Kamu Termasuk Emosional Sponge? Kenali Dampak Psikologisnya

Sebagai Emosional Sponge, kamu mungkin mengesampingkan pekerjaanmu sendiri untuk membantu orang lain mengatasi masalah emosional mereka.

Logos Indonesia – Halo, Sobat! Kesehatan emosional sering dianggap tidak sepenting kesehatan fisik. Namun, kenyataannya, keduanya sama pentingnya dalam menjalani hidup sehat dan bahagia. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan adalah apakah kita termasuk Emosional Sponge atau tidak.

Pernahkah kamu merasa seperti ditelan oleh emosi orang di sekelilingmu. Kemudian kamu selalu ingin membantu atau menyelesaikan masalah mereka walaupun harus mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri? Jika ya, kamu mungkin termasuk Emosional Sponge. Nah, sebelum lebih jauh, yuk kita kenali pengertian Emosional Sponge agar lebih paham!

Emosional Sponge adalah istilah yang digunakan untuk orang yang mudah terpengaruh oleh suasana hati, emosi, atau perasaan orang lain. Bisa dibilang, mereka memiliki tingkat empati yang sangat tinggi. Dalam beberapa kasus, Emosional Sponge menjadi semacam ‘penyerap’ emosi orang-orang di sekitarnya sampai mereka lupa untuk menjaga emosi mereka sendiri. sehingga mengalami dampak psikologis yang perlu dikenali dan diatasi.

Dampak Psikologis dari Emosional Sponge

 

Nah, sebagai seorang “Emosional Sponge”, ada beberapa dampak psikologis yang mungkin dialami. Apa saja? Yuk, kita simak bersama.

Stres Berlebihan

Menjadi Emosional Sponge menyebabkan stres berlebihan. Karena individu yang memiliki sifat ini cenderung menangkap dan merasakan emosi orang lain dengan intensitas yang tinggi. Ketika kamu memiliki empati yang tinggi, kamu mungkin merasakan nuansa emosional orang lain lebih dari individu lain. Sehingga sering merasa harus membantu dan mengurangi perasaan buruk orang lain.

Sebagai contoh, jika temanmu sedang mengalami masalah di kantor. Dia mungkin merasa tertekan. Karena kamu adalah Emosional Sponge, kamu tanpa sadar menyerap perasaan stres temanmu. Bahkan, jika masalah tersebut tidak secara langsung mempengaruhi kamu. Emosi ini dapat menumpuk dan secara tidak langsung menyebabkan stres yang lebih besar pada diri kamu.

Untuk mengurangi stres yang timbul akibat menjadi Emosional Sponge, penting bagi kamu untuk mengenali sifat ini. Kamu harus belajar bagaimana melindungi diri dari dampak negatif yang terkait akibat menyerap emosi orang lain.

Kelelahan Emosional (Emotional Fatigue)

Seorang “Emosional Sponge” memiliki potensi besar untuk mengalami kelelahan emosional, atau yang juga dikenal sebagai “emotional fatigue”. Kelelahan emosional terjadi ketika seseorang merasa sangat lelah secara emosional dan mental karena terlalu banyak menangani stres atau masalah emosional.

Sebagai “Emosional Sponge”, kamu tidak hanya cenderung merasakan emosi orang lain, tapi juga sering menyerap dan menahan emosi tersebut. Ini seperti kamu sedang membawa beban emosional orang lain. Dan semakin banyak beban yang kamu tanggung, semakin besar energi yang kamu butuhkan untuk mengatasinya. Akhirnya, kamu bisa merasa sangat kelelahan secara emosional. Bahkan jika kamu tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.

Efek ini seringkali diperparah oleh fakta bahwa “Emosional Sponge” juga cenderung merasa harus membantu orang lain meredakan emosi negatif mereka. Yang bisa menambah beban emosional yang sudah kamu tanggung.

Kesulitan Menyusun Prioritas

Sebagai Emosional Sponge, kamu mungkin mengalami kesulitan dalam menentukan prioritas karena sering terfokus pada emosi dan permasalahan orang lain. Hal ini menyebabkan kamu mengesampingkan kebutuhan dan kegiatanmu sendiri.

Sebagai Emosional Sponge, kamu memiliki empati yang tinggi dan cenderung terpengaruh oleh perasaan orang lain. Kondisi ini membuatmu lebih fokus pada apa yang orang lain alami, daripada kepentinganmu sendiri.

Dengan karakter empati yang tinggi, Emosional Sponge cenderung merasa bertanggung jawab untuk membantu orang lain mengatasi masalah mereka. Sebagai hasilnya, kamu mungkin mengabaikan rencana dan tanggung jawabmu sendiri.

Realitanya adalah menyerap emosi orang lain memerlukan banyak energi emosional. Ketika kamu menghabiskan banyak energi untuk mengatasi beban emosional orang lain. Maka kamu mungkin merasa kelelahan dan sulit untuk fokus pada prioritas yang seharusnya menjadi penting bagi dirimu sendiri.

Penurunan Produktivitas

Emosional Sponge mungkin mengalami penurunan produktivitas dikarenakan fokus yang lebih sering teralihkan pada emosi orang lain. Ketika Emosional Sponge terlalu banyak menyerap emosi orang lain, pikiran mereka cenderung terganggu dan sulit fokus pada pekerjaan. Misalnya, kamu mungkin kesulitan memberikan perhatian penuh pada tugas kantor karena masih memikirkan masalah yang dihadapi temanmu.

Menyerap emosi orang lain menghabiskan banyak energi mental dan emosional. Ketika energimu terkuras untuk mengatasi emosi orang lain. Maka kamu mungkin kehilangan tenaga untuk menyelesaikan tugas sendiri. Sehingga produktivitas menurun.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tanda-Tanda dan Siklus Intergenerational Trauma.

Ketidakmampuan untuk mengatur prioritas dengan baik juga menjadi alasan penurunan produktivitas. Sebagai Emosional Sponge, kamu mungkin mengesampingkan pekerjaanmu sendiri untuk membantu orang lain mengatasi masalah emosional mereka.

Kita harus ingat bahwa menjadi “Emosional Sponge” bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental kita. Jadi, penting bagi kita untuk belajar bagaimana melepaskan emosi-emosi yang tidak perlu. Dan belajar bagaimana memberikan dukungan kepada orang lain tanpa harus merasakan apa yang mereka rasakan. Itulah salah satu kunci untuk menjaga seimbang antara kesehatan fisik dan mental kita.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan Antara Trauma Dan Intergenerational Trauma.