Logos Indonesia – Pica disorder adalah suatu gangguan makan dimana seseorang merasa ingin dan tidak bisa menahan diri untuk memakan benda-benda yang bukan makanan dan tidak memiliki nilai gizi atau manfaat. Hal ini bisa terjadi karena adanya kekurangan zat tertentu dalam tubuh — cara tubuh memberitahu kamu bahwa kamu membutuhkan lebih banyak nutrisi.
Pica disorder bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti keracunan, sumbatan usus, kerusakan gigi, kekurangan gizi, dan infeksi parasit. Oleh karena itu, pica disorder harus segera diatasi sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Cara Menanggapi Teman yang Terlalu Merasa Dirinya Paling Sengsara?
Gejala utama dari pica disorder adalah keinginan yang kuat dan tidak wajar untuk memakan benda-benda yang bukan makanan. Gejala ini harus berlangsung selama lebih dari satu bulan pada usia dimana memakan benda-benda tersebut dianggap tidak sesuai dengan perkembangan, tidak menjadi bagian dari budaya atau tradisi, dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis.
Untuk membedakan antara pica disorder dan kebiasaan normal anak-anak yang suka memasukkan benda-benda ke mulut mereka. Maka kita perlu memperhatikan frekuensi dan durasi perilaku anak. Selain itu, kota juga perlu memahami jenis benda yang dimasukkan anak ke mulutnya. Bagaimana reaksi anak saat diminta untuk berhenti atau mengeluarkan benda dari mulutnya. Tentu saja hal tersebut perlu di waspadai. Maka dari itu, ada baiknya kita lebih paham mengenai pica disorder tersebut.
Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai cara membedakan pika disorder dan kebiasaan normal pada anak-anak seusianya. Ingatlah bahwa anak-anak di masa pertumbuhan perlu lebih diperhatikan lebih dalam. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi apa-apa saat sedang bermain di kondisi lingkungan di sekitarnya. Jadi mari kita langsung saja mengetahui perbedaannya.
Cara Membedakan Pica Disorder dan Kebiasaan Normal Anak-Anak
Memasukkan benda-benda ke mulut adalah hal yang normal bagi bayi dan anak-anak kecil. Hal ini merupakan bagian dari eksplorasi dan pembelajaran mereka tentang dunia sekitar mereka. Biasanya, anak-anak akan berhenti melakukan hal ini seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman mereka.
Namun, jika anak-anak terus-menerus memasukkan benda-benda ke mulut mereka setelah usia 2 tahun atau lebih, maka hal ini bisa menjadi tanda adanya pica disorder. Beberapa cara untuk membedakan antara pica disorder dan kebiasaan normal anak-anak adalah:
Perhatikan frekuensi dan durasi perilaku anak.
Jika anak hanya sesekali memasukkan benda-benda ke mulutnya dan segera mengeluarkannya atau mengunyahnya tanpa menelannya, maka hal ini mungkin masih normal. Tetapi jika anak sering dan lama memasukkan benda-benda ke mulutnya dan menelannya secara sengaja, maka hal ini mungkin menunjukkan adanya pica disorder.
Perhatikan jenis benda yang dimasukkan anak ke mulutnya
Jika anak hanya memasukkan benda-benda yang aman dan tidak berbahaya, seperti mainan atau makanan ringan, maka hal ini mungkin masih normal. Tetapi jika anak memasukkan benda-benda yang beracun, tajam, kotor, atau tidak higienis, seperti sabun, kapur, tanah, atau kaca, maka hal ini mungkin menunjukkan adanya pica disorder.
Perhatikan reaksi anak saat diminta untuk berhenti atau mengeluarkan benda dari mulutnya
Jika anak mau mengikuti permintaan orang tua atau pengasuhnya dan tidak menunjukkan keinginan untuk memasukkan benda tersebut lagi ke mulutnya, maka hal ini mungkin masih normal. Tetapi jika anak menolak untuk berhenti atau mengeluarkan benda dari mulutnya dan menjadi marah atau rewel saat diminta untuk melakukannya, maka hal ini mungkin menunjukkan adanya pica disorder.
Jika kamu mencurigai bahwa anak kamu atau anak yang kamu kenal memiliki pica disorder, sebaiknya kamu segera membawanya ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan biarkan pica disorder berlanjut tanpa penanganan karena bisa membahayakan kesehatan dan perkembangan anak.
Pahami Perkembangan Anak Sesuai Usia Anak
Terjadinya pica disorder pada anak dapat terkait dengan tugas perkembangan yang sedang mereka hadapi. Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah. Misalnya, anak sedang menjelajahi dunia melalui indera mereka. Mereka cenderung memasukkan berbagai objek ke dalam mulut untuk menggali pengalaman sensorik dan memahami dunia di sekitar mereka. Namun, jika perilaku ini berlanjut. Dimana anak terus-menerus mengonsumsi benda-benda yang tidak seharusnya dimakan. Maka hal itu bisa menjadi indikasi adanya pica disorder.
Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Menanggapi Teman yang Terlalu Drama dalam Menanggapi Sesuatu.
Selain itu, pada usia prasekolah. Anak juga sedang mengalami proses pematangan sensori motorik dan perkembangan kognitif yang pesat. Mereka mulai memiliki rasa ingin tahu yang besar. Peningkatan kemampuan untuk membedakan benda-benda. Namun, jika anak tidak memahami perbedaan antara makanan dan benda non-makanan. Atau jika mereka tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keselamatan dan kebersihan. Maka mereka berisiko mengembangkan pica disorder.
Dalam tugas perkembangan anak, penting bagi mereka untuk belajar membedakan antara benda makanan dan benda-benda lainnya. Kemudian mengembangkan kesadaran tentang kesehatan dan kebersihan. Jika anak gagal dalam tugas-tugas ini. Maka mereka mungkin lebih rentan terhadap pica disorder. Oleh karena itu, pendidikan yang tepat tentang makanan, pengenalan benda-benda berbahaya, dan pengawasan yang baik dari orang tua dan pengasuh dapat membantu anak memahami batasan dan meminimalisir risiko terjadinya pica disorder.
Artikel oleh: Logos Indonesia.