Pengaruh Media Sosial dalam Perilaku Konformitas

Di dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana media sosial mempengaruhi perilaku konformitas

Relationship, Sosial2745 Views

Logos IndonesiaKonformitas adalah perilaku seseorang guna menyesuaikan diri dengan norma atau standar yang berlaku dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Ketika kita berbicara tentang remaja, mereka sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitar, terutama dalam hal konformitas. Di tengah era digital seperti saat ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan remaja.

Seringkali, kamu melihat teman-teman kamu di media sosial melakukan sesuatu yang tampaknya keren. Dan kamu merasa perlu untuk mengikuti tren tersebut agar diterima dan disenangi. Misalnya, kamu melihat banyak teman yang posting foto saat liburan ke tempat eksotis. Maka kamu merasa perlu untuk pergi ke tempat yang sama, meski sebenarnya itu bukanlah pilihan liburan idamanmu. Situasi seperti ini menunjukkan bagaimana media sosial bisa mempengaruhi kemauan kita untuk melakukan konformitas.

Di dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana media sosial mempengaruhi perilaku konformitas. Contoh perilaku konformitas di media sosial dan dampak positif dan negatif konformitas di media sosial.

Media Sosial dan Konformitas

Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dan bersosialisasi. Hal ini dapat mempengaruhi konformitas dengan cara berbagai aspek. Seperti tekanan dari kelompok, popularitas di media sosial, atau tanggapan dari orang lain terhadap postingan kita. Berkat media sosial, cara kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain telah berubah secara drastis.

Bagaimana caranya? Nah, pikirkan saja tentang tekanan yang kamu rasakan saat melihat postingan teman kamu yang mendapatkan banyak suka dan komentar positif. Kamu mungkin merasa perlu untuk membuat postingan serupa atau ikut dalam tren yang sama untuk mendapatkan pengakuan yang sama, bukan? Itulah salah satu contoh konformitas di media sosial, yaitu kamu menyesuaikan perilaku berdasarkan apa yang kamu lihat orang lain lakukan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Terkadang Kita Perlu Menentang Konformitas yang Tidak Sehat

Misalkan ada tren baru. Misalnya mengunggah foto dengan filter tertentu. Dan segera menyapu media sosial. Kamu melihat hampir semua teman kamu mengikuti tren ini. Dan merasa perlu untuk ikut serta. Walau mungkin pada awalnya kamu merasa tidak yakin, tetapi karena ingin merasa termasuk dan diterima oleh kelompok kamu. Akhirnya kamu pun mengikuti tren tersebut.

Bahkan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang kita habiskan di media sosial. Semakin tinggi kecenderungan kita untuk konformitas. Ini terutama berlaku untuk remaja, yang masih mencari identitas mereka dan sangat rentan terhadap tekanan sosial. Jadi, dalam banyak hal. Media sosial tidak hanya menjadi tempat untuk berbagi dan berinteraksi. Tetapi juga membentuk bagaimana kita berperilaku dan membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak Positif dan Negatif Konformitas di Media Sosial

Dalam konteks media sosial, konformitas bisa seperti mata pisau bermata dua. Bahwa media sosial memiliki dampak positif dan negatif.

Jadi, Apa Saja Sisi Positifnya?

Nah, ketika kita berbicara tentang dampak positif. Hal tersebut bisa berarti terbentuknya komunitas yang memiliki pemikiran yang sama, atau ‘like-minded’. Tahu kan, betapa menyenangkan rasanya menemukan orang-orang yang senang dengan hal-hal yang kamu sukai juga? Itu adalah esensi dari komunitas seperti-minded. Selain itu, media sosial juga memudahkan pertukaran informasi dan membantu kita mengembangkan minat atau hobi. Misalkan, kamu suka memasak dan sering memposting hasil masakan kamu. Maka kamu bisa bertemu dengan orang-orang yang juga suka memasak dan belajar satu sama lain.

Lalu, Apa Sisi Negatifnya?

Namun, di sisi lain, konformitas juga memiliki sisi negatif. Ingat ketika kamu merasa perlu untuk ikut tren tertentu yang sebenarnya tidak kamu sukai. Hanya karena semua orang lain melakukannya? Itu adalah contoh tekanan sosial, salah satu dampak negatif konformitas di media sosial. Bahkan bisa sampai mengorbankan nilai-nilai yang kita pegang hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Lebih buruk lagi, ini bisa mengarah pada cyberbullying. Atau membawa kita ke kecemasan dan depresi karena merasa harus selalu ‘up to date’. Hal ini memenuhi ekspektasi yang terus berubah dari masyarakat.

Jadi bukan berarti semua hal di media sosial itu buruk, tapi kita perlu bijaksana dalam menggunakannya. Kuncinya adalah selalu percaya pada diri sendiri, menjaga nilai-nilai pribadi, dan mengingat bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri. Kamu tidak perlu selalu sama dengan orang lain.

Jadi, Pengaruh Konformitas Dalam Bermedia Sosial Bisa Berbeda Tiap Orang

Maka, media sosial mempengaruhi perilaku konformitas kita dengan cara yang beragam. Sementara ada beberapa dampak positif yang bisa kita peroleh dari konformitas. Seperti pembentukan komunitas dan pertukaran informasi. Maka kita juga perlu waspada terhadap dampak negatif konformitas di media sosial, seperti tekanan sosial dan cyberbullying.

Untuk memanfaatkan media sosial dengan bijak. Saran yang bisa kita terapkan adalah menyadari dampak negatif konformitas. Menjaga kepercayaan diri dan nilai-nilai pribadi serta menghindari komparasi dengan orang lain. Dengan cara ini, kita masih bisa menikmati media sosial tanpa harus mengabaikan kebahagiaan dan kepentingan diri kita.

Baca Artikel Kami Lainnya: Sepenting Apa Konformitas dalam Dunia Kerja?

Artikel oleh: Logos Indonesia.