5 Tahapan Kesedihan Ketika Menghadapi Kematian Seseorang Yang Dicintainya

5 tahapan kesedihan ketika menghadapi kematian seseorang yang dicintainya. Walaupun sulit untuk diterima, tapi kita harus kuat menghadapinya.

Sosial, Tokoh3618 Views

Logos Indonesia Apa yang terjadi ketika seseorang mengalami kesedihan yang mendalam? Hal ini diteliti oleh Elisabeth Kübler-Ross mengenai tahapan kesedihan yang dialami kebanyakan orang. Elisabeth Kübler-Ross merupakan seorang psikiater keturunan Amerika- Swiss. Pada teorinya, ia mengembangkan tahapan kesedihan berdasarkan pengalaman yang ia lihat.

Walaupun pada saat ini, teori lima tahap kesedihan ini lebih banyak digunakan untuk menjelaskan tahapan kesedihan bagi seseorang yang kehilangan orang yang dicintainya. Tapi awal mula dari pembentukan teori tersebut bukanlah untuk menjelaskan peristiwa kesedihan itu. Pada awalnya, Elisabeth Kübler-Ross membentuk lima tahap kesedihan ini berdasarkan kasus seseorang pasien yang telah didiagnosis memiliki penyakit yang parah. Sehingga pada tahun 1969, Elisabeth Kübler-Ross merumuskan 5 tahapan kesedihan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Yang Harus Diterapkan Dalam Memperlakukan Penderita Skizofrenia Di Rumah.

Walaupun memiliki nama 5 tahapan kesedihan. Tapi dalam kenyataannya, mungkin saja seseorang tidak mengalami tahapan tersebut secara berurutan. Namun terlepas dari itu semua, teori dari Elisabeth Kübler-Ross mengenai 5 tahapan kesedihan ini mampu menjelaskan seseorang yang mengalami kesedihan hingga berhari-hari hingga berbulan-bulan lamanya. Kelima tahapan itu yaitu, penyangkalan (denial), marah (anger), menawar (bargaining), depresi (depression), dan yang terakhir penerimaan (acceptance).

Jadi merupakan hal wajar jika seseorang merasa sedih saat merasa ditinggal oleh kematian seseorang yang ia sayanginya. Namun, kesedihan yang terlalu berlarut-larut Tentu saja tidak baik untuk kesehatan mental dan fisik seseorang itu. Dengan mengetahui lima tahap kesedihan ini. Kita sebagai seseorang yang mengalami atau orang terdekatnya akan mampu memahami rasa kesedihan mereka.

Berikut ini akan dijelaskan kelima tahapan ketika seseorang mengalami kesedihan saat ditinggal oleh kematian seseorang yang ia cintai.

5 Tahapan Kesedihan.
5 Tahapan Kesedihan.

Penyangkalan (Denial)

Hal pertama yang biasa orang alami ketika mengalami kesedihan akibat kematian seseorang yang kita sayangi adalah adanya penyangkalan dari diri sendiri. Penyangkalan ini merupakan akibat dari ketidakpercayaan kita pada kenyataan. Karena terlalu kaget, otak kita menyangkal terhadap peristiwa yang menyakitkan tersebut. Karena kematian seseorang yang kita sayangi adalah menyakitkan. Maka, cara otak untuk melindungi diri dari stres adalah menyangkalnya.

Sebagai contoh, ketika seseorang baru saja mendapatkan kabar bahwa salah satu anggota keluarganya meninggal. Maka kata pertama yang diucapkan orang itu adalah penyangkalan. Bahwa semua itu adalah tidak benar.

Marah (Anger)

Pada tahap ini, seseorang akan merasa marah pada kenyataan yang ada. Dirinya akan sangat marah dan meluapkan semua emosi negatifnya pada segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Hal itu bisa saja berupa ucapan sumpah serapah, merusak barang di sekelilingnya, maupun menyakiti dirinya sendiri. Karena itu pada tahap ini, perlu adanya pengawasan orang luar untuk mengontrol tingkah lakunya. Hal ini untuk menghindari orang tersebut untuk menyakiti dirinya sendiri maupun merugikan orang yang ada di sekitarnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Sering Menutupi Permasalahan Dengan Sikap Tenang, Hati-hati Kamu Kena Duck Syndrome.

Walaupun seseorang yang berada pada tahap ini bersikap kasar dan bersikap marah-marah. Kita sebagai orang terdekatnya tidak boleh menghujatnya atas tindakannya tersebut. Sebisa mungkin untuk menenangkan cerita orang tersebut dengan mendengarkan keluh kesahnya.

Menawar (Bargaining)

Pada tahap ini, seseorang sudah mulai menyadari kenyataan yang ada. Namun, cara menghadapi kenyataan tersebut adalah dengan menawar atau meminta sesuatu yang mungkin bisa menenangkan dirinya. Sehingga pada tahap ini, seseorang akan berpikir bisa lebih tenang jika memenuhi syarat yang ia tawarkan. Namun, pada kenyataannya hal tersebut tidaklah mungkin terjadi. Karena, semua yang ia minta adalah sesuatu yang tidak bisa balik kembali.

Sebagai contoh, seseorang yang baru saja ditinggalkan oleh seseorang yang ia cintai. Ia meminta, “Andai saja saya bisa bertemu dengannya sebelum ajal menjemputnya. Saya tidak akan meminta apa-apa lagi”. Permintaan tersebut adalah cara seseorang untuk menenangkan dirinya sendiri.

Depresi (Depression)

Pada tahap ini, menjadi tahap penerimaan dengan emosi negatif terhadap kenyataan yang ada. Seseorang yang mengalami tahap ini akan mengalami emosi negatif selama beberapa hari hingga akhirnya menerima kenyataan yang ada. Tahap ini menjadi tahap yang cukup beresiko bagi seseorang yang mengalaminya. Hal ini karena pikiran negatif akan terus muncul di dalam pikirannya. Seperti “Bagaimana diriku hidup tanpa dirinya?”, “Aku tidak bisa apa-apa tanpa dirinya”. Walaupun begitu, pada tahap ini menjadi proses menuju arti dari dirinya yang harus bersikap optimis. Untuk mencapai hal tersebut, perlunya dukungan orang sekitar dalam menyadari hal tersebut.

Penerimaan (Acceptance)

Pada tahap ini, menjadi tahap penerimaan secara positif terhadap peristiwa yang ia alami. Ia sudah mulai menyadari arti penting dari dirinya secara mandiri bisa terlepas dari orang yang ia sayangi. Seseorang sudah bisa bersikap optimis dan memulai hidup barunya kembali. Namun bukan berarti dirinya melupakan orang tersayangnya pada kematian. Melaikan menjadi kenangan yang tidak terlupakan dari kehidupannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenalan Yuk Dengan Terapi Fobia Yang Biasa Dilakukan Oleh Terapis.

Artikel oleh: Logos Indonesia.