Apa Itu Time Dilation Disorder? Ketika Waktu Terasa Melambat

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Time Dilation Disorder, ketika waktu terasa lambat. Jadi, yuk simak bersama-sama.

Biopsikologi, Sosial2389 Views

Logos Indonesia – Pernah merasa waktu berjalan sangat lambat padahal baru berlalu beberapa menit saja? Mungkin saat sedang menunggu bus. Menunggu giliran wawancara kerja. Bahkan, saat sedang ngobrol santai dengan teman. Kok bisa ya, waktu terasa melambat? Nah, kenyataannya, hal tersebut bisa menjadi tanda dari suatu kondisi yang disebut Time Dilation Disorder. Dalam artikel ini, kita akan berbicara panjang lebar mengenai kondisi yang cukup jarang dikenal ini.

Baca Artikel Kami Lainnya: Distorsi Kognitif, ketika pikiranmu Menipu dirimu sendiri

Mungkin sebagian dari kita berpikir, “Ah, pasti itu hanya perasaan saja!” Tapi, tahukah kamu. Bahwa apa yang kita rasakan terhadap waktu bisa menjadi sebuah tanda bahwa otak kita sedang mengalami sesuatu yang tidak biasa? Ya, otak kita memang pintar, tetapi kadang-kadang, si otak ini bisa memberikan kita ilusi tentang banyak hal. Salah satunya adalah waktu. Ilusi ini bisa membuat kita merasa seolah-olah waktu berjalan sangat lambat atau bahkan sangat cepat.

Time Dilation Disorder biasanya bukanlah hal yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Namun, memahaminya adalah hal yang penting. Terutama jika kamu atau orang terdekatmu merasa sering mengalami perasaan bahwa waktu berjalan lebih lambat atau lebih cepat dari kenyataannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Time Dilation Disorder. Jadi, yuk simak bersama-sama.

Definisi Time Dilation Disorder

Jadi, apa sebenarnya Time Dilation Disorder itu? Time Dilation Disorder adalah kondisi di mana kamu merasa waktu bergerak lebih lambat daripada yang sebenarnya terjadi. Kita seolah-olah duduk dalam slow-motion sementara dunia di sekitar kita bergerak dengan kecepatan normal

Persepsi Waktu Melambat

Nah, bagaimana rasanya ketika orang merasakan waktu melambat? Rasanya lebih ke arah seperti menunggu ketel air mendidih, di saat yang kamu rasakan sebagai menit-menit berjam-jam. Namun, pada kenyataannya hanya berlangsung beberapa detik saja.

Gejala Umum Time Dilation Disorder

Nah, apa saja ciri-ciri atau gejala Time Dilation Disorder? Umumnya, orang yang mengalaminya akan merasa waktu tampak berjalan sangat lambat. Saat kamu melihat jam tangan dan merasa telah berjam-jam, tapi ternyata baru 10 menit yang berlalu, itu bisa jadi tanda. Tanda lainnya adalah sulitnya menilai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas. Misalnya, ketika menulis email, kamu mungkin merasa telah berjam-jam, tapi kenyataannya hanya membutuhkan 15 menit.

Penyebab Time Dilation Disorder

A. Faktor Biologis

Banyak hal yang bisa mempengaruhi bagaimana kita merasakan waktu, salah satunya adalah faktor biologis. Contoh mudahnya, ketika kita menua. Maka perasaan tentang waktu seringkali berubah. Kamu mungkin merasa waktu berlalu lebih cepat daripada saat kamu lebih muda. Mengapa demikian? Para ahli berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh cara otak kita memproses informasi. Semakin kita menua, otak kita cenderung memproses informasi dengan lebih lambat. Hasilnya, kita merasa seolah-olah waktu bergerak lebih cepat.

B. Faktor Lingkungan

Ada juga faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi persepsi kita terhadap waktu. Misalnya, saat kita berada dalam kondisi baru atau monoton. Maka kita cenderung merasa waktu berjalan lambat. Sama seperti ketika kamu menunggu bus di pemberhentian yang sepinya bukan main, atau saat sedang menunggu antrian panjang di supermarket.

C. Faktor Psikologis

Stres, trauma, dan kecemasan juga bisa menjadi penyebab terjadinya Time Dilation Disorder. Saat kita merasa tegang atau cemas, otak kita cenderung mengalahkan waktu lebih lambat dari pada sebenarnya. Makanya, waktu menunggu hasil tes penting atau wawancara kerja selalu terasa lama banget, padahal baru beberapa menit saja.

D. Gangguan yang Berkaitan

Ada pula beberapa kondisi psikologis lain yang bisa mempengaruhi persepsi kita terhadap waktu. Seperti Time Agnosia, ADHD, dan sindrom ketidakpekaan terhadap waktu. Misalnya, orang dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) seringkali memiliki kesulitan dalam mengelola waktu. Mereka biasanya merasa waktu berlalu dengan sangat cepat dan kesulitan mengestimasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.

Efek Time Dilation Disorder pada Kehidupan Sehari-hari

A. Kehidupan Sosial

Persepsi waktu yang melambat atau berlalu dengan cepat bisa berpengaruh pada kehidupan sosial kamu. Misalnya, saat merasa waktu terasa sangat lambat, kamu mungkin merasa bosan dan frustasi saat menunggu teman. Atau, kamu mungkin merasa acara sosial berlangsung selamanya padahal baru berjalan satu jam saja.

B. Kehidupan Profesional

Di tempat kerja juga, Time Dilation Disorder bisa berdampak. Misalnya, rapat yang biasanya berlangsung satu jam, bisa dirasakan berlangsung seharian penuh. Ini bisa membuat kamu merasa lelah dan stres, dan akhirnya berdampak pada kinerja kerja. Atau, di sisi lain, kamu mungkin merasa waktu kerja berlalu begitu cepat. Tapi kamu merasa ada banyak hal yang belum selesai dikerjakan.

C. Kesehatan Mental dan Emosional

Time Dilation Disorder biasanya disertai dengan stres dan kecemasan. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan emosional. Bukan hanya itu, kamu juga bisa merasa lelah secara emosional, merasa frustasi, atau bahkan depresi. Jadi, sangat penting untuk mencari bantuan jika kamu merasa perubahan signifikan dalam persepsi waktu kamu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Inilah Cara Untuk Mengidentifikasi Distorsi Kognitif dalam Pikiran Kita

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment