Jenis-Jenis Daydreaming atau Lamunan dan Contoh-contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari

Tapi, apakah kamu tahu bahwa ada banyak jenis daydreaming yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya.

Biopsikologi, Sosial1851 Views

Logos Indonesia –  Pernah merasa terjebak dalam suatu momen, tapi pikiranmu berkelana ke tempat yang jauh? Ternyata, itu adalah suatu fenomena yang dikenal dengan nama “daydreaming”. Jika disederhanakan, daydreaming adalah lamunan atau fantasi yang berjalan di pikiran kita saat kita sedang terjaga. Biasanya membuat kita sedikit teralihkan dari realitas atau pekerjaan yang sedang kita lakukan. Bisa jadi itu adalah saat kita merenung, atau justru saat kita sedang menghadapi hal yang membosankan.

Daydreaming adalah fenomena yang begitu universal. Kamu, aku, teman kita-, hampir semua orang pasti pernah melakukan daydreaming dalam hidup mereka. Daydreaming bisa menjadi hal yang menyenangkan, memberikan hiburan sejenak dari kegiatan kita. Atau bahkan bisa menjadi sumber inovasi dan kreativitas. Tapi, apakah kamu tahu bahwa ada banyak jenis daydreaming yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Dan masing-masing memiliki dampak dan manfaatnya sendiri.

Jenis-Jenis Daydreaming atau lamunan dan Contoh-contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari

Kamu mungkin tidak tahu bahwa ada beberapa jenis daydreaming yang berbeda. Memahami perbedaan mereka bisa membantu kita mengidentifikasi kapan dan bagaimana kita melamun. Berikut adalah beberapa jenis daydreaming yang umum kita alami:

  1. Daydreaming  Eskapistik: Tipe ini merupakan bentuk lari dari kenyataan, ketika kita merasa bosan, kelelahan, atau stres dengan situasi yang sedang kita hadapi. Contoh eskapistik meliputi membayangkan diri sebagai pahlawan dalam cerita, menjelajahi dunia fantasi, atau menjalani kehidupan yang berbeda.
  2. Daydreaming  Inovatif: Tipe ini melibatkan pemikiran yang lebih kreatif dan inovatif. Kita bisa menggunakan lamunan untuk berfikir “out of the box”. Kita membayangkan cara-cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru. Contoh inovatif meliputi membayangkan penemuan baru dalam teknologi atau mencari inspirasi desain dalam lingkungan sekitar.
  3. Daydreaming Emosional: Tipe ini melibatkan lamunan yang difokuskan pada perasaan dan emosi kita. Melalui lamunan emosional, kita bisa memahami perasaan kita sendiri. Kemudian merefleksikan pengalaman yang telah kita lalui, atau merenungkan hubungan dengan orang yang kita pedulikan. Contoh emosional meliputi berpikir tentang percakapan yang diharapkan dengan seseorang yang kita sayangi atau meresapi kenangan indah bersama teman dekat.
  4. Daydreaming  Evaluatif: Tipe ini digunakan untuk memberi kita waktu untuk mengambil keputusan atau mengkaji pilihan yang ada. Melalui lamunan evaluatif, kita bisa merenungkan berbagai solusi terhadap masalah yang kita hadapi. Sehingga kitab isa mempertimbangkan alasan sebelum menentukan langkah berikutnya. Contoh evaluatif meliputi merenungkan pilihan karier atau membayangkan skenario “what-if” yang berbeda dalam situasi pribadi atau profesional.
  5. Daydreaming Guilting: Daydreaming guilting adalah jenis daydreaming di mana kita merasa bersalah. Kita sering merenungkan tentang kesalahan masa lalu dan merasa menyesal. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita berkhayal tentang argumen dengan sahabat. Dan berpikir tentang apa yang kita katakan atau seharusnya tidak kita katakan. Kita sering kali merasa bersalah setelah jenis lamunan ini.

Manfaat Daydreaming dalam Kehidupan Sehari-hari

Daydreaming, atau yang biasa kita kenal dengan lamunan, adalah bagian integral dari kehidupan kita. Kamu atau bahkan saya sendiri mungkin merasa bahwa lamunan itu sia-sia, tetapi ternyata, hal ini memiliki banyak manfaat positif lho!

Salah satu manfaat daydreaming adalah membantu kita dalam merencanakan masa depan. Lamunan bisa jadi semacam simulasi mental di mana kita mencoba memvisualisasikan apa yang kita inginkan di masa depan. Misalnya, kalau kamu sedang melamun tentang liburan ke Eropa. Kamu mungkin akan berpikir bagaimana caranya agar impian itu bisa menjadi kenyataan. Tanpa disadari, hal ini membantu kita dalam merencanakan dan mengejar hal tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Terapi Psikologis: Analisis Mimpi Menurut Carl Jung

Daydreaming juga dapat menstimulasi kreativitas kita. Semua orang memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Karena lamunan bisa menjadi media yang sangat baik untuk merangsang pemikiran dan ide-ide kreatif kita. Jadi, jika kamu mempunyai masalah yang sulit dipecahkan, mungkin kamu hanya perlu berhenti sejenak dan membiarkan pikiranmu berkelana. Siapa tahu, solusinya muncul saat kamu sedang melamun!

Tak hanya itu, daydreaming juga bisa membantu proses pemulihan mental. Memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau merilekskan saat kita sedang merasa stres atau tertekan, dapat membantu untuk meredakan gejala tersebut. Bayangkan saja, bagaimana perasaan kamu kalau bisa merasakan keindahan pantai dan suara ombak yang tenang? Pasti bakal sedikit meredakan stres, kan?

Dampak Daydreaming dalam Kehidupan Sehari-hari

Namun, semuanya tentu memiliki dua sisi, termasuk hal ini. Jika daydreaming dilakukan secara berlebihan, dampak negatifnya pun bisa dirasakan. Misalnya, dapat menurunkan produktivitas kerja atau performa akademik. Bayangkan jika kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk lamunan dan mengabaikan tugas atau pekerjaan kita, tentu hasilnya tidak akan maksimal.

Selain itu, daydreaming yang berlebihan juga bisa mengganggu kehidupan sosial kita. Misalnya, kita bisa menjadi kurang responsif atau terhubung dengan orang-orang di sekitar karena terlalu asyik dengan dunia imajinasi kita sendiri.

Jadi, memang tidak bisa dipungkiri bahwa daydreaming memiliki manfaat dan dampak, baik itu positif dan negatif. Yang penting, kita perlu memahami bagaimana cara mengendalikannya agar kehidupan kita tetap seimbang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penjelasan Teori Psikologi Mengenai Othello Syndrome. Cemburu Menjadi Waham

Artikel oleh: Logos Indonesia.