Peran Media dalam Normalisasi CatCalling

Media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan norma sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini terkait catcalling.

Sosial2091 Views

Logos Indonesia – Media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan norma sosial dalam masyarakat. Sayangnya, dalam beberapa kasus, media dapat berkontribusi pada normalisasi catcalling. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran media dalam normalisasi catcalling. Dan dampaknya terhadap pandangan masyarakat.

Seperti yang kita ketahui, media memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk opini dan perilaku di masyarakat. Melalui representasi yang tidak akurat atau stereotipikal, media dapat mengarahkan catcalling adalah hal yang biasa atau bahkan menghibur. Hal ini menciptakan pandangan yang salah mengenai catcalling. Bahwa catcalling adalah sesuatu yang tidak berbahaya atau sebatas lelucon saja tanpa memperhatikan dampak pada korban. Namun, ada juga upaya dari beberapa media yang berusaha menyuarakan isu ini dengan serius. Media juga membantu meningkatkan kesadaran tentang catcalling sebagai bentuk pelecehan.

Representasi yang Tidak Akurat dalam Media

Media memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam membentuk persepsi dan norma sosial masyarakat terkait catcalling. Sayangnya, dalam beberapa konten media, representasi tentang catcalling sering kali tidak akurat. Catcalling seringkali digambarkan sebagai lelucon atau tindakan yang dianggap wajar dalam situasi komedi. Hal ini membuat masyarakat menganggap catcalling sebagai hal yang tidak serius. Mereka tidak memahami dampak negatif yang sebenarnya terjadi pada korban. Representasi yang tidak akurat ini dapat memperkuat pandangan bahwa catcalling adalah perilaku yang dapat diterima dalam interaksi sosial. Sehingga normalisasi catcalling semakin berkembang dalam masyarakat.

Dalam beberapa konten media, catcalling seringkali dianggap sebagai bentuk “pemujian” terhadap penampilan seseorang, terutama terhadap perempuan. Gambaran ini menggambarkan bahwa catcalling adalah suatu cara untuk memberikan apresiasi atau pujian terhadap penampilan fisik seseorang. Namun, kenyataannya, catcalling bukanlah bentuk pujian yang sehat. Karena catcalling adalah tindakan pelecehan verbal yang merendahkan martabat seseorang. Dan membuat korban merasa tidak aman dan tidak nyaman di ruang publik. Representasi yang salah ini dapat membuat masyarakat mengabaikan dampak negatif yang sebenarnya terjadi pada korban. Sehingga menambah kesulitan dalam memerangi catcalling untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih positif.

Menyalahkan Korban dalam Representasi Media

Getty image.
Getty image.

Media juga sering kali memperlihatkan korban catcalling dalam peran yang menyalahkan atau mengkritik. Mereka sering kali menggambarkan korban dengan pakaian yang dianggap “mengundang” atau dengan perilaku yang dianggap “memancing perhatian”. Dengan cara ini, media secara tidak langsung melegitimasi tindakan catcalling. Dan mengalihkan tanggung jawab dari pelaku ke korban. Representasi semacam ini tidak hanya mengabaikan dampak catcalling sebagai bentuk pelecehan. Tetapi juga menempatkan beban pada korban untuk mengubah perilaku mereka. Sementara pelaku sering kali tidak dihadapkan pada konsekuensi hukum atau sosial.

Dalam era media sosial yang terus berkembang, kita harus bisa menjadi konsumen yang kritis terhadap konten yang menggambarkan catcalling. Kita perlu memahami bahwa catcalling bukanlah suatu hal yang dapat diterima. Kita tidak bisa menganggap sebagai “bagian dari permainan”. Media harus berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif catcalling. Dengan cara mengangkat suara korban dan memperjuangkan keadilan bagi mereka. Kita juga dapat berperan dengan membagikan informasi yang akurat dan menyuarakan penolakan terhadap catcalling di media sosial. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat mengubah pandangan masyarakat. Sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua orang.

Media sebagai Agen Perubahan

Peran media dalam normalisasi catcalling tidak bisa diabaikan. Meskipun beberapa media memperkuat pandangan negatif tentang catcalling. Ternyata ada juga media-media yang berani menjadi agen perubahan. Mereka menggunakan platform media sosial untuk memberikan liputan yang serius. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif catcalling. Dengan cara menyuarakan suara korban dan melibatkan ahli untuk memberikan narasi yang kuat. Sehingga mendorong perubahan pandangan dan menginspirasi tindakan yang lebih baik dalam menghadapi catcalling. Melalui upaya ini, mereka berperan sebagai agen perubahan yang membantu menghentikan normalisasi catcalling dalam masyarakat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pahami Perbedaan Orientasi Seksual dan Identitas Gender

Media yang bertanggung jawab memahami bahwa mereka memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, mereka menggunakan kekuatan ini untuk menyampaikan pesan yang jelas. Bahwa catcalling adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan melanggar hak asasi manusia. Dengan fokus pada kisah-kisah korban yang sebenarnya. Maka menghadirkan narasi yang memperkuat empati dan pemahaman tentang dampak psikologis dan sosial dari catcalling. Melalui media sosial dengan pendekatan yang progresif, maka akan media mengubah persepsi masyarakat tentang catcalling. Sehingga memberikan dukungan kepada korban untuk melawan pelecehan tersebut. Jadi, peran media dalam normalisasi catcalling tidak bisa diabaikan. Karena memiliki dampak terhadap persepsi di masyarakat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Siapa Saja Yang Boleh Tau Kondisi Kesehatan Mental Kita?

Artikel oleh: Logos Indonesia.