Logos Indonesia – Media sosial bukan lagi hal asing untuk kita. Menjadi saluran bagi kita untuk terhubung dengan orang lain dan menunjukkan apa yang kita alami dalam keseharian. Kegiatan, perasaan, dan pemikiran kita. Kita sering kali dengan mudahnya kita tuangkan dan bagikan melalui berbagai media sosial. Dalam artian, hampir semua aspek dari kehidupan kita sehari-hari diumumkan secara online.
Di era serba digital seperti sekarang, batas antara privasi dan publikasi semakin tipis. Semakin gencar orang membagikan segala sesuatu tentang dirinya di ruang publik, seperti media sosial. Kita mengunggah foto liburan, menceritakan pengalaman, bahkan membagikan hal-hal yang seharusnya bersifat pribadi. Pandangan kita terhadap privasi tampaknya telah berubah, dari sesuatu yang harus kita jaga. Dimana kita harus menjadi hal yang bisa kita korbankan demi popularitas dan pengakuan publik.
Mengapa Privasi Kita Semakin Memudar Di Zaman Modern Ini?
Alasannya sederhana, kita telah memindahkan sebagian besar interaksi dan aktivitas kita ke ruang digital. Dengan begitu, tanpa kita sadari, privasi kita perlahan-lahan tergerus oleh keinginan untuk selalu terhubung dan dikenali oleh orang lain. Ini adalah konsekuensi dari fenomena yang disebut Boundary Regulation atau regulasi batas. Berikut ini beberapa alasan masyarakat zaman berkurang kesadarannya untuk menjga privasinya di media sosial.
1. Media Sosial Sebagai Wadah Eksistensi Pribadi
Media sosial sekarang ini telah menjadi arena yang kita gunakan untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan berbagi pengalaman sehari-hari. Kita kerap kali berbagi pemikiran dan perasaan kita dengan orang lain, melalui berbagai platform media sosial yang ada. Sangat mudah bagi kita untuk menunjukkan segmen-segmen kehidupan pribadi kita ke orang banyak. Sehingga batasan antara privasi dan publik menjadi sangat tipis.
2. Mengutamakan Popularitas Daripada Privasi
Kebutuhan untuk terkoneksi dan dikenal orang lain inilah yang semakin berpotensi merusak privasi kita. Dalam upaya mendapatkan pengakuan dan popularitas, kita sering kali melupakan pentingnya menjaga informasi pribadi. Sehingga kita menjadi sangat transparan dalam menunjukkan segala aktivitas kita kepada public. Bahkan hal-hal yang seharusnya tetap menjadi ranah pribadi.
3. Efek Regulasi Batas yang Kurang
Dalam upaya kita untuk selalu terhubung dan dikenal orang lain, kita sering kali lupa bahwa kita secara perlahan kehilangan privasi kita. Ini adalah sebuah akibat dari fenomena yang dikenal dengan regulasi batas atau Boundary Regulation. Di mana kita dengan sadar atau tidak membiarkan orang lain bisa mengakses informasi pribadi kita tanpa batas. Mengatur batas privasi di era digital seperti sekarang ini menjadi suatu tantangan tersendiri.
Apa Itu Konsep Boundary Regulation?
Konsep Boundary Regulation sendiri adalah suatu fenomena dimana seseorang dengan sadar menentukan sejauh mana informasi pribadi mereka dapat diakses oleh orang lain. Namun, di era digital ini, regulasi batas menjadi semakin sulit untuk dilakukan dengan adanya media sosial. Dimana kita mendorong diri kita untuk selalu membagikan segala hal tentang diri kita.
Konsep Boundary Regulation itu sebenernya simpel aja. Bayangin aja saat kita punya rumah, pasti kita punya pagar atau bentuk batasan lainnya kan? Nah, itu sama aja fungsinya dengan Boundary Regulation. Cuma ini bukan batas fisik tapi lebih ke batas dalam berinteraksi kita dengan sekitar.
Baca Artikel Kami Lainnya: Ini Alasannya Kamu Mengalami Post Travel Blues
Misalnya dalam hukum, konsep ini biasa digunain buat nentuin sejauh mana wilayah suatu negara. Atau ketika kita berbicara soal teknis, pernah denger soal teori lapisan batas (boundary layer) dalam dunia aerodinamika? Nah, itu juga penerapan dari Boundary Regulation.
Di era digital kayak sekarang, konsep ini makin penting. Kita tahu kan kalau di media sosial, kita harus bisa mengatur batasan informasi pribadi kita. Jangan sampai kita udah share berbagai hal. Jagan sampai privasi kita tersebar ke publik. Maka dari itu, penting banget buat kita untuk menerapkan konsep Boundary Regulation di dunia maya.
Mulailah Menerapkan Boundary Regulation
Sederhananya, setiap interaksi kita di dunia maya itu bisa berpotensi merusak privasi kita. Karena kalau kita gak bisa mengatur informasi yang kita bagikan. Jadi, semakin paham kita tentang Boundary Regulation, semakin aman deh privasi kita. Gimana, cukup jelas kan penjelasan ini?
Menutup artikel ini, kita menjadi sadar bahwa privasi kita semakin memudar sejalan dengan perkembangan teknologi. Kita sering lupa bahwa apa yang kita bagikan online bisa menjadi bumerang bagi kita sendiri. Oleh karena itu, penting untuk kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Kita bisa memilih apa yang patut kita bagikan dan apa yang sebaiknya kita simpan sebagai privasi.
Privasi adalah hak kita dan hanya kita yang bisa melindunginya. Jangan sampai kita menjadi bagian dari generasi yang lupa privasi hanya karena kita terlalu asyik di media sosial. Mari bersama-sama menjaga privasi kita di era digital ini.
Baca Artikel Kami Lainnya: Pahami Dampak “Post Travel Blues” Dan Cara Mengatasinya
Artikel oleh: Logos Indonesia.