John Dollard Dan Kontribusinya Dalam Perkembangan Psikologi

John Dollard dan kontribusinya dalam perkembangan psikologi. John Dollard memiliki banyak karya, menjadi landasan teori dari teori lainnya.

Tokoh2669 Views

Logos Indonesia John Dollard merupakan tokoh psikologi yang banyak memiliki karya. Teori yang dicetuskannya ada yang menjadi landasan dari teori belajar yang sangat terkenal hingga sekarang. Beberapa teori lainnya menjelaskan fenomena sosial, seperti agresif dan perilaku dari perbedaan budaya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Emil Kraeplin Sebagai Pencipta Test Kraepelin Yang Terkenal.

Dalam artikel ini akan dibahas John Dollard dan beberapa karya yang mempu mengguncang perkembangan ilmu psikologi. Cara pandang yang baru terhadap isu yang ada pasa masa itu, memang berdamapk kritikan yang tajam dari para kritikus. Namun, hasil dari penelitiannya layak dikatakan berkontribusi dalam perkembangan teori sosial dan pembelajaran.

Siapa Itu John Dollard?

John Dollard. Image by motorradphilosophe.

John Dollard lahir pada tahun 1900 -an, di Menansha, Wisconsin. Ayahnya bekerja sebagai insinyur rel kereta api dan ibunya bekerja sebagai guru. Namun, ayahnya meninggal di usia Dollard masih sangat muda karena kecelakaan. Sehingga ibunya memiliki kontribusi lebih banyak dalam perkembangan Dollard.

Pada tahun 1931, Dollard mendapatkan gelar Ph.D di Universitas Chicago dengan jurusan sosiologi. Topik yang menarik perhatian Dollard kala itu adalah isu ras di Amerika Serikat. Karena itu, pada awal teorinya Dollard samgat erat kaitannya dengan stigma terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat.

Walaupun pada awal teori lebih kental dengan etnografi. Namun, seiring dengan waktu teori terus berevolusi mengenai perkembangan dinamika budaya dan perilaku orang kulit hitam. Dollard meninggal pada tahun 1980.

Penelitian Tentang Rasa Takut

Pada tahun 1932, Dollard ditunjuk sebagai research associate bidang psikologi di Universitas Yale. Melalui kesempatan ini, menjadi awalan Dollard mengenal lebih dalam ilmu psikologi. John Dollard mulai menjalin hubungan secara profesi dengan para ahli psikologi di Universitas Yale. Salah satu ilmuan psikologi tersebut bernama Neal Miller. Hubungan antara John Dollard dan Neal Miller dalam melakukan penelitian menghasilkan hasil yang memuaskan.

Penelitian yang mereka lakukan tentang rasa takut dan keberanian dalam situasi berperang. Hasil dari penelitian ini dipublikasikan dalam buku berjudul “Fear in Battle” di tahun 1944. Dalam penelitian ini menggunakan 300 subjek yang berasal dari mantan veteran perang era Abramam Lincoln. Hasil dari penelitian ini menjadi acuhan dalam bidang militer semasa perang dunia Ke-2.

Baca Artikel Kami Lainnya: George Spearling dan Penelitiannya Tentang Memori Ikonik.

Hasil dari penelitian ini menemukan psikoterapi untuk mengatasi rasa takut yang irasional. Menurut Dollard cara yang tepat untuk mengatasi rasa takjt tersebut dengan menekankan pada pentingnya permasalahan atau pengalaman di masa lalu.

Karena penemuannya ini, Dollard diangkat sebagai konsultan di Departemen Pertahanan dan Militer Amerika Serikat selama 3 tahun menjabat (1942-1945).

Teori Social Learning Dollard

Pada tahun 1952, Dollard telah pensin di bidang militer dan beralih ke bidang akademik. Dirinya menjadi profesor di Universitas Yale dengan menjagar ilmi psikologi. Selama di Universitas Yale ini, Dollard menciptakan teori social learning atau belajar sosial.

Teori yang dikemukakan oleh Dollard ini menjadi landasan dari teori Bandura tentang belajar melalui pengamatan atau observasi dan vocarious learning.

Menurut Dollard dan Miller, perilaku adalah suatu dorongan yang sesuai dengan konteks lingkungan. Dimana perilaku ini bergungsi untuk mengurangi dorongan tersebut. Teori belajarnya Dollard ini sangat berkontribusi dalam perkembangan psikologi sosial, khusus perilaku yang didasari perbedaan budaya.

Teori Frustration-Agrression Hypothesis

Dollard juga mencetuskan teori tentang perilaku agresif. Teori ini di kenal sebagai Frustration-Agrression Hypothesis atau Hipotesis Frustasi-Agresif. Dalam teorinya dijelaskan bahwa rasa frustasi menyebabkan perilaku agresif. Tapi perilaku agresi hanya salah satu gejala yang ditimbulkan ketika seseorang mengalami frustasi. Karena itu, perilaku agresi ini bisa disebabkan oleh hal lainnya, selain perasaan frustasi. Hipotesis ini menjelaskan seseorang yang sedang frustasi, cenderung bertindak agresif, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain.

Hipotesis frustasi – agresi merupakan gabungan antara pembelajaran teori dengan psikoanalisi. Pencetus hipotesis ini menjadi karya klasik yang paling banyak dikutip dalam teks di buku. Mengurangi pandangan tersebut di berbagai buku.

Dollard selaku pencetus teori frustasi – agresi menciptakan perkembangan teori di masa setelahnya. Salah satu pengembang dari teorinya adalah teori agresi Leonard Berkowitz.

Baca Artikel Kami Lainnya: Philip Zimbardo dan Eksperimen Penjara Zimbardo.

Pengembangan teori Dollard lainnya juga menjadi landasan pengembangan teori yang terkenal hingga sekarang. Buku berjudul “Analisis Psikologi Sosial” yang diterbitkan pada tahun 1962, penelitian hewan tentang agresi dan frustasi di tahun 1960 dan 1970-an, memiliki kontribusi di kalangan peneliti dan komunitas hewan.

Miller sebagai rekan satu tim penelitiannya, mengatakan bahwa Dollard merupakan seseorang yanh mampu menyatukan ilmi sosiologi, antropologi, psikologi, dan psikoterapi. Cara pandang ini tentu saja hal baru saat itu. Namun, setelah Dollard melakukannya, pandangan tersebut sudah mulai banyak di gunakan. Sehingga penggabungan cara pandang keilmuan menjadi tidak lagi tampak aneh. Miller menilai seorang Dollard sebagai orang uang berani, ulet, dan verdas melihat permasalahan yang ada, khusunya terkait hambatan budaya dalam berperilaku.

Artikel oleh: Logos Indonesia.