebentar. Namun ketika hukuman atau ancaman itu berhenti, perilaku buruk itu akan muncul kembali.

Penyebab utama dari munculnya kembali perilaku buruk adalah perilaku yang seharusnya dilakukan tidak berasal dari hati nuraninya, melainkan paksaan dari orang lain. Sebagai contoh ketika seorang anak yang tidak suka makan sayur. Kemudian ibunya memarahinya dan memberi hukuman ketika anak tersebut tidak menghabiskan makanannya. Tentu saja anak tersebut akan memakan makanan berupa sayurannya hingga habis. Namun ketika tidak ada ibunya. Maka dirinya tidak akan memakan sayurannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Hukuman Terus Digunakan Secara Luas, Kalau Dampak Yang Diberikan Lebih Besar?

Berikut ini adalah beberapa alasan skinner menentang hukuman dalam teorinya. Alasan ini juga dapat menjadi ketidaktepatan menggunakan hukuman dalam proses belajar mengajar maupun mengubah perilaku seseorang.

Memberikan Efek Samping Emosional Yang Buruk

Seseorang yang sering diberi hukuman akan berdampak pada emosionalnya. Di mana orang tersebut akan menciptakan emosi negatif pada dirinya sendiri maupun terhadap orang yang telah menghukumnya. Perasaan seperti marah, sedih, takut, dan jengkel tentu saja dirasakan oleh seseorang yang diberikan hukuman.

Bahkan pada tingkat yang lebih serius, memberikan hukuman yang berlebihan mampu memberikan pengalaman traumatik bagi seseorang. Bahkan memicu rendah diri terhadap orang yang telah diberi hukuman.

Hukuman Hanya Menunjukkan Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan, Bukan Perilaku Yang Seharusnya Dilakukan

Hukuman hanya memberikan informasi bahwa perilaku tersebut tidak boleh dilakukan atau perilaku itu salah. Namun hukuman tidak memberikan perilaku yang seharusnya orang tersebut lakukan. Dengan kata lain, hukuman hanya memberitahukan perilaku itu salah tanpa memberitahukan perilaku yang benar.

Baca Artikel Kami Lainnya: 4 Proses Belajar Observasional Dari Bandura.

Hal inilah yang membuat orang yang dihukum akan sulit untuk berubah. Karena mereka pada dasarnya tidak mengerti perilaku yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya. Yang mereka ketahui hanyalah perilaku ini tidak boleh dilakukan.

Hukuman Hanya Memberikan Rasa Sakit

Kebanyakan hukuman adalah terkait kekerasan seperti dipukul, dimarahin, ataupun memberikan perilaku yang tidak menyenangkan bagi orang yang dihukum. Sehingga hukuman akan memberikan rasa sakit secara fisik maupun emosional bagi seseorang yang diberi hukuman. Di sisi lain orang yang memberi hukuman mungkin saja merasa bersalah dan itu menimbulkan emosi negatif pada dirinya.

Hukuman Hanya Menghambat Perilaku Buruk Saat Itu Saja

Hukuman hanya menghambat perilaku buruk hanya pada saat itu saja. Namun ketika tidak ada hukuman atau ancaman, maka perilaku buruk itu akan muncul kembali. Maka, dampak dari hukuman hanya berjalan sementara saja. Jadi ketika kamu menginginkan perubahan perilaku dalam jangka waktu panjang. Maka sebaiknya menggunakan metode lainnya.

Hukuman Hanya Menghasilkan Tindakan Agresif

Bagi seseorang yang mampu mengontrol perilaku orang lain sebagai proses pembelajaran dari perilaku buruk ke perilaku yang baik. Seperti, seorang guru, orang tua, sipir di dalam penjara, maupun orang-orang lainnya yang bertugas untuk mengontrol perilaku orang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Holocaust Disebut Destruktif Obedience, Sikap Patuh Melakukan Kejahatan.

Hukuman hanya membuat seseorang yang harus bertindak mengontrol pelaku orang lain dapat memunculkan perilaku di luar kontrolnya. Di mana Di mana seorang yang harus mengontrol perilaku orang lain dapat berlaku sangat agresif terhadap orang yang dikontrolnya. Sebagai contoh, para sipir yang menggunakan kekerasan untuk menghukum narapidana di dalam penjara.

Hukuman Hanya Akan Mengganti Perilaku Yang Tidak Baik Menjadi Lebih Buruk Lagi

Memberikan hukuman kepada seseorang seperti menampar anak yang berperilaku nakal, hanya akan memberikan perilaku nakal yang lebih besar lagi. Mungkin saja sebelumnya anak tersebut hanya tidak bisa diam. Namun ketika dimarahi atau diberikan hukuman. Mungkin saja anak tersebut akan berusaha menghancurkan benda di sekitarnya sebagai protes dirinya telah dimarahi.

Sumber: Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2008). Teori Belajar, Edisi Ketujuh. Prenadamedia Group: Jakarta.

Artikel oleh: Logos Indonesia.