Perbedaan Konseling Online dan Konseling Tatap Muka

Ada sejumlah tantangan dan keterbatasan yang perlu diketahui baik oleh konselor maupun klien yang melakukan konseling Online dan Konseling Tatap Muka

Sebagai upaya alternatif untuk membantu pasien/klien untuk menyelesaikan masalah terkait psikologis, konseling online berkembang sangat pesat di Indonesia. Terlebih lagi, saat ini muncul beragam aplikasi media sosial seperti WhatsApp, Line, Zoom Meeting, dan Google Meeting. Layanan ini memungkinkan konselor online memberikan konseling saat kondisi klien tidak memungkinkan untuk melakukan konsultasi secara tatap muka.

 

Konseling online pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan konseling tatap muka. Hanya saja ada sejumlah tantangan dan keterbatasan yang perlu diketahui baik oleh konselor maupun klien yang melakukan konseling. Ini termasuk persiapan teknis berupa perangkat dan jaringan internet, persiapan perangkat lunak atau aplikasi untuk media konseling, dan lain sebagainya.

Konselor online mampu memberikan dukungan bagi mereka yang mengalami tekanan secara mental atau emosional. Konselor bisa menawarkan saran, dukungan, dan ruang yang aman bagi klien untuk membicarakan masalah yang sedang mereka hadapi. Seorang konselor dapat memberikan dukungan dengan cara:

  • Memahami dan mengerti perasaan klien
  • Mengidentifikasi masalah yang memengaruhi kesehatan mental mereka
  • Menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut
  • Membantu klien untuk mempelajari skill baru dan strategi koping
  • Membantu menetapkan tujuan untuk pertumbuhan pribadi
  • Membantu mempelajari lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan mental.

Seorang tenaga konselor yang memenuhi syarat telah menerima pendidikan dan pelatihan untuk mengenali gejala kecemasan, depresi, dan rasa kurang percaya diri. Selain itu, beberapa kondisi atau peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan seseorang juga bisa dibantu untuk diatasi oleh konselor. Contohnya:

  • Kesedihan atau kehilangan
  • Fobia
  • Kecanduan
  • Manajemen emosi
  • Gangguan makan
  • Kesulitan hubungan dan masalah keluarga
  • Gangguan obsesif kompulsif.

Beberapa konselor mengkhususkan diri pada salah satu atau lebih dari bidang-bidang ini. Konselor juga bisa menerima pelatihan khusus untuk membantu seseorang yang baru saja mengalami trauma seperti kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual.

Konseling biasanya hanya berfokus pada penanganan gejala atau masalah utama yang mengganggu kondisi emosional individu maupun sekelompok orang. Dengan melakukan hal tersebut, konselor bisa membantu klien mengatasi tantangan, hambatan, maupun kejadian yang memengaruhi kesejahteraan mental mereka.

Siapa saja yang merasa mengalami masalah emosional dan psikologis yang mengganggu, bisa menghubungi konselor online untuk memperoleh bantuan.