Logos Indonesia – Apa sebenarnya perbedaan dari mentalitas kaya dan mentalitas miskin? Perbedaan mental tersebut tidak berkaitan dengan jumlah uang yang dimiliki orang tersebut. Namun berkaitan dengan pola pikir yang membuat seseorang tidak menghambur-hamburkan uang.
Baca Artikel Kami Lainnya: Ini Tips Dan Trik Untuk Memulai Menabung Yang Tidak Bikin Sengsara.
Terdapat istilah mengenai orang kaya yang bermental miskin. Orang miskin yang bermental kaya. Atau orang kaya yang semakin kaya, dan orang miskin yang semakin miskin. Semua istilah tersebut terkait kebiasaan dan cara menanggapi dari proses berputarnya uang.
Orang Kaya Tapi Bermental Miskin
Orang yang kaya tapi bermental miskin merupakan orang yang sering menghambur-hamburkan uang tanpa memikirkan masa depan dan perputaran uang lagi. Orang tersebut mungkin saat ini kaya, memiliki banyak uang. Namun jika tidak dikelola dengan baik. Maka mungkin saja orang tersebut jatuh miskin karena kebiasaannya yang buruk tersebut.
Orang Miskin Yang Bermental Kaya
Orang miskin yang bermental kaya. Orang ini merupakan orang yang berproses menjadi kaya. Mereka memikirkan Bagaimana caranya untuk menghasilkan uang dengan efektif. Mereka memikirkan kebutuhan masa depan. Sehingga, ketika hari tua, ia tidak menderita. Bahkan mikirkan dapat dinikmati oleh anak cucunya kemudian.
Namun menjadi kaya memiliki definisi yang berbeda setiap orang. Ada yang menganggap menjadi kaya adalah ketika dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan hiburannya saja. Ada juga yang mendefinisikan menjadi kaya adalah menjadi seorang Milioner. Ada juga yang mendefinisikan menjadi kaya adalah dapat hidup terjamin hingga hari tua.
Orang Kaya Yang Semakin Kaya, Orang Miskin Yang Semakin Miskin
Orang kaya yang semakin kaya, dan orang miskin yang semakin miskin. Istilah ini merujuk pada kebiasaan yang turun menurun dilakukan oleh orang tuanya. Mereka terbiasa memiliki pola pikir hal tersebut. Kemudian ditunjukkan pada perilakunya.
Terdapat hal lain yang mempengaruhi hal tersebut. Memaksa dirinya untuk terlihat kaya di mata orang lain. Walaupun sebenarnya tidak mampu membeli hal tersebut. Pola pikir tersebut merupakan racun dalam kehidupannya. Pola pikir itu dapat menciptakan masalah itu sendiri. Gengsi merupakan perasaan yang memicu hal tersebut.
Perbedaan Mentalitas Kaya VS Mentalitas Miskin
Berikut ini beberapa perbedaan mentalitas kaya dan mentalitas miskin berdasarkan pola pikir dan kebiasaan.
Perencanaan Keuangan
Orang yang memiliki mentalitas kaya lebih terbiasa untuk merencanakan uangnya untuk menghasilkan uang yang lebih besar. Seperti melalui investasi dan membuka bisnis lainnya. Proses perputaran uang yang menghasilkan uang tanpa dirinya bekerja. Itu merupakan pola pikir dari mentalitas kaya. Jadi orang yang memiliki mentalitas kaya dalam konteks investasi, ia akan berpikir lebih jauh mengenai manfaat barang yang ia beli.
Sedangkan orang yang memiliki mentalitas miskin lebih terbiasa untuk menghabiskan uang yang telah mereka peroleh. Ketika mendapatkan gaji atau penghasilan dari kerja kerasnya. Maka yang dipikirkan pertama kali adalah, Apa yang ingin aku beli untuk self reward? Namun pada pada kenyataannya, uang yang dikeluarkan atas kesenangan sesaat itu lebih besar dari pada memenuhi kebutuhan dan melakukan perputaran uang.
Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Batasan Self Reward Dan Tips Untuk Self Reward Yang Baik.
Jadi kita bisa membedakan kebiasaan orang yang memiliki mentalitas kaya dan mentalitas miskin. Bukan dari nominalnya, tapi dari cara berpikirnya. Kebiasaan untuk menghambur-hamburkan uang. Merupakan kebiasaan yang dapat menciptakan kemiskinan itu sendiri dalam hidupmu. Kebiasaan menabung dan berinvestasi menjadi cara untuk menciptakan kehidupan yang lebih aman sehingga usia tua.
Namun, bukan berarti kamu dilarang untuk membeli sesuatu demi kesenangan dirimu sendiri. Self Reward merupakan cara yang bisa membangkitkan motivasi dirimu dalam bekerja. Self reward juga menjadi sarana untuk menghargai dirimu atas kerja keras yang telah kamu lakukan.
Hanya saja, persentase dari pendapatan yang kamu terima haruslah terkontrol dan tidak melebihi hal yang telah kamu tetapkan. Mengkontrol diri merupakan salah satu cara untuk bisa menyenangkan diri sendiri tanpa membuat dirimu sengsara setelahnya.
Pengaruh Pandangan Orang Lain
Pengaruh pandangan orang lain bagi orang yang memiliki mentalitas miskin sangatlah kuat dan dianggap penting menurut mereka. Kadangkala, mereka lebih mementingkan pandangan orang lain atau gengsi diri sendiri daripada kebutuhan sehari-hari.
Kebiasaan untuk mendapatkan pujian dari orang lain merupakan dorongan yang sangat kuat untuk mereka lakukan. Karena itu, mereka memaksakan diri untuk membeli barang baru dan barang mewah lainnya untuk dipertunjukkan kepada orang-orang. Mereka ingin dianggap sebagai orang kaya.
Sedangkan seseorang yang memiliki mentalitas kaya tidak terpengaruh terhadap pandangan orang lain untuk melihat kaya. Sebaliknya, orang kaya yang sesungguhnya tidak akan berusaha untuk menampilkan kekayaannya di depan banyak orang. Mereka tidak perlu pengakuan dari orang banyak untuk dianggap menjadi orang kaya. Karena orang-orang sudah tahu bahwa dirinya kaya.
Tujuan Membeli Barang
Orang yang memiliki mental miskin, ketika membeli barang berdasarkan gengsi dan trend saat ini. Sedangkan orang yang bermental kaya cenderung memilih barang-barang sesuai dengan fungsinya. Bagi seseorang yang memiliki mental kaya, suatu barang bernilai ketika dapat dimanfaatkan dengan baik. Mereka akan membeli sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan gengsi untuk dinilai menjadi kaya.
Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Agar Kamu Tidak Belanja Barang Secara Implusif.
Artikel oleh: Logos Indonesia.