Logos Indonesia – Apakah kamu pernah bertanya-tanya tentang cinta itu secara teoritik? Artinya kamu sedang berpikir kritis mengenai pemahamanmu tentang cinta. Sebagian orang berpikir cinta hanyalah suatu emosi yang tidak bisa di jelaskan secara teoritik. Namun, kenyataannya semua hal yang terjadi pasti memiliki alasan dan penjelasannya masing-masing. Begiru juga dengan cinta.
Kali ini kita akan membahas pelopor teori cinta dari ilmuan psikolog Amerika bernama Robert Jeffrey Sternberg. Ia membuat teori segitiga cinta atau the triangular theory of love. Teman-teman jangan salah paham dahulu dengan penamaan teorinya ya. Maksud dari teori segita cinta ini, bukanlah menjelaskan cerita tiga orang yang memiliki hubungan cinta ataupun kisah perselingkuan ya teman-teman. Melainkan terdapat tiga komponen penting yang membentuk suatu jenis cinta. Keberadaan dari komposisi dua atau tiga komponen tersebut menghasilkan jenis cinta yang berbeda-beda jenisnya. Namun, hal tersebut menjadi sesuatu yang bisa dijelaskan dengan mudah pada suatu hubungan tertentu.
Menurut Sternberg, ketiga komponen tersebut yaitu kedekatan, hasrat dan komitmen. Tiap-tiap komponen ini berkontribusi memunculkan jenis cinta yang berbeda-beda. Mari kita bahas dahulu mengenai tokoh psikologi pencetus teori segitiga cinta atau the triangular theory of love.
Siapa Itu Sternberg?
Sternberg memiliki nama lengkap Robert Jeffrey Sternberg. Ia merupakan seorang psikolog terkenal di Amerika pada masanya. Sternberg lahir di New Jersey pada tahun 1949. Sternberg menunjukkan minatnya dalam psikologi sejak kecil. Terdapat peritiwa yang mengubah pandangannya dan memicu dirinya mengembangkan tes kecerdasan yang bernama Sternberg Test of Mental Ability atau STOMA.
Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Keluarga Harmonis, Kegiatan Bersama yang Menyenangkan.
Kejadian ini diawali ketika dirinya menyadari perbedaan ruangan dan orang yang di dalamya mempengaruhi nilai ujian pada mata pelajaran saat itu. Ceritanya dimulai dengan kegelisaan Sternberg pada ujian tersebut. Saat itu, ia mendapatkan nilai jelek pada ujian tersebut. Kemudian, pada saat Sternberg mengikuti ujian yang sama, namun di ruangan yang berbeda, dengan siswa yang lebih muda dan kali ini lebih percaya diri. Hasilnya adalah ia mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari pada ujian sebelumnya. Sternberg mulai menyadari bahwa tes ini tidak bisa mengukur secara akurat mengenai pengetahuan dan kemampuan yang kamu miliki sebenarnya.
Dalam kehidupan akademiknya, Sternberg menganggap bahwa tes akademik ini memiliki dampak yang buruk pada kemampuannya menjawab soal ujian karena terganggu dengan perasaan kecemasannya. Bahkan, gurunya meremehkannya dalam nilai akademiknya yang buruk. Namun, pandangan negatif gurunya tidak mempengaruhinya dalam mengejar gelar dokternya. Sternberg mendapatkan gelar sarjana psikologi pada tahun 1972. Kemudian melanjutkan kuliahnya dengan gelar Ph.D pada tahun 1975 dari Universitas Stanford.
Baca Artikel Kami Lainnya: Perls, Tokoh Psikologi Yang Memusatkan Pada Masa Kini.
Setelah lulus dari Stanford, Sternberg mulai mengembangkan teori-teorinya yang saat ini kita kenal hingga sekarang. Karirnya menuju kesuksesan dengan berbagai teori yang dibuatnya. Seperti teori yang terkenal yaitu tentang kecerdasan, kreatifitas, gaya kognitif dan juga segitiga cinta ini.
Selama menjalani karirnya Sternberg mengalami kenaikan kedudukan di bidang pendidikan. Karirnya di mulai ketika dirinya lulus dari Stanford, ia menjadi profesor psikologi di salah satu universitas di Yale. Kemudian naik menjadi Dekan di Universitas Tufs dalan jurusan seni dan ilmu pengetahuan. Kemudian naik lagi menjadi presiden sekaligus profesor di University of Wyoming dalam bidang psikologi dan pendidikan.
Apa Saja Kontribusi Sternberg Dalam Bidang Psikologi?
Banyak sekali karya yangg dibuat oleh Sternberg. Ia memiliki banyak penghargaan dan pernah menjadi presiden dari Asosiasi Psikologi Amerika (APA) pada tahun 2003. Ia pernah mendapatkan penghargaan Cendekiawan Distinguished pada tahun 1985 yang di selenggarakan oleh Asosiasi Nasional Anak Berbahat. Kemudian pada tahun 1999, Sternberg mendapatkan penghargaan James McKeen Cattell yang di selenggarakan oleh American Psychological Society. Dan penghargaan yang terbarunya pada tahun 2003 untuk prestasinya dalam ilmu psikologi pendidikan yaitu penghargaan EL Thorndike.
Sternberg bahkan terdaftar dalam 100 psikolog teratas pada abad – 20 versi APA. Dalam menjalani karirnya sebagai pengajar dan peneliti, Sternberg juga aktif dalam membuat buku. Ia sudah banyak sekali buku yang diterbitkannya. Kebanyakan buku yang dibuatnya adalah penjelasan dari teori ini.
Teori Psikologi Cinta Sternberg
Saah satu teori yang terkenalnya adalah teori segitiga cinta Sternberg. Dalam teori tersebut Sternberg menjelaskan terdapat tiga komponen yang harus ada untuk mewujudkan cinta sempurna. Ketiga komponen tersebut yaitu adanya kedekatan atau intimasi, kemudian dilengkapi dengan adanya hasrat secara seksual dan komitment yang tinggi dalam menjalani hubungan. Sehingga, ketiga komponen tersebut menjadi syarat dalam menjalani hubungan pernikahan yang panjang dan bahagia. Namun dalam seiring dengan waktu dalam menjalani hubungan yang baik, hasrat seksual akan memudar dan berganti dengan rasa keterikatan secara emosional.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Tokoh Psikologi Analisis, Carl Jung.
Artikel oleh: Logos Indonesia.
Comment