Self Harm Bukan Solusi Dari Masalah! Kenali Cara Menghindari Perilaku Self Harm

Tindakan self harm sering kali menjadi media pelampiasan emosi. Walaupun tujuan menyakiti diri bukan untuk mengakhiri hidup, namun dalam kasus parah self harm bisa membahayakan hidup pelakunya.

Klinis3488 Views

Logos Indonesia – Apakah kamu pernah menggoreskan benda tajam ke tubuhmu untuk mendapatkan ketenangan? Atau saking sedihnya kamu sering menjambak rambutmu dan membenturkan kepalamu ke tembok? Sadarkah kamu bahwa itu adalah salah satu tindakan self harm?

Tindakan self harm sering kali menjadi media pelampiasan emosi. Tindakan ini sering kali dilakukan pada usia remaja. Padahal, perilaku self harm ini tidak akan memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Melainkan, hanya rasa sakit yang dirasakan.

Dengan demikian, artikel ini ada untuk menjelaskan mengenai apa itu self harm hingga bagaimana cara agar tidak melakukan tindakan self harm.

Apa Itu Self Harm?

Apa Itu Self Harm
Apa Itu Self Harm

Self harm sendiri merupakan  tindakan menyakiti diri sendiri untuk menghilangkan rasa frustasi, stres, dan berbagai macam emosi. Tujuan awal dari self harm bukan untuk bunuh diri, melainkan hanya sekedar menciptakan luka fisik agar dapat melupakan luka batin yang dirasakan.

Self harm yang dilakukan setiap orang berbeda-beda, ada yang menarik rambut, menggigit, mencubit, menggaruk, memukul, menelan zat berbahaya, dan menyayat anggota tubuh (cutting). Perilaku ini dilakukan atas dasar kesadaran dengan tujuan mendapatkan kepuasan pribadi.

Walaupun tujuan awal dari tindakan self harm ini bukan untuk mengakhiri hidup, namun jika dalam kondisi yang parah tindakan ini dapat mengancam nyawa seseorang. Dengan demikian, kecenderungan untuk menyakiti diri sekecil apapun perlu untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika kamu atau orang di sekitarmu ada yang pernah melakukan tindakan self harm, maka ada baiknya untuk mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi agar mendapatkan penangan sedini mungkin.

Tanda-Tanda Seseorang Melakukan Tindakan Self Harm

Tanda-Tanda Seseorang Melakukan Tindakan Self Harm
Tanda-Tanda Seseorang Melakukan Tindakan Self Harm

Menurut WHO (World Health Organization), seseorang yang melakukan tindakan self harm bisa dilihat dari tanda-tanda berikut ini:

Terdapat luka di anggota tubuh

Adanya luka di anggota tubuh ini merupakan hasil dari tindakan self harm. Walaupun luka tersebut bisa diakibatkan oleh banyak hal, namun ada baiknya kita mengkonfirmasi jika menemukan teman atau kerabat dengan luka di anggota tubuh. Luka ini biasanya terdapat di lengan, namun bisa juga di anggota tubuh lainnya.

Tertutup

Orang yang melakukan tindakan self harm umumnya merupakan pribadi yang tertutup terhadap lingkungan sosialnya. Hal inilah yang menjadikan mereka tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah dan melampiaskan emosinya dengan melukai diri sendiri.

Kehilangan motivasi

Tindakan self harm biasanya beriringan dengan perasaan kurang percaya diri dan kehilangan motivasi. Mereka tidak tahu harus berbuat apa yang bagaimana cara agar terhindar dari rasa sedih yang dialami. Dengan demikian, self harm menjadi satu-satunya opsi yang ada di pikiran mereka.

Jika kamu atau orang di sekitarmu ada yang pernah melakukan tindakan self harm, maka ada baiknya untuk mengunjungi Klinik Konsultasi Psikologi agar mendapatkan penangan sedini mungkin.

Baca Artikel Kami Lainnya : Stop Insecure! Ini Dia Tips Agar Kamu Lebih Percaya Diri

Macam-Macam Self Harm

Macam-Macam Self Harm
Macam-Macam Self Harm

Tindakan self harm dikategorikan menjadi 3 bagian berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut penjelasan dari macam-macam self harm:

Major self mutilation

Kategori ini merupakan kategori self harm yang paling parah, dimana pelaku biasanya adalah seorang penderita gangguan mental psikosis. Tindakan menyakiti diri yang dilakukan pada kategori major self mutilation ini bisa membahayakan nyawa pelakunya. Contoh dari kategori major self mutilation bisa berupa mencungkil bola mata, memotong jari, atau tindakan-tindakan ekstrim lainnya.

Stereotypic self injury

Kategori kedua ini merupakan tindakan menyakiti diri yang dilakukan secara berulang kali namun tidak separah kategori major self mutilation. Orang yang melakukan tindakan ini umumnya orang dengan penderita kelainan mental autisme. Contoh tindakan kategori stereotypic self injury ini adalah berulang kali membenturkan kepala ke tembok.

Superficial self mutilation

Kategori ini merupakan kategori dengan tingkat keparahan yang paling rendah dibandingkan kategori lainnya. Meski demikian, tindakan ini tidak boleh dianggap remeh dan diabaikan. Satu hal yang perlu diingat bahwa tindakan kecil akan berdampak besar di kemudian hari jika tidak mendapatkan penanganan. Contoh tindakan kategori superficial self mutilation ini adalah menyayat kulit menggunakan benda tajam, menarik rambut sekuat tenaga, dan lain sebagainya.

Cara Menghindari Perilaku Self Harm

Cara Menghindari Perilaku Self Harm
Cara Menghindari Perilaku Self Harm

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tindakan self harm bukanlah solusi dari permasalahan yang sedang kamu hadapi. Melukai diri sendiri hanya akan membuatmu lupa sementara terhadap luka batin yang kamu rasakan. Setelah rasa sakit akibat self harm itu hilang, kamu tetap akan merasakan kesedihan itu.

Untuk dapat terhindar dari perilaku self harm ini kamu perlu mendapatkan bantuan dalam mengelolah emosi. Seperti yang dikemukakan oleh dr. Surjo Dharmono T, Sp.KJ (K) yang merupakan Dokter Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, langkah awal yang perlu diambil oleh seorang pelaku self harm ini adalah dengan berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater agar mendapatkan bantuan pengelolaan emosi.

Dalam kasus berat biasanya akan dibantu psikiater dengan diberikan obat-obatan seperti antidepresan untuk membantu kelola emosi. Namun, solusi lain bisa diberikan oleh psikolog dengan metode psikoterapi yang mampu untuk mengelola emosi.

Baca Artikel Kami Lainnya : Ketahui Kepribadian yang Dibutuhkan di Dunia Kerja