Logos Indonesia –Dialectical Behavior Therapy (DBT) adalah jenis terapi yang mengintegrasikan strategi kognitif, perilaku, dan konsep-diri untuk membantu individu mengatasi emosi yang intens dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang efektif. Dalam menerapkan Dialectical Behavior Therapy (DBT) dalam mengatasi permasalahan kehidupan sehari-hari melibatkan langkah-langkah konkret dan keterampilan praktis. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan DBT dalam menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari:
Menjaga Kesadaran Diri (Mindfulness)
Menjaga kesadaran diri melibatkan praktik memperhatikan pikiran, emosi, dan sensasi yang muncul dalam diri tanpa menilai atau bereaksi berlebihan. Dengan latihan mindfulness, seseorang dapat mengembangkan kepekaan terhadap pengalaman saat ini, sehingga dapat mengelola emosi dan stres dengan lebih baik. Dengan kesadaran diri yang meningkat, individu dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri, meningkatkan keberadaan di saat ini, dan mengembangkan keterampilan dalam menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan dan kebijaksanaan.
Mengatur Emosi
Dalam DBT, pengaturan emosi melibatkan identifikasi emosi yang muncul dan penggunaan strategi yang diajarkan untuk mengelola emosi tersebut. Misalnya, individu dapat menggunakan teknik pernapasan dalam untuk menenangkan diri saat menghadapi situasi yang menegangkan atau frustasi. Dengan fokus pada pernapasan yang lambat dan dalam, individu dapat mengurangi tingkat kecemasan dan mengendalikan emosi yang kuat. Selain itu, DBT juga mengajarkan individu untuk mengalihkan perhatian pada aktivitas yang membantu mereka merasa lebih tenang dan terpusat. Ini bisa termasuk melakukan kegiatan yang disukai, seperti mendengarkan musik, membaca, atau berolahraga, yang dapat membantu mengalihkan perhatian dari situasi stres dan membantu mengatur emosi dengan lebih baik.
Toleransi Kesusahan
Menghadapi kesulitan dalam kehidupan adalah bagian tak terelakkan dari pengalaman kita. Untuk mengembangkan toleransi terhadap kesusahan, penting bagi kita untuk melatih diri dalam menerima dan bertahan dalam situasi yang sulit. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan teknik relaksasi atau distraksi yang sehat, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau berpartisipasi dalam aktivitas yang memberikan kegembiraan atau ketenangan. Melalui teknik-teknik ini, kita dapat meredakan ketegangan dan meningkatkan kemampuan kita untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk tetap terhubung dengan kenyataan dan tetap fokus pada langkah-langkah yang dapat diambil adalah teknik grounding. Grounding adalah proses mengalihkan perhatian kita dari pikiran atau emosi yang berlebihan ke pengalaman fisik kita di sini dan sekarang. Ini dapat dilakukan dengan cara mengaitkan diri dengan lingkungan sekitar, seperti merasakan tekstur benda di sekitar kita, mencium aroma yang ada, atau mendengarkan suara-suara yang ada di sekitar kita. Dengan mengalihkan perhatian kita ke pengalaman fisik saat ini, kita dapat mengurangi kecemasan, menghilangkan pemikiran yang berlebihan, dan mendapatkan kembali fokus kita pada langkah-langkah konstruktif yang dapat diambil untuk menghadapi masalah yang dihadapi.
Keterampilan Interpersonal
Pelajari keterampilan komunikasi yang efektif untuk membangun hubungan yang sehat. Dengarkan dengan empati, berikan perhatian penuh, dan cari pemahaman yang mendalam terhadap perspektif orang lain. Juga, pelajari cara menegosiasikan batas-batas pribadi dan menyampaikan kebutuhan dengan jelas dan tidak defensif.
Menyeimbangkan Penerimaan Diri dan Perubahan
DBT mengajarkan konsep dialektika, yaitu menerima diri dan situasi saat ini sambil mendorong perubahan yang positif. Menerapkan prinsip ini berarti mengakui keadaan sekarang, tanpa mengabaikan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang. Berusaha untuk mencapai keseimbangan antara penerimaan diri dan perubahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
Menggunakan Jurnal
Mempertahankan jurnal harian adalah suatu teknik yang bermanfaat dalam melacak dan merekam emosi, pemikiran, dan pengalaman sehari-hari. Dengan mencatat secara teratur, jurnal membantu individu untuk mengidentifikasi dan memahami pola-pola tertentu dalam pikiran dan emosi yang muncul dalam berbagai situasi. Selain itu, jurnal juga memberikan wadah yang aman dan pribadi untuk melakukan refleksi dan pertimbangan lebih lanjut terhadap peristiwa yang terjadi.
Baca Artikel Kami Lainnya: Dampak Negatif dari Transferens Balik dalam Konseling.
Dengan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tertulis, jurnal membantu individu dalam mengungkapkan diri, mengurai dan memahami kompleksitas emosi, serta mengembangkan wawasan diri yang lebih dalam. Jurnal juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencatat pencapaian, tujuan, dan perubahan yang ingin dicapai, memberikan dukungan untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri yang lebih baik. Melalui praktik yang konsisten, teknik menggunakan jurnal dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.
Mencari Support System
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari profesional terlatih seperti psikoterapis yang terampil dalam DBT. Mereka dapat membantu Anda mempelajari keterampilan DBT secara lebih mendalam, memberikan panduan, dan mendukung Anda dalam proses perubahan.
Penting untuk diingat bahwa penerapan DBT dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan latihan dan kesabaran. Perubahan tidak terjadi secara instan, tetapi dengan ketekunan dan dedikasi, Anda dapat membangun keterampilan DBT yang kuat untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.
Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan antara Transferens Balik dan Transferens dalam Konseling.
Artikel oleh: Logos Indonesia