The Clark Doll Test. Rasisme Yang Terinternalisasi Pada Anak Kulit Hitam Afrika-Amerika

The Clark Doll Test. Rasisme yang terinternalisasi pada anak kulit hitam Afrika-Amerika. hasil penelitiannya mampu mengubah dunia pendidikan.

Logos Indonesia Mamie Phipps Clark adalah seorang tokoh psikologi wanita dengan ras kulit hitam yang terkenal pada masanya meneliti isu diskriminasi ras. Topik utama dalam penelitiannya adalah terkait dengan perkembangan anak kulit hitam di sekolah. Adanya segregasi sekolah Pada masa itu mampu mempengaruhi harga diri dan konsep diri anak.

Segregasi sekolah adalah perpisahan sekolah yang didasarkan pada perbedaan warna kulit. Anak-anak kulit hitam dan anak-anak kulit putih belajar secara terpisah. Hal ini mampu menimbulkan pandangan diskriminasi terhadap anak-anak kulit hitam. Karena pada saat itu terdapat pandangan status warga kulit hitam lebih rendah daripada warga kulit putih.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mamie Phipps Clark Sebagai Tokoh Psikologi Perempuan Yang Mampu Mengubah Dunia.

Sehingga dalam penelitiannya lebih berfokus pada efek segregasi dan rasisme pada anak-anak kulit hitam. Hasil penelitian ini sangat berkontribusi dalam menghapuskan aturan segregasi sekolah Pada masa itu hasil penelitiannya dimanfaatkan untuk kesaksian bukti kasus Brown Vs The Board of Education of Topeka.

Sehingga Keputusan mahkamah agung Amerika saat itu memutuskan untuk tidak lagi menetapkan undang-undang pemisahan rasial di sekolah umum. Kasus ini terjadi pada tahun 1954 dan pada saat itu juga menjadi momentum sejarah pendidikan di Amerika tidak ada lagi pemisahan antara anak-anak kulit hitam dan anak-anak kulit putih untuk bersekolah.

Clark dan suaminya, Kenneth mendirikan The Northside Center for Child Development untuk sebagai wadah layanan psikologi terpadu bagi anak-anak kulit hitam dan warga minoritas lainnya.

The Clark Doll Test

The Doll Test. Image by Legal Defense Fund.
The Doll Test. Image by Legal Defense Fund.

The Clark Doll Test merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Clark dan suaminya, Kenneth pada tahun 1940-an. The Clark Doll Test bertujuan untuk melihat efek psikologis dari segregasi sekolah pada anak-anak kulit hitam Afrika-Amerika. Penelitian ini cukup terkenal karena mampu membuktikan bahwa efek rasisme sangat buruk bagi anak-anak. Konsep diri rasisme mulai terinalisasi terhadap anak-anak kulit hitam.

Dalam eksperimennya, Clark menggunakan 4 boneka yang sama, tapi tiap boneka memiliki warna rambut dan warna kulit yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk melihat pandangan anak mengenai konsep rasial. Subjek dalam penelitian ini berusia 3-7 tahun yang bersekolah di segregasi sekolah.

Baca Artikel Kami Lainnya: Stanley Milgram dan Eksperimen Klasik Tentang Kepatuhan.

Anak tersebut diminta untuk memilih boneka mana yang mereka sukai untuk dimainkan. Mereka diminta memilih mana boneka yang paling bagus, yang paling buruk, dan boneka mana yang mirip dengan mereka.

Hasilnya mengejutkan karena mayoritas anak lebih menyukai boneka putih. Mereka menggambarkan karakteristik positif pada boneka putih, Dan menganggap bahwa boneka putih itu adalah boneka yang bagus. Sebaliknya, mereka menganggap boneka hitam adalah boneka yang buruk.

Menurut Clark, anak-anak tersebut telah menginternalisasi konsep prasangka dan diskriminasi dalam dirinya. Sehingga menciptakan perasaan rendah diri dari anak-anak kulit putih. Berdasarkan hasil eksperimen inilah menjadi bukti di persidangan untuk menyatukan kedua ras dalam satu pendidikan.

Menurut Clark, cara efektif untuk mengatasi efek diskriminasi anak yang terinternalisasi adalah dengan meleburkan atau menyatukan kedua ras itu dalam suatu pendidikan. Mengajarkan perbedaan warna kulit bukan suatu hal yang buruk.

Jika kita ulik kembali, kasus Brown vs the Board of Education. Peran Clark dalam memutuskan mata rantai diskriminasi sangat berpengaruh besar. Hingga akhirnya mahkamah agung memutuskan untuk menghapus pemisahan rasial di dalam suatu pendidikan di negara tersebut.

Kontribusi Mamie Phipps Clark Terhadap Psikologi

Gerakan sosial yang dilakukan Mamie Phipps Clark memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap hak-hak sipil khususnya anak-anak kulit hitam. Mamie Phipps Clark dan suaminya, Kenneth telah menciptakan konsep terpisah tapi setara dalam pendidikan. Kesetaraan pendidikan bagi anak-anak kulit hitam membawa pandangan yang baru dalam masyarakat.

Minat dan kontribusi Clark ini juga membawa topik baru dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Mereka mampu menginspirasi penelitian lebih lanjut mengenai topik tersebut di masa setelahnya. Topik tentang Psikologi perkembangan dan perbedaan ras menjadi hal baru.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Memancarkan Inner Beauty. Perilakumu Memancarkan Kecantikanmu.

Namun sungguh disayangkan, kontribusi Clark masih sering diabaikan. Kenyataan bahwa Clark adalah orang kulit hitam dan seorang perempuan sebagai tokoh psikologi. Hal ini didasari pada buku History of Psychology, yang ditulis oleh David Hothersall. Dalam buku itu dijelaskan bahwa psikolog kulit hitam dan wanita yang sangat berkontribusi dalam pergerakan sosial dalam sejarah telah terabaikan.

Pergerakan sosial hak-hak sipil dan rasa keadilan Clark terhadap anak-anak kulit hitam ternyata masih belum bisa mengubah statusnya sebagai orang kulit hitam dan perempuan yang diakui oleh para ahli psikologi lainnya. Walaupun begitu, Mamie Phipps Clark tetap dikenang sebagai seorang tokoh psikologi perempuan yang berhasil mengubah dunia pendidikan bagi kaum minoritas saat itu.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment