Teori Kognitif Aaron Beck Mengenai Depresi

Teori kognitif Aaron Beck mengenai depresi. Seorang yang mengalami depresi cenderung memiliki pemikiran negatif terhadap segala hal.

Klinis, Tokoh7869 Views

Logos Indonesia Aaron Beck merupakan tokoh psikologi pencetus dari terapi kognitif yang lahir pada tahun 1921 di Amerika Serikat. Suatu pendekatan kognitif yang banyak digunakan dalam mengatasi depresi seseorang. Terapinya ini menekankan pada tiga cara pandang seseorang yang mengalami depresi secara umum. Pandangan negatif tersebut yaitu pandangan negatif terhadap diri sendiri, terhadap dunia dan masa depan.

Dalam tesis yang dibuat oleh Aaron Beck, bahwa seseorang yang mengalami depresi cenderung melihat segala sesuatu secara negatif dan tidak realistis. Pikiran tersebut terus berulang dan memicu perilaku bermasalah dan mempertahankan emosi negatif itu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Mengatasi Pikiran Overthinking.

Menurut Beck, orang yang mengalami depresi memandang diri mereka tidak berguna, tidak berharga. Sedangkan dalam memandang dunia, mereka menganggap dunia itu tidak ramah bagi mereka dan menyakitkan. Selain itu, ketika mereka memandang masa depan, yang ada di benak mereka hanyalah kesulitan dan keputusan. Melalui pikiran negatif itu, mereka tidak mampu menemukan jalan keluar untuk masa depan mereka.

Menurut Beck, pemikiran negatif itu muncul akibat dari bias kognitif. Maksudnya adalah pikiran negatif itu terjadi karena kesalahan dalam menetapkan tujuan. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi sering dikaitkan dengan penetapan tujuan yang tidak masuk akal untuk mereka raih. Akibatnya, mereka tidak mampu untuk mencapai tujuan itu. Alhasil, penilaian negatif terhadap diri sendiri terus menetap. Sehingga, pemahaman mengenai pola pikir dalam menentukan tujuan yang rasional perlu disadari.

Melalui terapi kognitif Beck, seorang yang mengalami depresi mampu meluruskan pola pikir negatif tersebut. Dalam prosesnya, pasien akan diajari untuk menyadari dan mencocokkan penilaian mereka dengan realitas yang ada. Sehingga mereka menyadari bahwa pikiran negatif tersebut tidaklah benar. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam mengenai penyebab depresi dari sisi kognitif si penderita melalui teori yang dikemukakan oleh Aaron Beck.

Teori Beck Mengenai Depresi

Menurut Beck, proses berpikir menjadi salah satu faktor penyebab depresi. Hal ini karena banyak sekali ditemukan seseorang yang mengalami depresi memiliki penyimpangan dalam menginterpretasi sesuatu secara negatif. Pemikiran negatif ini dapat terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja. Pada saat itulah seseorang mulai mengembangkan pikiran negatif dari peristiwa yang ia alami. Ketika masa kanak-kanak, peristiwa seperti penolakan sosial dari teman sebaya dan orang tua, mendapatkan kritikan dari guru, dan peristiwa penolakan lainnya yang sering terjadi dapat memicu terjadinya depresi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Dismorfik Tubuh Dan Standar Kecantikan.

Setiap orang memiliki skema peristiwa negatifnya tersendiri. Hanya saja, setiap orang itu juga merespon terhadap peristiwa negatif secara berbeda. Ada yang menafsirkan dalam bentuk pemikiran yang menyimpang. Ada juga yang menganggap sebagai angin lalu. Dan ada juga yang menganggap sebagai proses pembelajaran kehidupan. Intinya setiap orang memiliki pilihan yang masing-masing untuk bersikap. Namun, seseorang cenderung mengalami depresi jika merespon peristiwa negatif dengan pemikiran yang salah terhadap realita yang ada. Mereka memahami realita yang ada terhadap dirinya dengan cara negatif, seperti menyalahkan diri sendiri, kehidupannya selalu tidak beruntung, dan pikiran negatif lainnya.

Pemikiran negatif dan kesalahan menafsirkan situasi akan membentuk negatif Triad. Menurut Beck, negatif Triad adalah pandangan yang sangat negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan. Seorang yang mengalami depresi menganggap dirinya tidak mampu menghadapi segala kesulitan yang ada. Sehingga, Mereka cenderung menghindari dan menolak tuntutan dan tanggung jawab. Berikut ini adalah penyimpangan kognitif menurut Beck.

Arbitrary Inference (Kesimpulan Yang Subjektif)

Merupakan penyimpangan kognitif yang terjadi akibat dari kesimpulan tanpa bukti atau hubungan sama sekali. Sebagai contoh, seseorang yang menyimpulkan bahwa hari ini adalah hari sialnya dan dirinya tidak berguna ketika hujan turun saat pergi bekerja. Peristiwa hujan tersebut tidaklah berhubungan dengan kesimpulannya mengenai dirinya sendiri.

Selective Abstraction (Abstraksi Selektif)

Penyimpangan kognitif berdasarkan hanya satu faktor daripada melihat banyak faktor. Seseorang menyimpulkan dirinya tidak berguna, hanya dari satu kesalahan saja. Sedangkan ia tidak melihat banyak keberhasilan sebelum kegagalan itu terjadi. Sebagai contoh, seseorang yang bekerja di pabrik mengalami kegagalan pada satu produk yang ia buatnya. Kegagalan suatu produknya ini ditafsirkan secara negatif dalam dirinya tidak berguna.

Overgeneralisasi

Merupakan penyimpangan kognitif akibat kesimpulan menyeluruh berdasarkan suatu peristiwa tunggal yang tidak penting. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap dirinya bodoh karena tidak mampu mendapatkan nilai yang baik di satu mata pelajaran.

Magnifikasi Dan Minimisasi

Merupakan pemikiran kognitif yang melebih-lebihkan dalam menilai kinerja. Magnifikasi terjadi ketika seseorang melebih-lebihkan kerusakan mobil (hanya goresan kecil di bemper belakang mobil). Ia menganggap dirinya tidak mampu melakukan apapun dengan benar. Sedangkan minimisasi adalah menganggap dirinya rendah, walaupun sebenarnya dirinya memiliki banyak prestasi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Gangguan Somatoform, Merasa Memiliki Penyakit Fisik, Namun Tidak Terdeteksi Secara Medis.

Asnawi, Ahmad. (2019). 50 Tokoh Psikologi Dunia: Gagasan Dan Pemikiran Mereka. Jawa Tengah: Desa pustaka Indonesia.

Davison, G.C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment