Logos Indonesia – Stress merupakan reaksi seseorang secara fisik maupun secara emosional terhadap suatu masalah. Stress biasanya muncul karena ketidaksesuaian harapan dan realita. Setiap manusia tentu memiliki kapasitas menangani masalah yang berbeda-beda. Saat menghadapi sebuah masalah, stress merupakan respon yang normal. Namun, bagaimana caranya agar stress itu tidak membawa dampak negatif untuk kehidupan.
Stress pada umumnya dikenal membawa dampak negatif bagi fisik maupun mental kita. Namun, tahukah kamu bahwa stress itu tidak selamanya negatif. Stress sendiri terbagi dua berdasarkan dampaknya, yaitu distress dan eustress.
Distress merupakan salah satu bentuk stress yang memberikan respon fisik maupun emosional secara negatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Distress ini merupakan tipe jenis stress yang cukup sering dialami dan biasa disebut “stress” tanpa mengetahui bahwa stress sendiri memiliki jenis yang lain.
Jenis lain dari stress adalah eustress. Eustress merupakan kebalikan dari stress, yaitu respon terhadap masalah secara positif. Mungkin cukup asing bagi sebagian orang, karena selama ini stress dikenal dengan hal-hal negatif saja.
Jika distress dalam menghadapi masalah cenderung kelelahan dan tidak memiliki semangat, eustress malah menghadapi masalah dengan penuh semangat dan berenergi. Eustress sendiri justru membuat kita semakin cepat dalam penyelesaian masalah. Dengan demikian, tidak selama stress itu membawa dampak negatif dalam kehidupan kita.
Di tempat kerja kita akan dihadapkan dengan berbagai tuntutan untuk menyelesaikan tugas yang ada. Stress akan hadir seiring dengan adanya tuntutan tersebut. Namun, setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapinya. Ada yang menghadapi dengan eustress, dan ada juga yang menanggapi dengan distress.
Perbedaan Eustress dan Distress
Perbedaan yang paling menonjol antara distress dan eustress adalah cara menanggapi masalah yang ada. Distress menanggapi dengan hal-hal negatif, dan eustress menanggapi dengan hal-hal positif. Hal inilah yang membuat distress dikenal dengan stress negatif, dan eustress adalah stress positif.
Jika dilihat dari segi durasi, eustress cenderung akan berlangsung singkat. Hal ini dikarenakan adanya semangat dalam menyelesaikan masalah membuat masalah itu semakin cepat terselesaikan. Lain halnya dengan distress, distress membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama. Hal ini cukup manusiawi, karena manusia cenderung akan menghindari hal-hal yang membawanya ke dalam kenegatifan. Karena permasalahan tersebut dihadapi dengan negatif, perasaan untuk menjauh dari masalah akan lebih tinggi. Alih-alih masalah terselesaikan, justru malah membawa pikiran yang jauh lebih panjang.
Distress dapat terjadi disaat seseorang sedang merasakan kurang percaya diri. Sedangkan eustress justru muncul saat seseorang sedang percaya diri. Berdasarkan tingkat kesulitannya juga eustress memang akan merasakan frustasi dan khawatir, namun dibalik itu juga ada rasa antusias untuk menyelesaikan masalah. Tapi, distress akan menanggapi masalah itu dengan kecemasan, panik, dan putus asa.
Jika dilihat sekilas saja, distress dan eustress memang sangat berbeda. Walaupun keduanya sama-sama bagian dari stress.
Contoh Distress di Tempat Kerja
Cukup banyak hal-hal yang membuat stress di tempat kerja, seperti atasan yang banyak mau, rekan kerja yang tidak kooperatif, atau bahkan tumpukkan tugas yang tidak pernah selesai. Hal-hal tersebut bisa menjadi pemicu munculnya stress di tempat kerja, atau yang biasa dikenal dengan stress kerja.
Saat kamu mendapatkan tambahan beban kerja dan membuat semua pekerjaan mu terbengkalai, pikiranmu semakin penuh, tidak bisa mengatur waktu, frustasi, bahkan merasa ingin menyerah dengan semua pekerjaan itu. Respon semacam itulah yang dinamakan distress.
Contoh lainnya adalah atasanmu meminta kamu untuk ke ruangannya, di dalam sana kamu dimarahi habis-habisan karena kecerobohan mu dalam mengerjakan tugas. Kamu keluar dari ruangan atasan mu dengan perasaan sedih, bersalah, merasa tidak berguna, atau bisa juga kamu menyalahkan orang lain akan kejadian tersebut. Kejadian semacam ini menandakan kalau kamu menanggapi masalah dengan distress atau stress negatif.
Tidak sulit untuk mengerti mengenai distress, karena jenis stress yang kita kenal selama ini adalah distress tanpa memahami bahwa ada jenis lain dari stress tersebut.
Contoh Eustress di Tempat Kerja
Seperti yang telah diketahui bahwa eustress merupakan respon masalah yang berkebalikan dengan distress. Merasa bersemangat dalam mengerjakan tugas bisa jadi adalah respon dari eustress yang kamu miliki.
Jika distress merespon tambahan kerja dengan frustasi, eustress justru akan semakin bersemangat dalam bekerja. Hasilnya, sebanyak apapun tambahan kerja yang dibebankan kepadanya, semuanya akan terselesaikan dengan baik. Produktivitas eustress akan meningkat dalam merespon masalah ini.
Saat mendapat teguran, eustress akan menganggap hal itu sebagai bagian dari pembelajaran. Eustress akan mencoba memahami dimana kesalahannya dan mulai membenahi kesalahan-kesalahan tersebut.
Cukup bertolak belakang memang dengan respon yang diberikan oleh distress. Namun, merespon masalah dengan eustress tidak semudah yang kita bayangkan. Dibutuhkan kemampuan berpikir positif dan kepercayaan diri yang tinggi.
Dengan melakukan manajemen stress yang baik akan membantu kamu mengelolah keduanya. Namun jika kamu tidak dapat mengatasinya, terlebih lagi jika hal tersebut sudah mengganggu dirimu dan orang disekitarmu, jangan ragu untuk meminta bantuan ke ahlinya. Misalnya dengan mengunjungi klinik konsultasi psikologi, atau melakukan konseling online.
Baca Artikel Kami Lainnya : Kenali Fatigue Kondisi Medis yang Dapat Mengganggu Kinerja Kerja Anda